Breaking News

Kesehatan

Dr Boyke Sebut Boarding School Lebih Rentan Gay, Edukasi Seks Sejak SD & Peran Keluarga Jadi Kunci!

Dalam perbincangan terbuka dan blak-blakan itu, Dr Boyke menekankan pentingnya edukasi seksual sejak dini, bahkan mulai dari kelas 4 SD.

Penulis: Firdha Ustin | Editor: Amirullah
YouTube Kacamata dr Boyke
Seksolog Dr Boyke menekankan pentingnya pemberian seputar edukasi seksual sejak dini, bahkan mulai dari kelas 4 SD, Selasa (5/8/2025). 

SERAMBINEWS.COM - Dokter seksolog ternama, Dr Boyke Dian Nugraha, kembali mengangkat isu penting seputar edukasi seks, orientasi seksual dan peran keluarga, dalam podcast Suara Berkelas. 

Dalam perbincangan terbuka dan blak-blakan itu, Dr Boyke menekankan pentingnya edukasi seks sejak dini, bahkan mulai dari kelas 4 SD.

Bukan tanpa alasan, pemberian edukasi seks sejak dini dapat membantu dalam pencegahan anak dari penyimpangan seksual.

“Anak-anak perlu tahu tentang tubuh mereka, tentang batasan, dan tentang hubungan sejak dini. Termasuk juga soal pacaran. Saya bilang, cari pacar itu boleh, laki atau perempuan. Yang penting, mereka paham dan sadar diri,” ujar Dr Boyke dikutip Serambinews.com, Selasa (5/8/2025).

Tak hanya itu, dr Boyke juga mengungkap bahwa faktor lingkungan memengaruhi orientasi seksual seseorang hingga 75–80 persen.

Ia mencontohkan bahwa anak yang tumbuh di lingkungan homogen, seperti boarding school satu jenis kelamin, bisa mengalami ketertarikan sesama jenis karena faktor kebiasaan dan keterpaparan.

Baca juga: Waspada! Bahaya Seks Oral Bisa Tularkan Herpes, Ini Penjelasan dr Boyke

Dr Boyke juga menyoroti pentingnya peran orang tua, terutama figur ayah dalam pembentukan identitas anak laki-laki.

“Sebagian besar pasien gay saya, ketika saya telusuri, ternyata terlalu dekat dengan ibunya. Ayahnya pasif, kurang hadir. Anak laki-laki butuh figur maskulin di rumah. Kalau tidak dari ayah, bisa dari paman atau orang terdekat lainnya,” jelasnya.

Ia juga menjelaskan konsep skala Kinsey, skala yang mengukur orientasi seksual dari 0 (heteroseksual murni) hingga 6 (homoseksual murni).

Menurutnya, ketertarikan seseorang bisa bergeser secara dinamis, tergantung pengalaman hidup, trauma dan hubungan.

“Saya pernah menemui laki-laki yang awalnya heteroseksual, menikah, tapi karena tidak harmonis, akhirnya kembali dekat dengan sahabat lelakinya, dan menemukan kenyamanan di situ. Dari awalnya 1 di skala Kinsey, bisa bergeser ke 3 atau 4.”

Namun, Dr Boyke percaya bahwa orientasi seksual bisa diubah, selama ada dukungan kuat dari keluarga, lingkungan dan nilai agama.

Baca juga: Ngobrol Selalu Nyambung ke Seks? Waspadai Tiga Tanda Hiperseks dari Seksolog dr Boyke

“Kita bisa bantu geser pelan-pelan. Tapi harus putus komunikasi dengan teman sesama jenis, mulai kenali lawan jenis, coba pacaran, pelajari tipe ideal. Butuh usaha besar, tapi bisa,” ujarnya, sambil menegaskan bahwa di Indonesia, penyimpangan orientasi seksual masih dianggap kelainan dan bukan sesuatu yang harus diterima begitu saja seperti di negara-negara Barat.

Ia juga menyinggung soal banyaknya lesbian yang tetap menikah secara hetero, namun memiliki pasangan sesama jenis karena trauma masa lalu, seperti KDRT atau perselingkuhan suami.

“Saya tahu beberapa bidan lesbian yang bertahan dalam pernikahan karena anak atau tekanan sosial. Tapi mereka punya pacar perempuan juga karena suaminya selingkuh terus, bahkan dengan adik iparnya sendiri,” kisahnya.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved