Wawancara Eksklusif

Wali Nanggroe Aceh, Perlu Tim Adhoc Awasi Dana Otsus Aceh

Selengkapnya hasil wawancara bersama Malik Mahmud ini dapat disaksikan dalam bentuk video wawancara di kanal Youtube Serambinews.com

|
Editor: mufti
COVER KORAN SERAMBI INDONESIA
HEADLINE SERAMBI INDONESIA EDISI 20250721 

PENYALURAN dan pengelolaan dana Otonomi Khusus (Otsus) Aceh belakangan ini kembali menjadi sorotan publik. Sejak bergulirnya dana tersebut, berbagai kalangan menilai manfaatnya belum sepenuhnya dirasakan oleh masyarakat. Penilaian itu bahkan juga turut dilontarkan oleh Wali Nanggroe Aceh, Tgk H Malik Mahmud Al Haytar. 

Mantan Perdana Menteri Gerakan Aceh Merdeka (GAM) itu mengaku kecewa dengan pemanfaatan dana otsus selama ini. Menurutnya, anggaran besar yang sudah melebihi Rp 100 triliun sejak disalurkan dari tahun 2008, belum menghadirkan pembangunan sebagaimana mestinya. Lebih sayangnya, anggaran ini akan berakhir di 2027 mendatang jika tidak diperpanjang.

Untuk itu, di tengah perjuangan perpanjangan dana Otsus ini Malik Mahmud mengusulkan agar ke depan dapat dibentuk tim pengawas adhoc yang bersifat independen dan profesional. Tim ini nantinya terdiri atas unsur pemerintah pusat, pemerintah Aceh, Lembaga Wali Nanggroe, dan sejumlah tenaga ahli dari berbagai bidang. Tim tersebut diharapkan mampu memastikan pengelolaan dana Otsus berjalan transparan, akuntabel, dan benar-benar berpihak pada kepentingan rakyat Aceh.

Hal tersebut disampaikan Malik Mahmud dalam wawancara eksklusif bersama Pemimpin Redaksi Serambi Indonesia Zainal Arifin M Nur, yang berlangsung di Ruang VIP Rumah Makan Aceh Tulen, Aceh Besar, Sabtu (19/7/2025).

Selengkapnya hasil wawancara bersama Malik Mahmud ini dapat disaksikan dalam bentuk video wawancara di kanal Youtube Serambinews.com. Berikut petikan wawancara yang telah disederhanakan oleh reporter Serambi Indonesia: 

Bagaimana hubungan Aceh dengan pemerintah pusat saat ini?

Pada saat ini saya rasa hubungan kita baik sekali dengan Pak Prabowo dan jajarannya. Malahan hubungan saya secara pribadi dengan Pak Prabowo baik sekali, dan sekarang ini di Aceh Gubernur kita Muzakir Manaf, beliau itu adalah anak buah ya. Mantan daripada Panglima GAM, malahan beliau itu saya yang melantiknya sebagai Panglima. 

Muzakir Manaf saya lihat memang seorang yang baik sekali karakternya. Kemudian dia setia kepada perjuangan dan juga kepada rakyat yang dipimpinnya. Dan saya juga merasa syukur Alhamdulillah bahwa beliau ini telah terpilih sebagai Gubernur Aceh. Selain daripada itu Muzakir Manaf hubungannya dengan Pak Prabowo juga baik dengan jajarannya. Jadi ini adalah kesempatan bagi kita di Aceh ini untuk membangun Aceh yang sebenar-benarnya, yang terukur dan terarah. 

Apa pendapat Wali dibalik kembalinya ke Aceh empat pulau di Singkil? 

Saya bicara masalah Aceh ini dari sejarah. Karena lama sebelum kita dengar adanya satu negara yang namanya Indonesia, Aceh sudah berdiri sejak masa Kesultanan, dan daerah-daerahnya memang luas sekali. Daerah persatuan meliputi di Semenanjung, sampai ke Kepri, ke Barat, sampai ke Bengkulu. Itu zaman silam, waktu kita berperang dengan Portugis untuk menyelamatkan daerah kita yang dikuasai oleh orang luar. 

Waktu zamannya Belanda menyerang Aceh di generasi perang tahun 1873. Daerah Aceh itu memang sudah mengecil lebih kurang seperti yang sekarang ini, termasuk pulau-pulau itu. Malahan sebagian daripada daerah sekarang di Sumatera Utara, di daerah Langkat itu, itu daerah Aceh. Jadi dalam peta Belanda itu kalau di daerah Timur itu perbatasannya di Gebang. Jadi sekarang sudah masuk Sumatera Utara, jadi kita tidak persoalkan. Jadi masalah pulau ini memang dari dulu Aceh punya. Jadi saya berdiri menurut sejarah Aceh. Jadi saya juga melihat masalah pulau ini kalau tidak ditangani dengan baik, akan menjadi masalah besar. Ini seolah-olah diadu-dombakan Sumatera Utara dengan Aceh agar jadi suatu konflik. Ini kan nanti jadi perang suku lagi. Ini yang saya lihat begitu yang akan terjadi. 

Bagaimana pandangan wali soal adanya pihak yang mencoba memantik masalah di tengah harmonisnya hubungan Aceh dengan pemerintah pusat?

Kita sebagai orang Aceh, semua perangkat, harus tahu apa kepentingan kita untuk ke depan, untuk anak cucu kita. Apa yang kita sedang lakukan? Pemerintah Aceh, Muzakir Manaf sedang berupaya bersama perangkat-perangkatnya, termasuk saya juga. Begitu juga Pak Prabowo, misinya kan Indonesia supaya maju ke depan. Bagi kita sebagai orang Aceh, kita majukan Aceh untuk kita. Adanya adu domba ini biasa saja, kalau di perkampungan itu ada antara rumah ini dengan rumah itu kan biasa ada kejadian. Jadi kita jangan begitu lah, pikiran kita harus luas. Kita harus wise (bijak), ini untuk kepentingan bangsa Aceh untuk anak cucu kita. Jangan sampai masalah kecil dimanfaatkan untuk menghancurkan cita-cita terutama generasi Aceh.

Bagaimana pendapat wali soal perpanjangan dana Otsus Aceh?

Saya rasa memang diperlukan, karena kalau dana Otsus diteruskan kita dapat membangun Aceh yang kita inginkan, baik ekonominya, infrastrukturnya, sosial budayanya, dan lain-lainnya kan. Memang kita akui dan saya sendiri kecewa sebenarnya selama ini Pemerintah Aceh tidak mampu membangun Aceh sebagaimana yang seharusnya dengan begitu banyak uang Otsus. Setelah saya meneken perjanjian damai dengan RI, diberikan dana khusus untuk Aceh cepat membangun. Tetapi apa yang kita lihat, malah kebalikan. Jadi saya sebenarnya cukup kecewa karena saya lihat tidak ada pembangunan Aceh yang dapat saya banggakan sebagaimana cita-cita saya. 

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved