Konflik Thailand Vs Kamboja

Hari ke-4 Perang Thailand vs Kamboja, Kedua Negara Saling Tuding, 33 Orang Tewas

Konflik berdarah yang dipicu sengketa perbatasan ini telah menewaskan 33 orang dan menyebabkan 200.000 warga sipil mengungsi

Editor: Faisal Zamzami
Tangkap layar India TV
ROKET KAMBOJA - Kamboja melancarkan serangan roket ke Thailand menggunakan sistem roket peluncur ganda RM-70 pada Kamis, 24 Juli, 2025. Berikut ini 5 Fakta terkait sistem roket RM-70 yang dipakai Kamboja untuk menyerang Thailand, Kamis (24/7/2025). 

SERAMBINEWS.COM - Bentrokan atau perang Thailand-Kamboja masih terus berlangsung hingga hari keempat, Minggu (27/7/2025), meskipun kedua negara menyatakan kesediaan untuk berunding dan menyusun gencatan senjata usai intervensi Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.

Konflik berdarah yang dipicu sengketa perbatasan ini telah menewaskan sedikitnya 33 orang dan menyebabkan lebih dari 200.000 warga sipil mengungsi dari daerah konflik.

Pertempuran terbaru pecah di sekitar dua kuil kuno yang diperebutkan di perbatasan timur laut Thailand dan utara Kamboja, lokasi yang menjadi titik panas bentrokan selama beberapa hari terakhir.

Juru Bicara Kementerian Pertahanan Kamboja, Maly Socheata, menyebutkan, pasukan Thailand mulai menggempur wilayah sekitar kuil pada pukul 04.50 waktu setempat.

Sementara itu, Wakil Juru Bicara Angkatan Darat Thailand, Ritcha Suksuwanon, menyatakan bahwa pasukan Kamboja lebih dulu menembakkan artileri sekitar pukul 04.00.

Dari kota Samraong, sekitar 20 kilometer dari garis depan, dentuman artileri terdengar jelas dan menggetarkan jendela-jendela rumah, menurut laporan wartawan AFP.

Baca juga: VIDEO Sosok Pich Chanmony Ibu Negara Kamboja Ikut Perang Lawan Thailand

Seruan gencatan senjata menguat

Perdana Menteri Kamboja, Hun Manet, dalam pernyataan pada Minggu, menegaskan kesiapan negaranya untuk menerima usulan gencatan senjata secara segera dan tanpa syarat.

Ia menyebut Menteri Luar Negeri Kamboja, Prak Sokhonn, akan berkoordinasi dengan Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, guna membahas langkah lebih lanjut dengan Thailand.

Namun, Hun Manet memperingatkan Bangkok agar tidak mengingkari perjanjian yang telah disepakati.

Di pihak lain, Penjabat Perdana Menteri Thailand, Phumtham Wechayachai, menyatakan setuju secara prinsip untuk memulai perundingan gencatan senjata sesegera mungkin, merespons seruan Presiden Trump pada Sabtu malam.

Meski demikian, upaya menuju damai masih diwarnai saling tuduh. Kementerian Luar Negeri Thailand menuduh pasukan Kamboja menargetkan rumah-rumah warga sipil di Provinsi Surin.

"Penghentian permusuhan apa pun tidak dapat tercapai selama Kamboja terus menunjukkan itikad buruk dan berulang kali melanggar prinsip-prinsip hak asasi manusia serta hukum humaniter," tulis pernyataan resmi Kementerian Luar Negeri Thailand.

Sementara itu, Kamboja membantah tuduhan tersebut.

Juru Bicara Kementerian Pertahanan Kamboja menyatakan bahwa Thailand-lah yang memulai serangan dan menyebut tindakan tersebut sebagai agresi yang disengaja dan terkoordinasi.

Baca juga: Laos Masuk Dalam Pusaran Perang Thailand-Kamboja, Peluru Nyasar Ditemukan di Dua Lokasi

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved