Pengetahuan

5 Agustus 2025 Jadi Hari Terpendek? Ini Fakta dan Penyebabnya Menurut Ilmuan

"Selama dekade terakhir, rata-rata panjang hari cenderung menyusut, terutama dalam lima tahun terakhir,” ujar Nicholas Stamatakos,

Penulis: Sri Anggun Oktaviana | Editor: Ansari Hasyim
Kolase TribunPriangan.com
HARI TERPENDEK SEDUNIA - 5 Agustus 2025 Jadi Hari Terpendek Sepanjang Tahun, Apa Artinya dan Mengapa Demikian?. Ilustrasi Bumi (Kolase TribunPriangan.com - AI Chatgpt / Lulu Aulia Lisaholith) 

Ketika posisinya lebih dekat ke ekuator, tarikan gravitasinya sedikit memperlambat rotasi. Sebaliknya, saat berada lebih dekat ke kutub, tarikan ini justru membantu mempercepat rotasi Bumi.

Variasi Atmosfer

Atmosfer Bumi dan kerak padat saling berbagi momentum.

Saat kecepatan atmosfer menurun selama musim panas akibat perubahan aliran jet, kerak Bumi secara otomatis harus berputar lebih cepat untuk menjaga momentum keseluruhan tetap stabil.

Perlambatan Inti Bumi

Para ilmuwan menduga bahwa inti dalam Bumi yang terdiri dari material cair telah mengalami perlambatan dalam 50 tahun terakhir.

Sebagai kompensasi atas pelambatan ini dan untuk mematuhi hukum kekekalan momentum sudut, bagian luar Bumi perlu berputar lebih cepat.

 “Kami tidak tahu pasti mengapa, atau apa yang akan dilakukan inti Bumi ke depannya,” kata Duncan Agnew, ahli geofisika dari Scripps Institution of Oceanography.
 

Baca juga: Geliat Burni Telong dan Masa Kelam Kala Awan Gelap Menyelimuti Langit Aceh

Apakah Ini Hari Terpendek dalam Sejarah?

Sejak digunakannya sistem waktu atomik pada tahun 1955, beberapa hari terakhir memang tercatat sebagai yang terpendek dalam sejarah pengukuran modern.

Namun, jika menengok lebih jauh ke masa lampau, panjang hari di era purba ternyata jauh lebih singkat dibanding sekarang.

Sebagai contoh, sekitar 70 juta tahun lalu, satu tahun terdiri dari 372 hari, karena satu hari hanya berlangsung sekitar 23,5 jam. Bahkan, pada 430 juta tahun lalu, panjang satu hari hanya sekitar 21 jam.

Informasi ini diperoleh melalui analisis ilmiah terhadap cangkang moluska dan fosil koral.

Jadi, meskipun tren jangka panjang menunjukkan hari-hari semakin panjang akibat pengaruh gravitasi Bulan, fluktuasi jangka pendek seperti yang terjadi sekarang tetap menjadi objek penelitian penting bagi para ilmuwan.

Baca juga: 5 Fenomena Langit pada Agustus 2025: Puncak Hujan Meteor hingga Black New Moon

Dampaknya Terhadap Teknologi dan Sistem Waktu

Dalam praktiknya, bila waktu astronomi yang dihitung berdasarkan rotasi Bumi menjadi lebih lambat daripada waktu atomik yang sangat presisi, maka para ilmuwan akan menambahkan leap second atau detik kabisat agar keduanya kembali sinkron.

 Sejak tahun 1972, sudah sebanyak 27 leap second ditambahkan. Namun, dengan percepatan rotasi Bumi yang terjadi saat ini, untuk pertama kalinya dalam sejarah, kita mungkin akan menghadapi negative leap second.

Artinya, waktu astronomi akan melaju lebih cepat dibanding waktu atom, sehingga harus dikurangi satu detik agar tetap sinkron. Hal ini memunculkan kekhawatiran besar, terutama di sektor teknologi.

Pada tahun 2012, penambahan detik kabisat sempat menyebabkan gangguan pada sistem operasi Linux dan server lainnya.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved