Berita Aceh Barat

Redam Konflik Gajah & Manusia di Aceh Barat, BKSDA dan BPBD Pasangi GPS

“Pemasangan dilakukan oleh BKSDA karena itu merupakan kewenangan mereka. Gajah yang dipilih akan dibius terlebih dahulu, untuk keselamatan...

Penulis: Sadul Bahri | Editor: Nurul Hayati
Foto/dok BPBD.
PANTAU JEJAK GAJAH - Tim BPBD Aceh Barat saat mencari jejak keberadaan kawanan gajah liar di kawasan Lawet, Kecamatan Pante Ceureumen, Sabtu (26/7/2025) untuk proses pemasangan GPS Collar di salah satu gajah liar. 

Upaya ini juga dirancang seiring dengan edukasi masyarakat agar tidak melakukan tindakan yang dapat memicu agresi satwa liar, seperti membakar lahan atau menggunakan suara keras untuk mengusir gajah.

“Kami ingin ada keseimbangan antara pelestarian satwa dan perlindungan ekonomi warga,” ujar Teuku Ronal.

Pemasangan GPS collar ini hanyalah langkah awal.

Namun, bagi masyarakat Aceh Barat, langkah ini membawa angin segar bahwa di tengah tantangan hidup berdampingan dengan satwa liar, masih ada ikhtiar untuk mencari solusi damai.

Warga yang tidak mampu mengatasinya tentu harus pasrah, jika batang-batang sawit muda dirusak.

Meski kebun kelapa sawit tersebut, merupakan modal masa depan keluarga mereka.

“Kalau dibiarkan terus seperti ini, habis kebun warga kami yang saat ini sudah sangat porak-poranda akibat gajah. Padahal itu satu-satunya penghasilan,” kata Keuchik Canggai, Kecamatan Pante Ceureumen, Teuku Sulaiman.

Baca juga: Lagi, Gajah Liar Beraksi di Aceh Barat, Kini Obrak-abrik Kebun Kelapa Sawit Warga di Woyla Timur

Dalam laporan warga, kerusakan ekonomi ini tak hanya bersifat jangka pendek.

Hilangnya hasil panen sawit berdampak pada ketahanan ekonomi keluarga, kemampuan menyekolahkan anak, hingga kebutuhan pokok harian.

Dikatakannya, bahwa selama ini hanya terlihat secara langsung ada satu ekor gajah liar jantan yang kerap bergerilya ke kampung-kampung selama ini.

Menurutnya, satu ekor gajah tersebut terpisah dengan kelompok lainnya.

Diakuinya, memang banyak kawanan gajah liar di daerah tersebut.

Namun, satu ekor tersebut yang setiap saat masuk ke pemukiman warga.

“Soal kerusakan kebun kelapa sawit, saat ini memang sudah nyaris habis akibat kawanan gajah tersebut, dan menurut kami efektifnya kawanan gajah tersebut direlokasi saja supaya benar-benar aman, dan tidak cukup dengan pemasangan GPS saja,” tutup Teuku Sulaiman.(*)

Baca juga: Prabowo-Mualem: Gajah, Ekosistem Leuser, dan Pembangunan Berkelanjutan Wilayah Tengah Aceh– Bagian 6

 

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved