Kisah Anak Buruh di Aceh Selatan Menggapai Kuliah di USK Lewat Beasiswa KIP

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Namanya Ukhti Nia Ulfa. Datang dari Aceh Selatan ke Banda Aceh untuk menggapai impian dengan berkuliah di Universitas Syiah Kuala (USK).

Ia berasal dari keluarga menengah ke bawah. Ayahnya seorang buruh lepas dan ibunya sehari sebagai sebagai ibu rumah tangga, menggurus anak-anaknya.

Awalnya berkuliah di kampus jantung hate rakyat Aceh ini terasa sebagai sesuatu yang mustahil baginya. Karena biaya yang dibutuhkan sangat besar jika dia melanjutnya studi jauh dari rumah.

Namun berada ratusan kilometer dari kampus USK, tak membuat tekadnya surut. Ia bertekad agar tetap bisa mencapai impiannya.

Akhirnya lewat program KIP Kuliah, ia berhasil masuk ke USK dan menjadi salah satu penerimanya.

Alam kegiatan Pembinaan Akademik dan Karakter Mahasiswa Baru (PAKARMARU) 2025 di Gedung AAC Dayan Dawood, Darussalam, Banda ceh, Ukhti jadi salah satu dari ribuan peserta yang hadir.

Baca juga: Daftar 6 Profesor Baru USK yang Dikukuhkan, Pakar AI Medis hingga Kebencanaan

Saat ini ia tercatat sebagai mahasiswa di program studi Ilmu Keperawatan Universitas Syiah Kuala (USK).

Di hadapan ribuan rekannya, yang sama-sama sedang mengikuti Pembinaan Akademik dan Karakter Mahasiswa Baru (PAKARMARU) 2025, ia berbagi cerita jujur tentang perjuangan dan tekadnya. 

Ukhti begitu ia kerap disapa. Ia lahir dari keluarga yang sederhana.

"Bisa dibilang saya lahir dari keluarga menengah ke bawah," ujarnya.

Ayahnya seorang buruh harian lepas, sementara ibunya ibu rumah tangga. Ia empat bersaudara. 

Namun, keterbatasan ekonomi tak pernah membatasinya dalam meraih prestasi. Sejak sekolah, ia selalu berada di peringkat pertama.

Guru-gurunya sering menyarankan ia untuk mengambil Kedokteran. Namun, bagi keluarganya, pilihan itu terasa berat.

Baca juga: Dosen USK Kembangkan Sabun Cuci Tangan Berbasis Garam di Aceh Besar

"Kata mamak, kalau kedokteran pasti biayanya mahal," kenang Ulfa. Ia berusaha meyakinkan sang ibu dengan menyebutkan pendaftaran KIP Kuliah, tetapi ibunya tetap khawatir, "Belum tentu lulus," jawabnya saat itu.

Pada jalur SNBP, dengan keyakinan yang tinggi, ia mengambil langkah berani. Memilih Farmasi, sebuah program studi yang ia tahu sangat kompetitif di USK.