Luar Negeri

Puluhan Mayat Berjajar di Belakang RS Sweida Suriah, Sebagian Besar Jenazah Mulai Membusuk

Bau menyengat tercium bahkan sebelum tim jurnalis berbelok ke halaman belakang rumah sakit tersebut.

Editor: Faisal Zamzami
Tangkapan layar via Sky News
MAYAT - Puluhan mayat membusuk berada di belakang halaman RS Sweida, Suriah, pada Selasa (22/7/2025), karena belum sempat dimakamkan. 

SERAMBINEWS.COM, SWEIDA – Puluhan kantong jenazah terlihat masih berjajar di halaman belakang rumah sakit utama Kota Sweida, Suriah, pada pekan ini. 

Sebagian besar jenazah belum teridentifikasi dan mulai membusuk akibat terpapar panas ekstrem.

Bau menyengat tercium bahkan sebelum tim jurnalis berbelok ke halaman belakang rumah sakit tersebut.

Di lokasi itu, lebih dari 90 mayat korban kekerasan dalam sepekan terakhir diletakkan dalam kantong-kantong putih.

Para petugas medis menyampaikan bahwa proses pemakaman belum dapat dilakukan.

Pertempuran yang terus terjadi di sekitar wilayah membuat mereka kesulitan mengevakuasi dan menguburkan jenazah.

Sebagian mayat baru saja diangkat dari halaman depan rumah sakit saat tim jurnalis tiba.

Petugas menyebutkan bahwa korban akan dimakamkan di kuburan massal dekat rumah sakit, dengan harapan dapat dilakukan penyelidikan menyeluruh di masa depan.

Baca juga: Suriah Bersihkan Pejuang dari Kota Druze, Suwayda, Presiden Umumkan Gencatan Senjata

Rumah sakit krisis

Situasi di dalam rumah sakit pun tak kalah memprihatinkan. Listrik dan koneksi internet terputus di seluruh kota dan desa-desa sekitarnya.

Rumah sakit bergantung pada generator untuk menerangi lorong-lorong yang gelap. 

Fasilitas medis terbatas, makanan dan air bersih semakin langka.

Para dokter menyatakan bahwa pasokan obat-obatan dan alat medis nyaris habis, sementara kondisi kebersihan sangat buruk.

Dokter Obeida Abu Fakher, kepala dokter residen di rumah sakit tersebut, mengungkapkan bahwa pasien-pasien yang selamat dari operasi darurat justru terancam akibat infeksi.

Banyak dari mereka dioperasi di lorong-lorong rumah sakit karena ruang operasi penuh.

"Saya rasa Anda bisa mencium bau busuk dari lukanya?" kata dr. Fakher saat memeriksa seorang pemuda yang baru saja diperban ulang oleh petugas medis.

"Ini masalah besar. Semua pasien yang dirawat pasca-operasi sekarang terinfeksi dan berisiko meninggal di sini," imbuhnya, sebagaimana diberitakan Sky News pada Rabu (23/7/2025).

Baca juga: VIDEO Istana Suriah Dibombardir Israel, Presiden Suriah Tak Takut Perang dengan Zionis

Kisah Hajar dan tangisan perawat

Bangsal-bangsal penuh oleh korban sipil yang terluka akibat konflik bersenjata antara kelompok suku dan kepentingan politik di wilayah Druze, salah satu yang terburuk sejak pemerintahan Bashar Al Assad digulingkan. 

Salah satu korban adalah Hajar (21), perempuan yang tengah hamil sembilan bulan.

Ia tertembak di kedua kakinya.

Meski nyawanya dapat diselamatkan, tim medis tidak berhasil menyelamatkan bayinya.

Seorang perawat pria terlihat menangis tersedu di sudut bangsal tempat Hajar dirawat.

 Ia terbaring tak bergerak di ranjang rumah sakit, dengan perban menahan luka parah di kakinya yang masih menggumpal darah.

 "Ia membutuhkan operasi oleh dokter spesialis, tapi kami tidak bisa melakukannya saat ini," ujar seorang dokter.

Hajar hanyalah satu dari puluhan korban yang memadati rumah sakit, sementara puluhan ribu warga lainnya terdampak akibat kekerasan selama 10 hari terakhir.

Baca juga: Presiden Suriah Murka Kecam Israel Biang Kerok Kekacauan di Negaranya, Siap Berperang Lawan Zionis

Situasi semakin memburuk

Menurut data Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), hampir 130.000 warga telah mengungsi dari rumah mereka.

 Jumlah korban jiwa diperkirakan telah melampaui 1.000 orang.

Untuk mencapai Sweida, tim jurnalis harus melewati beberapa pos pemeriksaan yang dijaga warga Druze bersenjata.

Wilayah ini kini menjadi daerah yang sangat rentan dan terisolasi di balik barikade pasir dan senjata.

Kekerasan di Sweida dipicu oleh rangkaian penculikan dan serangan balas dendam antara kelompok Druze dan suku Badui Arab.

Ketegangan meningkat ketika sejumlah pasukan pemerintah yang dikirim sebagai penjaga perdamaian diduga bergabung dengan suku Badui dalam melakukan pembantaian dan penjarahan terhadap minoritas Druze.

Situasi semakin memburuk setelah Israel melakukan serangan udara sebagai bentuk peringatan kepada pasukan Suriah untuk tidak beroperasi di wilayah tersebut.

Serangan ini menewaskan ratusan tentara serta warga sipil.

 Pemerintah baru Suriah menyebut tindakan Israel sebagai agresi yang mendorong negara itu ke dalam fase yang sangat berbahaya dan mengancam stabilitas nasional.

Baca juga: Harga Emas di Pidie Makin Menyala, 23 Juli 2025,Murni Dibandrol Rp 5,7 Juta

Baca juga: Sosok Muhyidin, Kades di Demak Selingkuhi Istri Orang, Digerebek Berdua di Kos, Pernah Didemo Warga

Baca juga: Jasad Ditemukan di Pasi Sukon-Pidie Dijemput Keluarga, Diduga Gangguan Jiwa

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved