Berita Aceh Singkil

Empat Hari Terjadi 7 Kasus DBD di Aceh Singkil, Dinkes Sigap Lakukan Ini

Berdasarkan jenis kelamin, warga yang terserang DBD lima orang laki-laki dan dua orang perempuan. 

Penulis: Dede Rosadi | Editor: Saifullah
Serambi Indonesia
FOGGING - Tim Dinas Kesehatan Aceh Singkil melakukan fogging untuk mencegah terjadinya demam berdarah dengue (DBD). 

Laporan Dede Rosadi I Aceh Singkil 

SERAMBINEWS.COM, SINGKIL - Dalam Kurun waktu empat hari, terhitung mulai 21 sampai 24 Juli 2025, terjadi tujuh kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Aceh Singkil

Penyakit infeksi akibat virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes aegypti atau aedes albopictus itu, tersebar di tiga kecamatan. 

Rinciannya di Desa Gosong Telaga Utara, Kecamatan Singkil Utara, satu kasus.

Lalu di Kecamatan Simpang Kanan, empat kasus, yaitu di Desa Pandan Sari ada dua kasus. 

Kemudian, di Desa Lipat Kajang Atas dan Desa Kuta Kerangan, masing-masing satu kasus. 

Dua kasus lagi di Desa Bukit Harapan dan Desa Tulaan, Kecamatan Gunung Meriah. 

Baca juga: Cegah DBD, Kodim Aceh Singkil Komitmen Lakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk, Ini Langkahnya

Korban DBD lima orang usianya di bawah 15 tahun, dan dua orang usia antara 28 sampai 48 tahun. 

Berdasarkan jenis kelamin, warga yang terserang DBD lima orang laki-laki dan dua orang perempuan. 

Sementara itu, jika dihitung sepanjang Januari sampai 24 Juli 2025, berdasarkan data Dinas Kesehatan Aceh Singkil, jumlah kasus DBD mencapai 69 kasus. 

Pada awal tahun, kasus DBD mulai ditemukan 20 Januari 2025, di Desa Rimo, Kecamatan Gunung Meriah. 

Sebaran 69 kasus DBD selama periode Januari sampai 24 Juli 2025, yaitu di Kecamatan Singkil, Singkil Utara, Gunung Meriah, Simpang Kanan, Kuala Baru, dan Kecamatan Pulau Banyak Barat.

Pihak Dinas Kesehatan Aceh Singkil telah melakukan sejumlah langkah penanggulangan DBD. 

Baca juga: 7 Penyakit yang Dapat Diobati dengan Daun Pepaya: Demam Berdarah, Gula Darah hingga Kanker

Antara lain melakukan fogging di tempat tinggal serta lingkungan sekitar pasien.

Fogging merupakan tindakan pengasapan dengan menggunakan insektisida untuk membunuh nyamuk dewasa, terutama yang menjadi vektor penyakit seperti DBD. 

"Fogging dilakukan sesuai standar operasional prosedur (SOP)," kata Kepala Dinas Kesehatan Aceh Singkil, Mursal, SKM, MMKes, Kamis (24/7/2025).

Berikutnya, menurut Mursal, pihaknya telah instruksikan puskesmas agar imbau warga melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).

Langkah lain yang telah dilakukan Dinas Kesehatan Aceh Singkil adalah, melakukan penyelidikan epidemiologi (PE) ke rumah pasien dan lingkungan sekitar pasien. 

Kemudian melakukan survei jentik nyamuk.

Baca juga: Puluhan Warga Aceh Singkil Terjangkit DBD, Ini Langkah Dinkes 

Setelah jentik nyamuk ditemukan, maka melakukan pemberantasan sarang nyamuk.

"Saat PE petugas melakukan promosi kepada masyarakat dan menjelaskan kepada keluarga pasien agar bisa melakukan pemantauan jentik di setiap tempat penampungan air seperti tong penyimpanan air, bak mandi dan lain-lain," jelas Mursal. 

Promosi yang dimaksud Mursal adalah promosi kesehatan, yakni proses yang dirancang untuk memberdayakan individu dan masyarakat agar dapat meningkatkan dan mempertahankan kesehatan. 

Sementara itu, demam berdarah dengue yang disingkat DBD merupakan penyakit infeksi disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes aegypti atau aedes albopictus.

Gejala umum DBD meliputi demam tinggi, sakit kepala parah, nyeri di belakang mata, nyeri otot dan sendi, ruam kulit, serta perdarahan.

Penderita DBD harus segara ditangani dengan tepat. 

Baca juga: Korban Meninggal akibat Demam Berdarah di Bangladesh Capai 1.006 Orang

Jika tidak DBD dapat menyebabkan komplikasi serius seperti syok, perdarahan hebat, bahkan berujung kematian. 

Pengobatan DBD biasanya bersifat suportif (memberikan dukungan dan semangat), istirahat, konsumsi cairan yang cukup, dan penggunaan obat untuk mengurangi demam serta nyeri.

Sedangkan pencegahan DBD melibatkan pengendalian populasi nyamuk dan menghindari gigitan nyamuk dengan menggunakan kelambu, obat nyamuk, dan pakaian pelindung.

Pengendalian atau pemberitaan nyamuk dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan lingkungan serta menggalakan gerakan 3M.

Yaitu menguras dan membersihkan tempat-tempat penampungan air seperti bak mandi, ember dan vas bunga.

Baca juga: Antisipasi Demam Berdarah, Biddokkes Polda Aceh Fogging Seluruh Polsek di Aceh Barat

M berikutnya menutup rapat-rapat tempat-tempat penampungan air seperti tempat penampungan air minum, drum, dan lain-lain agar tidak menjadi tempat berkembang biak nyamuk. 

Langkah M ketiga yakni mengubur atau mendaur ulang barang-barang bekas yang dapat menampung air hujan, seperti kaleng bekas, botol bekas, ban bekas, dan lain-lain.(*)

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved