Perang Gaza
Kelaparan di Gaza, Jurnalis AFP: Wartawan Terakhir di Gaza akan Mati
AFP mencatat bahwa 10 wartawan tersebut merupakan wartawan terakhir yang berada di lapangan di Jalur Gaza
SERAMBINEWS.COM - Asosiasi Jurnalis untuk Agency France Presse (AFP) merilis pernyataan yang secara resmi mengecam situasi sepuluh jurnalisnya di Jalur Gaza, dengan mengatakan mereka berisiko kelaparan di tengah blokade bantuan yang terus berlanjut yang diberlakukan oleh Israel.
Serikat AFP memposting pernyataan dalam bahasa Prancis pada Senin tentang kelaparan di Gaza dan menambahkan bahwa "tanpa intervensi, wartawan terakhir di Gaza akan mati".
AFP mengungkapkan bahwa seorang penulis lepas, tiga fotografer, dan enam pekerja lepas video menolak meninggalkan jalur tersebut meskipun faktanya sebagian besar jurnalis AFP meninggalkan Gaza tahun lalu di tengah perang yang sedang berlangsung.
AFP mencatat bahwa 10 wartawan tersebut merupakan wartawan terakhir yang berada di lapangan di Jalur Gaza, dan mereka menghadapi keadaan yang sulit di tengah kekurangan makanan akibat blokade oleh pemerintah Israel.
Baca juga: Sekjen PBB: Jurnalis Gaza Dibunuh dalam Jumlah yang Belum Pernah Terjadi dalam Konflik Mana pun
Seorang jurnalis AFP di Gaza, bernama Bashar, menulis di akun Facebook-nya: "Tubuh saya kurus dan saya tidak bisa bekerja lagi."
Serikat pekerja tersebut mengatakan, "Kami berisiko mengetahui kematian mereka kapan saja, dan ini tak tertahankan bagi kami."
"Kami menolak melihat mereka mati," demikian pernyataan mereka.
Kantor berita Prancis itu mengungkapkan, meski para jurnalis itu mendapat gaji untuk laporan mereka, tetapi tidak ada yang bisa dibeli.
Nasib Tawanan Israel tak Diketahui, Brigade Al-Quds Sebut Pengawal Sandera di Gaza Hilang Kontak
Di tengah agresi militer Israel yang gencar di Gaza, Brigade Al-Quds, sayap bersenjata Jihad Islam Palestina, mengumumkan pada Selasa malam bahwa mereka telah kehilangan kontak dengan unit yang ditugaskan untuk mengawal tentara Israel, Rom Bresslavsky.
Perkembangan ini menyusul gelombang serangan gencar oleh pasukan pendudukan yang menyasar area-area yang diyakini menjadi tempat para tawanan ditahan.
Dalam pernyataan yang dirilis melalui Telegram, juru bicara kelompok tersebut, Abu Hamza, mengonfirmasi: "Sejak kemarin, kontak dengan kelompok keamanan yang menahan tentara Rom Bresslavsky terputus, menyusul serangan dan pengepungan pasukan pendudukan di wilayah tempat tawanan tersebut berada. Kami belum mengetahui nasib mereka saat ini."
Pernyataan tersebut menuduh pemerintah Israel sengaja membahayakan warganya sendiri yang ditahan di Gaza.
"Sejak awal perang genosida terhadap rakyat kami, Netanyahu yang jahat dan pemerintahan sayap kanan ekstremisnya telah dengan sengaja mengabaikan masalah tawanan mereka dan secara aktif berusaha membunuh mereka dan mengembalikan mereka kepada keluarga mereka dalam peti mati," tegas Abu Hamza.
Bresslavsky, yang penahanannya telah dikonfirmasi sebelumnya, muncul dalam sebuah video yang dirilis oleh Brigade Al-Quds pada 16 April, di mana ia secara langsung berbicara kepada Perdana Menteri Netanyahu dan Presiden AS Donald Trump.
Jajak Pendapat, Mayoritas Warga Israel Yakin tidak ada Orang tak Bersalah di Gaza |
![]() |
---|
Brigade Qassam Sergap Patroli Tentara Israel dengan Bom Tanam, 5 Tewas 20 Luka-luka |
![]() |
---|
Macron kepada Netanyahu: Anda telah Mempermalukan Seluruh Prancis |
![]() |
---|
PBB Sebut Memalukan Penyangkalan Israel atas Kelaparan di Gaza |
![]() |
---|
Tentara Israel Terus Merangsek ke Kota Gaza, Bunuh dan Usir warga Palestina |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.