Berita Viral

Kematian Diplomat Muda Kemlu Tidak Ada Keterlibatan Orang Lain, Dokter Nyatakan Arya Mati Lemas

“Intinya belum ditemukan adanya informasi ataupun dokumen elektronik yang berisi muatan atau ancaman baik fisik maupun psikis"

Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Ansari Hasyim
Tangkapan layar/Istimewa
PENJAGA KOS ARYA - Tangkapan layar rekaman CCTV kamar kos diplomat Kemlu, Arya Daru Pangayunan di Guest House Gondia di Jalan Gondangdia Kecil No. 22, Menteng, Jakarta Pusat (Jakpus). Tampak sosok penjaga kos mondar-mandir ngintip kamar Arya. Ia stres diperiksa sebagai saksi imbas terekam CCTV, Sabtu (12/7/2025). Belakangan diketahui bahwa nama penjaga kos tersebut adalah Siswanto. 

Kematian Diplomat Muda Kemlu Tidak Ada Keterlibatan Orang Lain, Dokter Nyatakan Arya Mati Lemas

SERAMBINEWS.COM, JAKARTA - Kepolisian Daerah (Polda) Metro Jaya mengungkapkan penyebab kematian diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Arya Daru Pangayunan (ADP).

Polisi menyimpulkan bawah kematian pria berusia 39 tahun dengan kepala terbungkus plastik dan lakban, tidak melibatkan pihak lain.

Kesimpulan tersebut disampaikan oleh Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Wira Satya Triputra, dalam konferensi pers yang digelar di Mapolda Metro Jaya, Selasa (29/7/2025).

“Disimpulkan bahwa indikator dari kematian ADP mengarah pada indikasi meninggal tanpa keterlibatan pihak lain,” ujar Wira, dilansir dari Kompas.com.

Baca juga: Terungkap Fakta Baru, Asal-Usul Lakban Kuning di Wajah Diplomat Arya Daru, Peran Istri Disorot

Dalam kesempatan yang sama, dokter forensik dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), dr. G. Yoga Tohijiwa, Sp.FM, menjelaskan bahwa penyebab kematian Arya (ADP).

Ia mengatakan, penyebab kematian diplomat muda itu adalah mati lemas.

“Maka sebab mati akibat gangguan pertukaran oksigen pada saluran atas napas yang sebabkan mati lemas,” tegas Yoga.

Sejauh ini, sebanyak 24 orang saksi telah diperiksa terkait kasus tersebut. 

Enam di antaranya berasal dari lingkungan tempat tinggal ADP di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, termasuk penjaga indekos. 

Satu saksi berasal dari pihak keluarga, yaitu istri korban.

“Tujuh orang dari tempat lingkungan kerja, empat saksi lainnya yang berhubungan dengan korban, termasuk sopir taksi (hingga) dokter rawat jalan,” ungkap Kasubbid Penmas Bid Humas Polda Metro Jaya AKBP Reonald Simanjuntak.

Selain itu, ada enam saksi ahli yang menjelaskan terkait temuan-temuan dalam proses penyelidikan ini.

Polisi memastikan tidak ditemukan adanya ancaman terhadap korban.

Kombes Wira Satya Triputra menjelaskan, kepastian itu diperoleh setelah penyidik melakukan pemeriksaan digital forensik terhadap sejumlah perangkat milik korban.

“Berdasarkan pemeriksaan digital forensic terhadap devices, laptop, MacBook, Samsung Note yang ditemukan di kamar korban, ditemukan histori pencarian tentang beberapa penyakit yang dialami korban,” ujar Wira di Polda Metro Jaya, Selasa (29/7/2025).

Selain itu, kata Wira, penyidik turut menelusuri riwayat komunikasi ADP dengan sejumlah akun.

“Intinya yang terpenting belum ditemukan adanya informasi ataupun dokumen elektronik yang berisi muatan atau ancaman baik fisik maupun psikis atau ancaman kekerasan terhadap korban,” katanya.

Diketahui, diplomat Kemlu berinisial ADP ditemukan tewas di kamar indekosnya di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, pada Selasa (8/7/2025).

Saat ditemukan, korban dalam posisi tergeletak di atas kasur. Kepalanya terlilit lakban kuning, sementara tubuhnya tertutup selimut biru.

Dari hasil olah TKP, polisi menyita sejumlah barang bukti, di antaranya gulungan lakban, kantong plastik, dompet, bantal, sarung celana, dan pakaian milik korban.

Selain itu, turut ditemukan obat sakit kepala dan obat lambung, meskipun belum dipastikan kaitannya dengan penyebab kematian.

Penyidik juga menemukan sidik jari ADP pada permukaan lakban yang melilit kepalanya.

Namun, hingga kini polisi masih menyelidiki apakah lakban tersebut dipasang oleh korban sendiri atau oleh orang lain.

--- DISCLAIMER---

Berita atau artikel ini tidak bertujuan mengglorifikasi atau menginspirasi tindakan bunuh diri.

Bunuh diri bisa terjadi di saat seseorang mengalami depresi dan tak ada orang yang membantu.

Jika Anda memiliki permasalahan yang sama, jangan menyerah dan memutuskan mengakhiri hidup. Anda tidak sendiri.

Layanan konseling bisa menjadi pilihan Anda untuk meringankan keresahan yang ada.

Untuk mendapatkan layanan kesehatan jiwa atau untuk mendapatkan berbagai alternatif layanan konseling, Anda bisa simak website Into the Light Indonesia di bawah ini:

https://www.intothelightid.org/tentang-bunuh-diri/hotline-dan-konseling/

 Apakah saya bisa menghubungi nomor 119 (bebas pulsa)?

Pemerintah Indonesia pada April 2020 meluncurkan layanan konseling psikologi SEJIWA, yang dapat dihubungi melalui nomor 119 (ekstensi 8).

Walaupun layanan konseling ini dapat membantu untuk masalah kesehatan jiwa, namun layanan SEJIWA tidak mencakup pertolongan pertama bunuh diri (suicide first aid).

Selain itu, nomor 119 juga adalah nomor layanan darurat untuk memanggil ambulans atau pertolongan pertama pada kecelakaan.

Dengan demikian, 119 dapat digunakan jika seseorang sudah mencoba melakukan bunuh diri atau situasi lain yang mengancam keselamatan nyawa seseorang.

Apa yang dimaksud dengan "ekstensi 8"?

Saat Anda menghubungi 119, tunggu hingga Anda mendapatkan pesan suara otomatis, lalu tekan angka 8 untuk dihubungkan ke layanan SEJIWA.

(Serambinews.com/Agus Ramadhan)

Baca dan Ikuti Berita Serambinews.com di GOOGLE NEWS 

Bergabunglah Bersama Kami di Saluran WhatsApp SERAMBINEWS.COM 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved