Minum Minuman Kaleng Tanpa Dicuci, Seorang Pria Berujung Meninggal Dunia

Azizuddin menyakini putranya sakit setelah minum minuman kaleng yang belum dicuci.

Editor: Amirullah
freepik
Minuman kaleng 

Namun, takdir berkata lain. Along sudah dalam kondisi yang sangat parah ketika tiba di rumah sakit. Ia menghembuskan napas terakhirnya sekitar pukul 20.30 waktu setempat.

Ironisnya, keluarganya baru tiba di rumah sakit pada pukul 01.15 dini hari, beberapa jam setelah Along dinyatakan meninggal dunia.

Azizuddin meyakini, penyebab kematian putranya adalah infeksi bakteri Leptospira yang ditularkan melalui urine tikus.

Ia menduga keras bahwa Along terpapar bakteri mematikan ini setelah mengonsumsi minuman kaleng yang dibeli dan langsung diminum tanpa dicuci terlebih dahulu.

"Kata dokter, ciri-ciri kuman yang serang dia adalah jenis kuman air kencing tikus. Kencing tikus bukan daripada air terjun atau pokok (pohon) yang beracun tapi daripada tin minuman (minuman kaleng) yang ia beli sendiri," ungkap Azizuddin.

Baca juga: Seleksi CPNS 2025 Akan Menggunakan Sistem Baru, Formasi Jabatan Akan Dibatasi

Ia menjelaskan, kebiasaan Along yang tak mencuci kaleng minuman tersebut sebelum diminum saat mendaki bukit pada Minggu itu menjadi titik awal malapetaka.

"Tanpa basuh Along terus buka dan minum pada hari pendakian bukit tersebut (Ahad)," imbuhnya.

Hanya dalam kurun waktu empat hari sejak minum minuman kaleng itu, bakteri mematikan tersebut menggerogoti tubuh Along secara diam-diam.

"Empat hari sahaja serangan kuman cara diam yang telah menghancurkan buah pinggangnya (ginjal), paru-paru, saraf dan jantung," tulis Azizuddin, menggambarkan betapa cepat dan fatalnya dampak infeksi tersebut.

Kisah tragis yang menimpa Along ini diharapkan Azizuddin dapat menjadi pelajaran berharga bagi banyak orang.

Ia berpesan agar masyarakat lebih waspada dan tidak meremehkan pentingnya menjaga kebersihan, terutama saat mengonsumsi makanan atau minuman yang dikemas, seperti minuman kaleng.

Bahaya Leptospirosis: Gejala dan Pencegahan

Kisah Along menyoroti bahaya serius dari Leptospirosis, sebuah penyakit zoonosis yang disebabkan oleh bakteri Leptospira.

Bakteri ini umumnya ditemukan pada urine hewan terinfeksi, termasuk tikus, anjing, kucing, sapi, babi, dan kuda. 

Penularannya ke manusia bisa terjadi melalui kontak langsung dengan urine hewan yang terinfeksi, atau secara tidak langsung melalui air atau tanah yang terkontaminasi.

Bakteri ini dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui luka terbuka pada kulit, selaput lendir (mata, hidung, mulut), atau kulit yang terlalu lama terendam air.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved