Daftar 10 Produk AS Bakal Bebas Bea Masuk ke RI: Kedelai, Pesawat, Minyak Bumi hingga Batu Bara

Dalam pernyataannya, Trump menyebut kesepakatan itu sebagai “pencapaian besar” dalam hubungan dagang antara kedua negara.

Editor: Faisal Zamzami
Facebook The White House
TRUMP DI GEDUNG PUTIH - Foto diambil dari Facebook The White House, Sabtu (21/6/2025), memperlihatkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dalam postingan yang diunggah pada Jumat (20/6/2025). 

SERAMBINEWS.COM - Sepuluh produk unggulan Amerika Serikat (AS), mulai dari komoditas pertanian hingga pesawat terbang, akan bebas masuk ke Indonesia tanpa dikenakan tarif bea masuk.

Kebijakan ini merupakan bagian dari kesepakatan dagang terbaru antara Indonesia dan AS, menyusul keputusan Presiden AS Donald Trump menurunkan tarif resiprokal dari 32 persen menjadi 19 persen.

Langkah tersebut diumumkan langsung oleh Trump lewat platform media sosial Truth Social, Selasa (15/7/2025) waktu setempat.

Dalam pernyataannya, Trump menyebut kesepakatan itu sebagai “pencapaian besar” dalam hubungan dagang antara kedua negara.

“Kami tidak akan membayar tarif apa pun. Jadi mereka memberi kami akses ke Indonesia, yang tidak pernah kami miliki,” ujar Trump seperti dikutip dari CNBC, Rabu (16/7/2025).

“Itu mungkin bagian terbesar dari kesepakatannya. Dan bagian lainnya adalah mereka akan membayar 19 persen,” lanjutnya.

Sebagai bagian dari komitmen dalam perjanjian ini, Indonesia sepakat membebaskan tarif bea masuk untuk sejumlah produk yang diproduksi langsung di AS.

Trump juga menyebut bahwa Indonesia telah setuju membeli energi AS senilai 15 miliar dollar AS, produk pertanian sebesar 4,5 miliar dollar AS, serta 50 unit pesawat Boeing — sebagian besar tipe 777.

Baca juga: Trump Cekik Indonesia dengan Tarif Impor 19 Persen, Imbalannya, Beli Energi AS & 50 Boeing 777

Produk AS yang Bebas Bea Masuk

Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menyampaikan, produk yang mendapat tarif 0 persen adalah barang-barang strategis yang memang selama ini menjadi tulang punggung perdagangan bilateral.

Menurut Bhima, produk yang diuntungkan antara lain suku cadang pesawat, mesin, plastik, farmasi, BBM, LNG, elpiji, serta komoditas pertanian seperti kedelai, gandum, dan jagung.

Namun, tidak semua produk asal AS masuk daftar bebas tarif. Misalnya, iPhone tidak termasuk karena diproduksi di China meskipun mereknya dari AS.

“Dampak dari 0 persen tarif produk Amerika itu bukan iPhone-nya yang murah, karena iPhone made in China. Banyak produk bermerek AS yang produksinya justru di luar negeri,” kata Bhima kepada Kompas.com, Kamis (17/7/2025).

 

Daftar 10 Produk AS yang Diandalkan RI

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Tauhid Ahmad, menyoroti ketergantungan tinggi Indonesia terhadap sepuluh produk utama dari AS.

Ia mengatakan setidaknya ada sepuluh produk unggulan Paman Sam yang saat ini digunakan di dalam negeri. 

“Ada sepuluh komoditas top yang membuat Indonesia bergantung pada AS,” ujar Tauhid.


Berikut sepuluh komoditas impor Indonesia dari AS dan tingkat ketergantungannya:

 

1.Kedelai – ketergantungan 89,1 persen

2.Butana cair – 54,1 persen

3.Propana cair – 53,2 persen

4.Minyak bumi mentah – 4,7 persen

5.Batu bara bituminus – 15,9 persen

6.Ampas hasil penyulingan atau fermentasi – 92,5 persen

7.Etilena tak jenuh – 24,9 persen

8.Pesawat terbang (berat > 15.000 kg) – 76,7 persen

9.Tepung, bubur, dan pelet – 58,3 persen

10.Bubur kayu kimia (soda/sulfat) – 36,3 persen

Dampak bagi Pasar Domestik

Meskipun konsumen akan menikmati harga yang lebih murah, Bhima mengingatkan bahwa banjir produk impor bisa mengancam produsen lokal, terutama di sektor pertanian dan peternakan.

Misalnya, produk susu dan olahan susu dari dalam negeri berpotensi kehilangan pasar karena kalah bersaing dengan produk dari AS.

Hal serupa bisa terjadi pada jagung dan kedelai lokal, yang sudah sangat bergantung pada impor.

“Konsumen senang, tapi petani kedelai tentunya juga akan menjerit dengan tarif 0 persen dari barang Amerika,” ujar Bhima.

Ia juga menambahkan, sebelum adanya kesepakatan ini pun Indonesia sudah menjadi negara tujuan ekspor nomor 7 untuk produk dairy AS.

Kini, dengan tarif 0 persen, tekanan terhadap produsen lokal akan semakin berat.

 

Baca juga: Bupati Safaruddin Ditunjuk Jadi Korwil Aceh APKASI, Ketua DPRK Abdya: Sosok Inspiratif dan Mampu

Baca juga: 31 Sekolah di Nagan Raya Terima Laptop Chromebook, Berikut Nama dan Jumlahnya

Baca juga: Mantan Rektor UGM Tarik Pernyataannya Soal Ijazah Palsu Jokowi, Benarkah Upaya Pembungkaman?

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved