Breaking News

Abdya

Distanpan Abdya Perkirakan Hasil Panen pada MT Gadu 2025 Mencapai 50 Ribu Ton

"Jika dibandingkan pada MT Rendengan dan MT Gadu 2024, hasil produksi padi petani rata-rata 8 ton per hektare....

Penulis: Masrian Mizani | Editor: Eddy Fitriadi
Serambinews.com/Masrian Mizani
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (Distanpan) Abdya Hendri Yadi. Distanpan Abdya Perkirakan Hasil Panen pada MT Gadu 2025 Mencapai 50 Ribu Ton. 

Laporan Masrian Mizani I Aceh Barat Daya 

SERAMBINEWS.COM, BLANGPIDIE - Dinas Pertanian dan Pangan (Distanpan) Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) memperkirakan hasil panen padi pada Musim Tanam (MT) Gadu 2025 mencapai 50 ribu ton.

Hal itu disampaikan Kepala Distanpan Abdya, Hendri Yadi, kepada Serambinews.com, Rabu (30/7/2025).

"Pada MT Gadu ini perkiraan panen mencapai Rp 50 ribu ton dari luas tanam dan panen 7.150, 50 hektare," kata Hendri.

Hendri menyebutkan, rata-rata padi petani yang sedang dipanen pada MT Gadu 2025 ini mulai 7 hingga 9 ton per hektare.

"Jika dibandingkan pada MT Rendengan dan MT Gadu 2024, hasil produksi padi petani rata-rata 8 ton per hektare. Secara keseluruhan hasil panen 65,264 ribu ton," kata Hendri.

Sedangkan pada MT Gadu 2025 ini, sebut Hendri, produksi padi diperkirakan 50 ribu ton, belum lagi MT Rendengan yang akan dimulai pengolahan tanah pada Agustus dan September.

Sehingga, target panen akan dilaksanakan pada bulan Desember 2025.

"Jika MT Rendengan nanti hasil panen juga 50 ribu ton, maka tahun 2025 ini, produksi padi di Abdya mencapai 100 ribur ton, mengalami peningkatan signifikan," ujar Hendri.

Hendri tidak menyangka, pada MT Gadu ini hasil panen petani bisa meningkat, sebab sedang dilanda musim kemarau.

"Alhamdulillah, produksi padi petani pada MT Gadu ini luar biasa. Tentu ini adalah nikmat dari Allah yang wajib kita syukuri," ucap Hendri.

Menurut pengakuan petani, kata Hendri, kelebihan pada MT Gadu ini petani mudah mendapatkan pupuk di kios-kios penyalur. 

Baca juga: Operasi Pasar di Abdya, Sediakan 9.800 Kg Beras Premium, Kaum Ibu Rela Antre

Selain itu, tambahnya, ketersediaan air juga mencukupi meskipun sempat beberapa wilayah dilanda kekeringan akibat debit air sungai menyusut karena kemarau.

"Untuk mengatasi hal ini, Dinas memberikan bantuan pompa untuk petani agar air bisa mengaliri areal persawahan," tutur Hendri.

Kemudian, sambung Hendri, serangan hama juga berkurang, meskipun sebagian lahan sawah di wilayah Kecamatan Setia sempat diserang penyakit hawar daun dan kresek, namun cepat mendapatkan penanganan dari dinas.

Ia yakin, Abdya akan tetap menjadi salah satu lumbung pangan Provinsi Aceh dan penyangga pangan wilayah pantai barat selatan Aceh.

Pada awal musim panen MT Gadu ini, kata Hendri, harga gabah mencapai Rp 8.000 per kilogram.

"Meskipun harga gabah mahal, kita juga meminta agar petani tidak menjual seluruh hasil panen, tapi harus disisakan untuk kebutuhan pangan keluarga," pungkas Hendri. (*)

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved