Berita Banda Aceh

Rumoh Pangan Aceh dan THP USK Gelar Latihan Pengolahan Tempe dari Bahan Kacang Koro

Pelatihan ini menghadirkan narasumber utama, Herdi Budiman SSos, CEO PTBhima Tempe Makmur Bogor, yang secara langsung memberikan pelatihan teknis

Penulis: Yarmen Dinamika | Editor: Amirullah
For Serambinews.com
Narasumber, panitia, dan para peserta foto bersama menjelang pembukaan Latihan Pengolahan Tempe Berbahan Kacang Koro Pedang di Desa Alue Naga, Banda Aceh, Jumat (25/7/2025). Acara ini berlangsung hingga Sabtu, hari ini atas prakarsa RPA dan THP USK. 

Laporan Yarmen Dinamika l Banda Aceh 

SERAMBINEWS.COM - Yayasan Rumoh Pangan Aceh atau Aceh Food Bank berkolaborasi dengan Departemen Teknologi Hasil Pertanian Universitas Syiah Kuala (THP USK) menggelar pelatihan pengolahan tempe berbahan dasar kacang koro pedang di Rumah Produksi Pengolahan Tempe Koro InoPI, Desa Alue Naga, Banda Aceh.

Kegiatan ini berlangsung dua hari, Jumat dan Sabtu (25–26 Juli 2025), diikuti oleh 15 peserta dari kalangan pengusaha tempe, pelaku UMKM, serta pegiat tempe rumahan di Banda Aceh.

Pelatihan ini menghadirkan narasumber utama, Herdi Budiman SSos, CEO PTBhima Tempe Makmur Bogor, yang secara langsung memberikan pelatihan teknis kepada para peserta. 

Materi pelatihan mencakup proses fermentasi, pengolahan, dan variasi produk berbasis kacang koro pedang sebagai alternatif lokal pengganti kedelai impor.

Menurut Rivan Rinaldi, Direktur Eksekutif Rumoh Pangan Aceh (RPA), pelatihan ini merupakan langkah strategis dalam upaya diversifikasi pangan lokal sekaligus memperkuat ketahanan pangan daerah.

“Saat ini, Aceh masih bergantung pada impor kedelai dari Amerika Serikat dengan konsumsi mencapai hampir 500 ton per bulan oleh pengusaha tempe. Padahal, sebagian besar kedelai tersebut merupakan produk rekayasa genetika (GMO) yang berisiko terhadap kesehatan. Tempe berbasis kacang koro pedang yang ditanam secara organik di Aceh menjadi alternatif sehat, lokal, dan ramah lingkungan,” jelas Rivan.

Baca juga: Daftar Harga Emas Hari Ini 26 Juli 2025, Galeri 24 dan UBS Kompak Turun, Bagaimana Emas Antam?

Lebih lanjut, Rivan menegaskan bahwa program ini juga bertujuan untuk membuka peluang baru bagi petani lokal dalam membudidayakan kacang koro secara organik, menciptakan rantai pasok yang adil dan berkelanjutan, serta mengurangi ketergantungan pada komoditas impor.

Sementara itu, Dewi Yunita, Ketua Pelaksana perwakilan THP USK, menjelaskan bahwa kolaborasi ini tidak hanya berhenti pada pelatihan, tetapi juga mencakup riset dan pengembangan produk turunan dari kacang koro.

“Saat ini kami sedang meneliti potensi kacang koro untuk dijadikan produk seperti mi kering, kefir, susu nabati, dan tepung. Harapannya, ini menjadi solusi inovatif untuk diversifikasi pangan lokal berbasis bahan baku alternatif yang lebih sehat,” ungkap Dewi.

Dalam pelatihan ini, para peserta juga berhasil memproduksi beberapa produk olahan seperti tempe koro, tempe campuran koro dan kedelai, serta keripik tempe.

Hasil pelatihan ini diharapkan menjadi inspirasi bagi pelaku usaha di Aceh untuk menciptakan produk pangan lokal yang sehat, inovatif, dan memiliki nilai ekonomi tinggi.(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved