Berita Aceh Tamiang

Optimalkan Dana CSR, Bupati Kumpulkan Pemilik Perusahaan

“Pemda perlu berperan penting sebagai fasilitator demi memastikan program CSR selaras dengan program daerah

Penulis: Rahmad Wiguna | Editor: Nur Nihayati
Dok Humas
OPTIMALISASI CSR - Bupati Aceh Tamiang Irjen Pol (P) Armia Pahmi mengingatkan agar perusahaan berkolabarsi dalam menyalurkan dana CSR agar tepat sasaran. Dok Humas 

“Pemda perlu berperan penting sebagai fasilitator demi memastikan program CSR selaras dengan program daerah

Laporan Rahmad Wiguna | Aceh Tamiang

SERAMBINEWS.COM, KUALASIMPANG - Penyaluran dana Corporate Social Responsibility (CSR) di Aceh Tamiang masih kurang maksimal.

Perusahaan diimbau berkoordinasi dengan pemerintah daerah agar serapan dana ini memberikan dampak positif terhadap masyarakat.

Imbauan ini disampaikan Bupati Aceh Tamiang Irjen Pol (P) Armia Pahmi dalam rapat koordinasi CSR dengan pimpinan perusahaan yang memiliki badan usaha di Aceh Tamiang.

Rakor ini dilangsungkan di sebuah hotel di Medan dengan menyertakan sejumlah pejabat teras Setdakab Aceh Tamiang, Jumat (9/8/2025) kemarin.

“Pemda perlu berperan penting sebagai fasilitator demi memastikan program CSR selaras dengan program daerah yang bermanfaat untuk masyarakat,” kata Armia Pahmi.

Kehadiran pemerintah daerah pada program CSR ini dijelaskannya juga untuk menghindari tumpang tindih program dan politisasi.

Sebab kata dia, masih banyak masyarakat secara langsung mengeluhkan keberadaan perusahaan yang tidak memberikan dampak kemajuan bagi desa.

“Ada keluhan masyarakat, mereka bilang gak ada perhatian dari perusahaan,” ungkapnya.

Padahal kata Armia, Aceh Tamiang memiliki modal besar untuk menjadi daerah berkembang maju dan maju.

Sebagai contoh, perusahaan perkebunan kelapa sawit pertama di Indonesia berada di Aceh Tamiang dan hingga kini daerah paling timur Aceh ini juga memiliki pertambangan.

“Pertambangan dan kelapa sawit ini sudah ada sejak lama, hari ini dikelola oleh perusahaan.

Makanya harus berkontribusi untuk masyarakat,” sambungnya.

Ketua Forum CSR. Sayed Zainal yang turut dilibatkan dalam rakor ini menyebut angka stagnasi CSR sejak 2019 hanya melibatkan beberapa perusahaan.

Dia merekomendasikan perlunya evaluasi dan tindak lanjut agar perusahaan berkomitmen pada CSR.

Di sisi lain dia  mendorong perlunya instruksi bupati untuk mengatur pelaksanaan CSR agar tidak menjadi beban bagi perusahaan.

Sementara Yunus, Koordinator Pusat Unggulan Pekebun Lestari (PUPL) yang dipercaya sebagai penyelenggara acara menyebut ada 70 orang dari 42 perusahaan yang hadir dalam rakor tersebut.

Dijelaskannya kalau perusahaan yang aktif  di Aceh Tamiang didominasi bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit. (mad)

Baca juga: Naik Lagi, Harga Bawang di Aceh Tamiang Tembus Rp 60 Ribu

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved