Berita Pidie Jaya

Ini Isi Kuliah Umum Mantan Kepala BNPT di Dayah Jeumala Amal 

Prof. Rycko menegaskan bahwa wawasan kebangsaan adalah fondasi utama untuk membangun bangsa yang kuat, berdaulat, dan aman dari ancaman

Editor: Nur Nihayati
Dok DJA
FOTO BERSAMA - Foto bersama Komjen Pol. Prof. Dr. H. Rycko Amelza Dahniel, M.Si bersama Direktur Dayah Jeumala Amal, guru serta para santri usai menyampaikan kuliah umum di dayah tersebut, Rabu (6/8/2025). 

Prof. Rycko menegaskan bahwa wawasan kebangsaan adalah fondasi utama untuk membangun bangsa yang kuat, berdaulat, dan aman dari ancaman

SERAMBINEWS.COM, LUENGPUTU  – Dalam semangat memperkuat nilai-nilai kebangsaan di kalangan generasi muda, Dayah Jeumala Amal (DJA) mendapat kehormatan luar biasa dengan kehadiran Komjen Pol. Prof. Dr. H. Rycko Amelza Dahniel, M.Si.

Dia adalah mantan Kepala BNPT RI, sebagai narasumber kuliah umum yang bertajuk “Menjaga Kesatuan Bangsa, Menangkal Terorisme, Menanamkan Cinta Tanah Air”, Rabu (6/8/2025).

BNPT atau Badan Nasional Penanggulangan Terorisme. 

Acara yang digelar dalam rangka menyambut HUT ke-80 Republik Indonesia ini diikuti ratusan murid dan guru DJA serta sejumlah tokoh masyarakat. 

Kuliah umum berlangsung penuh antusiasme dan menghadirkan pemaparan mendalam dari jenderal polisi berpangkat tiga bintang yang juga bergelar profesor ini.

Dalam paparannya, Prof. Rycko menegaskan bahwa wawasan kebangsaan adalah fondasi utama untuk membangun bangsa yang kuat, berdaulat, dan aman dari ancaman ideologi radikal maupun kekerasan ekstremisme. 

Ia menguraikan secara rinci makna kebangsaan, nilai-nilai Pancasila, dan pentingnya penguatan identitas nasional di tengah arus globalisasi.

“Wawasan kebangsaan bukan sekadar hafalan, melainkan sikap hidup yang harus tertanam dalam hati setiap anak bangsa. Dengan cinta tanah air yang kuat, kita akan kebal terhadap paham-paham yang ingin memecah belah bangsa, termasuk terorisme,” ujarnya tegas.

Lebih lanjut, Prof. Rycko menjelaskan definisi terorisme sebagai tindakan kekerasan yang dilakukan untuk menimbulkan ketakutan dan menggoyahkan stabilitas negara. 

Ia menekankan bahwa terorisme seringkali menyusup melalui pemahaman keagamaan yang diselewengkan, dan karena itu pendidikan akhlak dan moderasi beragama menjadi benteng pertahanan yang sangat penting.

“Jangan pernah menganggap remeh ujaran kebencian, ajakan membenci negara, dan doktrin takfiri yang membidik remaja dan pelajar. 

Mereka masuk dari ruang-ruang sunyi: media sosial, pertemanan, bahkan tempat ibadah,” paparnya.

Kuliah umum ini sekaligus menjadi ajakan reflektif bagi seluruh peserta untuk menjadi bagian dari solusi, bukan bagian dari masalah. 

Prof. Rycko juga mengapresiasi sistem pendidikan Dayah Jeumala Amal yang menekankan pendidikan karakter, keislaman yang damai, dan cinta tanah air, sebagai contoh ideal bagi institusi pendidikan lainnya.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved