Konflik Palestina vs Israel

Kisah Suleiman Obeid, Tewas Ditembak Tentara Israel Saat Mengantre Makanan, Dijuluki Pele Palestina

Ia mengawali karier profesional bersama klub Khadamat al-Shati di Gaza, lalu memperkuat Klub Pusat Pemuda Al Amari di Tepi Barat.  

Editor: Faisal Zamzami
tangkapan layar X (@ajplus)
SERANGAN ISRAEL - Legenda sepak bola Palestina bernama Suleiman al-Obeid yang dijuluki Pele Palestina tewas ditembak tentara Israel saat menunggu bantuan kemanusiaan di Gaza Selatan. 

Dari total itu, korban yang berkaitan langsung dengan dunia sepak bola mencapai 321 orang, termasuk pemain, pelatih, wasit, pengurus klub, dan anggota dewan.

Baca juga: Nama 5 Jurnalis Al Jazeera yang Tewas Akibat Serangan Israel di Gaza, Termasuk Anas al-Sharif

Terus Dikenang

Sang istri, Doaa al-Obeid, kini hanya bisa memegang celana pendek bernomor 10 sebagai satu-satunya kenangan berharga dari suaminya.

Keluarga al-Obeid sendiri kehilangan rumah akibat pemboman dan kini tinggal di sebuah tenda di antara puing-puing.

Meskipun perang telah dimulai pada Oktober 2023, al-Obeid tetap bermain sepak bola, mengumpulkan teman-teman untuk terus berlatih.

"Dia tidak pernah berhenti, tidak satu hari pun," kenang Doaa.

"Bahkan selama krisis perang, di tengah-tengah roket, penembakan, dan pembunuhan massal, dia akan pergi bermain.

Menurut Asosiasi Sepak Bola Palestina, ratusan atlet dan pejabat olahraga telah tewas akibat serangan Israel, dan sebagian besar fasilitas olahraga hancur.

Para penggemar al-Obeid berharap warisan sang legenda akan terus dikenang.

"Pemain ini adalah rusa ketika kami melangkah ke lapangan, kami senang menontonnya," kata seorang penggemar, Hassan al-Balawi.

Baca juga: Pembunuhan 5 Jurnalis Al Jazeera Terjadi sebelum Rencana Israel Merebut dan Duduki Kota Gaza

Bantuan Terhambat, Korban Kelaparan Terus Bertambah 

Dilansir dari Aljazeera, Kamis (7/8/2025) insiden yang merenggut nyawa Obeid terjadi di tengah krisis kelaparan yang kian memburuk di Gaza.

Sumber medis mengatakan, setidaknya 18 orang tewas pada hari yang sama saat berusaha mendapatkan bantuan.  

Sejak pusat distribusi bantuan milik Yayasan Kemanusiaan Gaza yang kontroversial mulai beroperasi pada akhir Mei, lebih dari 1.300 warga Palestina dilaporkan tewas di sekitar lokasi pembagian bantuan tersebut.

Sementara, total korban tewas karena kekurangan pangan sejak pecahnya perang pada Oktober 2023 telah mencapai 197 orang, di antaranya 96 anak.  

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved