Breaking News

Video

VIDEO Taktik Baru Iran Balas Dendam Atas Agresi AS-Israel dengan Nuklir dan Sanksi PBB

Iran, bersama dengan sekutunya Rusia dan Tiongkok, dijadwalkan bertemu hari ini, Selasa (22/7) membahas program nuklir Teheran

Editor: Fadia Azzahara

SERAMBINEWS.COM - Iran, bersama dengan sekutunya Rusia dan Tiongkok, dijadwalkan bertemu hari ini, Selasa (22/7), untuk membahas program nuklir Teheran dan risiko pengaktifan kembali sanksi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di bawah mekanisme snapback. 

Pertemuan ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan setelah Inggris, Prancis, dan Jerman (E3) mengancam akan memberlakukan kembali sanksi internasional jika tidak ada kemajuan signifikan dalam program nuklir Iran hingga akhir Agustus.

Baca juga: VIDEO Zionis Kembali Perang Saudara! Pemukim Yahudi Geruduk hingga Lempari Polisi Israel Bom Molotov

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Esmaeil Baghaei, seperti dikutip Al Arabiya pada Senin (21/7), menyatakan bahwa pertemuan ini juga akan membahas dugaan "keheningan" negara-negara tersebut terhadap agresi Amerika Serikat dan Israel

Pertemuan ini memunculkan pertanyaan tentang apakah ini merupakan sinyal dukungan terang-terangan dari Rusia dan Tiongkok terhadap Iran.

Selain pertemuan trilateral hari ini, Teheran juga akan mengadakan perundingan terpisah dengan E3 dan Uni Eropa pada Jumat (25/7) di Istanbul. Iran menuntut penjelasan dari negara-negara tersebut atas apa yang mereka sebut sebagai kebungkaman terhadap agresi AS dan Israel.

Baca juga: VIDEO Bawa Misi Perangi AS-Israel dan Stop Agresi di Gaza, Kapal Perang Rusia-China Tiba di Iran

Di sisi lain, Iran menegaskan tidak ada rencana untuk melanjutkan negosiasi dengan Amerika Serikat, menyusul lima putaran pembicaraan tidak langsung yang terhenti setelah serangan Israel bulan lalu.

Ancaman sanksi PBB melalui mekanisme snapback memungkinkan salah satu pihak dalam kesepakatan nuklir Iran untuk mengaktifkan kembali semua sanksi PBB terhadap Teheran jika Iran dianggap melanggar komitmennya. 

Situasi ini menambah kompleksitas dalam upaya diplomatik untuk menahan program nuklir Iran dan menjaga stabilitas di Timur Tengah.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved