Banda Aceh
ARC USK Dorong Inovasi Teknologi Berbasis Rakyat, Terutama untuk Komoditas Nilam Aceh
saat ini dengan inovasi yang dikembangkan oleh ARC, hampir 30 produk turunan berbasis minyak nilam telah dihasilkan...
Penulis: Sara Masroni | Editor: Eddy Fitriadi
Laporan Sara Masroni | Bandung
SERAMBINEWS.COM, BANDUNG - Kepala Atsiri Research Center (ARC) Pusat Unggulan Iptek Perguruan Tinggi (PUIPT) Nilam Aceh Universitas Syiah Kuala (USK), Syaifullah Muhammad mendorong berbagai pihak untuk peduli dengan inovasi teknologi berbasis rakyat yang bisa mendongkrak nilai tambah dari produk masyarakat, terutama terhadap komoditas unggulan nasional nilam Aceh.
"Hilirisasi berbasis komoditas rakyat dengan teknologi yang tepat akan menghasilkan produk turunan dengan nilai tambah tinggi serta bisa terserap langsung pada market nasional Indonesia yang sangat besar," kata Syaifullah saat mendapat kehormatan diundang Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek) RI sebagai salah satu pembicara pada panel diskusi Sesi 5 Bidang Hilirisasi dan Industrialisasi terkait Ketahanan Rantai Pasok Konten Lokal menghadirkan unsur triple helix dari perguruan tinggi, pemerintah dan dunia ini membahas berbagai aspek industrialisasi yang menjadi kebutuhan nasional di Aula Barat Institut Teknologi Bandung (ITB), Sabtu (9/8/2025).
Sosok yang juga Direktur Bisnis dan Dana Lestari USK itu menjelaskan, saat ini dengan inovasi yang dikembangkan oleh ARC, hampir 30 produk turunan berbasis minyak nilam telah dihasilkan, dan sebagian besar telah memiliki izin edar BPOM dan dijual ke masyarakat dengan nilai tambah yang tinggi.
“Inovasi juga harus dipastikan bersifat inklusif, menempatkan masyarakat bukan semata sebagai penerima manfaat (beneficiaries) tapi sekaligus sebagai pelaku dalam berbagai proses yang dilakukan,” katanya.
Menurut Kepala ARC USK itu, belajar dari pengalaman Aceh di mana pernah terjadi investasi dan inovasi besar dalam eksplorasi gas alam cair di Kawasan Arun Aceh Utara, namun setelah 30 tahun industrialisasi ini dilakukan, masyarakat miskin paling banyak di Aceh tetap di Kabupaten Aceh Utara. “Ini karena inovasi teknologi terhadap komoditas dilakukan secara eksklusif,” ujar Syaifullah.
Baca juga: PAKARMARU 2025, USK Sambut 8.082 Mahasiswa Baru, Lolos dari Ribuan Pendaftar
Di sisi lain, dia juga menyampaikan pentingnya para dosen di perguruan tinggi agar tidak tersandera dengan tugas-tugas administratif yang berlebihan, sehingga keinginan mewujudkan dharma pengabdian masyarakat berbasis teknologi yang memberi dampak ekonomi dan kesejahteraan, dapat lebih intensif dilaksanakan.
Diketahui, acara ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Konvensi Sain, Teknologi dan Industri (KSTI) yang berlangsung di Kampus ITB Bandung pada 7-9 Agustus 2025. Acara dibuka Presiden RI Prabowo Subianto dan dihadiri sejumlah menteri.
Rektor USK, Prof Marwan juga hadir dalam acara pembukaan ini. Dalam kegiatan utama, turut menghadirkan penerima Nobel Fisika Konstantin Novoselov asal Rusia serta sejumlah ilmuwan terkemuka dari Indonesia.(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.