Perang Gaza

Bayi-bayi Prematur di Gaza Berdesakan dalam Satu Inkubator karena Bahan Bakar Habis 

Zahir al-Wahidi, juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza, mengatakan kepada RIA Novosti bahwa rumah sakit menerima alokasi

Editor: Ansari Hasyim
Anadolu/Tangkap Layar
BAYI GAZA TERANCAM - Lebih dari 100 bayi prematur yang ada di Jalur Gaza terancam kehilangan nyawa lantaran tempat mereka dirawat mengalami krisis bahan bakar akibat pembatasan Israel. Ancaman krisis bahan bakar yang dirasakan layanan kesehatan di Gaza termasuk Rumah Sakit Al-Shifa dan Rumah Sakit Nasser di Khan Younis terjadi akibat pengepungan ketat oleh Israel. 

SERAMBINEWS.COM - Staf medis di Rumah Sakit Al-Shifa di Gaza utara terpaksa menempatkan tiga hingga empat bayi prematur dalam satu inkubator karena kekurangan bahan bakar yang parah, demikian dikonfirmasi oleh Kementerian Kesehatan di Gaza

Langkah nekat ini diambil di tengah sistem kesehatan di wilayah kantong tersebut yang terus runtuh akibat blokade Israel yang masih berlangsung.

Zahir al-Wahidi, juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza, mengatakan kepada RIA Novosti bahwa rumah sakit menerima alokasi bahan bakar minimal melalui koordinasi dengan badan-badan internasional, tidak cukup untuk mempertahankan operasi penting.

Kelahiran prematur meningkat di tengah kelaparan dan pemboman

Para pejabat kesehatan mengatakan peningkatan kelahiran prematur yang mengkhawatirkan merupakan konsekuensi langsung dari perang di Gaza. 

Baca juga: Biadab, Militer Israel Tangkap dan Telanjangi Staf WHO di Gaza

Banyak ibu hamil terpaksa tinggal di kamp-kamp tenda yang penuh sesak di bawah pemboman terus-menerus, tanpa akses ke makanan dan air bersih yang memadai .

"Dalam kondisi seperti ini, kami menyaksikan jumlah kelahiran prematur dan berat badan kurang yang belum pernah terjadi sebelumnya," kata al-Wahidi. 

"Kami tidak punya pilihan selain menempatkan tiga atau empat bayi baru lahir dalam inkubator yang sama hanya untuk menjaga mereka tetap hidup."

Menurut statistik setempat, sekitar 17.000 anak lahir di Gaza selama paruh pertama tahun 2025, dengan 1 dari 10 di antaranya lahir prematur atau kekurangan berat badan.

Runtuhnya sektor kesehatan di Gaza

Kementerian Kesehatan Gaza memperkirakan lebih dari 59.000 warga Palestina telah tewas dan lebih dari 142.000 lainnya terluka sejak dimulainya perang pada Oktober 2023. 

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan bahwa hanya 2.000 tempat tidur rumah sakit yang masih berfungsi di wilayah kantong tersebut, yang merupakan rumah bagi sekitar 2 juta orang. Kurang dari separuh rumah sakit di Gaza masih beroperasi.

Kelangkaan parah susu formula bayi , obat-obatan, tenaga medis, suku cadang generator, dan air bersih semakin memperparah krisis. Bahkan barang-barang kebutuhan pokok seperti inkubator bayi pun sangat langka.

Blokade Israel telah mengubah rumah sakit menjadi zona keputusasaan, di mana perawatan dan peralatan yang menyelamatkan nyawa tidak tersedia atau tidak dapat digunakan karena kurangnya listrik.

Meskipun ada upaya diplomatik untuk mengamankan gencatan senjata dan meringankan penderitaan, krisis kemanusiaan terus meningkat , meninggalkan warga Gaza yang paling rentan, yaitu bayi yang baru lahir, bergantung pada sistem kesehatan yang sedang runtuh.(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved