Dulu Berprestasi dan Diundang ke Istana, Kini Misri Jadi Tersangka Kausus Kematian Brigadir Nurhadi

Dulu Berprestasi dan Diundang ke Istana, Kini Misri Jadi Tersangka Kausus Kematian Brigadir Nurhadi

SERAMBINEWS.COM-Nama Misri Puspita Sari tengah menjadi sorotan publik setelah ditetapkan sebagai salah satu tersangka dalam kasus kematian Brigadir Muhammad Nurhadi.

Saat ini, Misri ditahan di Rutan Polda NTB bersama dua anggota kepolisian lainnya, yaitu Kompol I Made Yogi Purusa Utama dan Ipda Haris Suchandra, sejak Rabu, 2 Juli 2025.

Penetapan status tersangka tersebut menjadi pukulan berat bagi keluarganya, terutama sang ibu.

Namun, di balik berbagai pemberitaan dan pandangan publik, sedikit yang mengetahui bahwa Misri memiliki latar belakang yang tak bisa dianggap remeh.

Baca juga: Curhat Istri Kompol Yogi Sebelum Kematian Nurhadi, Singgung Soal Takdir dan Kepercayaan

Sebelum namanya mencuat dalam kasus kematian Brigadir Muhammad Nurhadi, Misri Puspita Sari dikenal sebagai sosok yang berprestasi.

 Ia pernah menorehkan berbagai penghargaan di bidang akademik maupun kegiatan sosial.

Prestasinya bahkan mengantarkannya diundang langsung oleh Presiden Joko Widodo ke Istana Negara, sebuah pencapaian yang tidak mudah dan jarang diraih.

Namun kini, publik bertanya-tanya, Siapa sebenarnya Misri Puspita Sari?

Bagaimana perjalanan hidupnya hingga akhirnya terseret dalam kasus yang begitu mengguncang perhatian nasional?

Baca juga: TERUNGKAP! Brigadir Nurhadi Sempat Bongkar Tabiat Asli Kompol Yogi Sebelum Tewas Dibunuh

Siapa Misri Puspita Sari?

Misri Puspita Sari lahir dan dibesarkan dalam lingkungan yang jauh dari kemewahan.

Ia tumbuh di sebuah rumah kontrakan sederhana di kawasan Kecamatan Danau Sipin, Kota Jambi.

 Rumah berkontruksi kayu dengan atap genteng tanah liat yang mulai rapuh itu menjadi saksi perjalanan hidup Misri dari kecil hingga remaja.

Di hunian sederhana yang memiliki dua pintu itu, Misri menjalani masa pertumbuhannya layaknya anak-anak lain.

Kehidupannya tak dilimpahi fasilitas istimewa, namun ia tetap tumbuh sebagai pribadi yang apa adanya.