Berita Banda Aceh

Bertemu Komunitas OTP, Ketua DPRK Banda Aceh Sebut Pasangan Muda Gampang Cerai: Tidak Ada Rasa Malu

“Masalah utamanya di kalangan pasangan muda ini adalah ambang sabar yang sangat tipis, begitu mudah mengucapkan cerai. Tidak ada rasa malu atau beban

Penulis: Muhammad Nasir | Editor: Nurul Hayati
Humas DPRK Banda Aceh
TEMUI IBU-IBU - Ketua DPRK Banda Aceh, Irwansyah ST saat menerima kunjungan ibu-ibu dari Komunitas Orang Tua Pembelajar (OTP), usai menerima audiensi, Kamis (7/8/2025) di ruang Ketua DPRK Banda Aceh. 

“Masalah utamanya di kalangan pasangan muda ini adalah ambang sabar yang sangat tipis, begitu mudah mengucapkan cerai. Tidak ada rasa malu atau beban kalau jadi janda atau duda. Padahal ada anak-anak yang jadi korban,” ujar politisi PKS ini.

Laporan Muhammad Nasir | Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH – Ketua DPRK Banda Aceh, Irwansyah ST mengungkapkan kekhawatirannya mengenai fenomena sosial saat ini, bahwa pasangan muda sangat mudah untuk bercerai atau mengajukan gugatan cerai.

Sehingga tak heran, angka perceraian di Banda Aceh sangat tinggi dan didominasi oleh pasangan muda.

Tahun lalu, angkanya mencapai 800 kasus, sedangkan hingga Mei tahun ini sudah tercatat 300 kasus.

Hal itu disampaikan oleh Irwansyah ST, saat menerima silaturahmi Komunitas Orang Tua Pembelajar (OTP), Kamis (7/8/2025) di ruang Ketua DPRK Banda Aceh.

OTP adalah komunitas nirlaba yang konsen dalam memberikan parenting dan ketahanan keluarga.

Pengurusnya adalah para ibu-ibu muda di Banda Aceh dan sekitarnya.

Kepada OTP, Irwansyah menekankan agar persoalan tingginya angka perceraian pasangan muda ini harus menjadi perhatian komunitas tersebut, agar bersama-sama menekan pengurangan tingkat perceraian.

“Masalah utamanya di kalangan pasangan muda ini adalah ambang sabar yang sangat tipis, begitu mudah mengucapkan cerai. Tidak ada rasa malu atau beban kalau jadi janda atau duda. Padahal ada anak-anak yang jadi korban,” ujar politisi PKS ini.

Irwansyah mengungkapkan, bahwa pasangan muda yang mendominasi perceraian ini adalah dari kalangan gen z dan milinial, yang usianya masih 20-an dan 30-an.

Menurutnya, pasangan muda yang bercerai karena batas kesabaran yang sangat tipis dan tidak adanya ketahanan diri.

Kemudian, maraknya judi online yang menyasar rumah tangga dan pengaruh media sosial ikut memperkuat faktor tersebut.

Baca juga: Aduh! Istri Gugat Cerai Suami 2 Kali Lipat Jumlahnya di Langsa, Cek Datanya

Oleh karena itu, katanya, dibutuhkan benteng diri yang kuat, misalnya Ikut pengajian, perbanyak ibadah, tingkatkan aktivitas positif baik dalamm komunitas maupun organisasi,  ciptakan quality dan family time yang maksimal, menumbuhkan rasa malu jika bercerai, hingga memilih lingkungan pergaulan yang sehat.

“Kadang yang bercerai ini kita lihat tidak ada beban dengan statusnya. Padahal dari perceraiannya ini yang paling menjadi korban adalah anak-anak, mereka tidak lagi memiliki keluarga yang utuh,” ungkap Irwansyah.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved