Berita Aceh Selatan

Wakil Ketua MADA Isi Tausyiah di Dayah Minhajul Karamah, Tekankan Pentingnya Hal Ini bagi Pemuda

Dalam tausyiahnya, Dr Zulkhairi menyampaikan bahwa menjadi pemuda sejati harus berlandaskan dua unsur utama, yakni ilmu dan takwa.

Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Ansari Hasyim
FOR SERAMBINEWS.COM
Wakil Ketua Majelis Akreditasi Dayah Aceh (MADA) di bawah Badan Akreditasi Dayah Aceh (BADA), Dr. Teuku Zulkhairi, menyampaikan tausyiah motivasi kepada ratusan santri Dayah Minhajul Karamah al-Aziziyah, Aceh Selatan, Minggu (10/8/2025).  

Wakil Ketua MADA Isi Tausyiah di Dayah Minhajul Karamah, Tekankan Pentingnya Hal Ini bagi Pemuda

SERAMBINEWS.COM, TAPAKTUAN - Wakil Ketua Majelis Akreditasi Dayah Aceh (MADA) di bawah Badan Akreditasi Dayah Aceh (BADA), Dr. Teuku Zulkhairi, menyampaikan tausyiah motivasi kepada ratusan santri Dayah Minhajul Karamah al-Aziziyah, Aceh Selatan, Minggu (10/8/2025). 

Kegiatan ini digelar atas undangan pimpinan dayah, Abi Karimuddin.

Dalam tausyiahnya, Dr Zulkhairi menyampaikan bahwa menjadi pemuda sejati harus berlandaskan dua unsur utama, yakni ilmu dan takwa.

Dimana, kata dia, dengan kedua inilah seorang pemuda akan menjadi bermakna dalam kehidupannya.

Ia mengutip bait dari syair Imam Syafi‘i yang menyebutkan bahwa: “Eksistensi seorang pemuda adalah dengan ilmu dan ketaqwaan. Jika keduanya tidak ada padanya, maka tidak ada jati diri padanya.” 

Baca juga: Haul Pertama Tusop Jeunieb Digelar 26 Agustus 2025 di Dayah Babussalam Al-Aziziyah Bireuen

Pesan itu, menurut Dr Zulkhairi yang juga dosen UIN Ar-Raniry dan Mudir Ma’had Aly Babussalam Al-Hanafiyyah ini, mengajarkan bahwa kemuliaan seseorang bukan diukur dari hartanya, pangkatnya, atau asal-usulnya, melainkan dari sejauh mana ia berilmu dan bertakwa. 

Pemuda yang hidup tanpa ilmu akan mudah tersesat dalam mengambil keputusan, dan tanpa takwa akan kehilangan kendali moral dalam menjalani hidup.

Dalam tausyiahnya, ia juga menyemangati santri dengan ungkapan sebuah kata hikmah bahwa: “Seorang pemuda sejati adalah yang kakinya berada di bumi, namun cita-citanya menjulang seperti bintang di langit.” 

Ungkapan ini, jelasnya, adalah dorongan agar para santri memiliki cita-cita tinggi dan luas, namun tetap berpijak pada realitas, tidak melupakan asal-usul, dan menjaga adab serta tanggung jawab.

“Santri harus berani bermimpi besar,” lanjutnya. 

“Namun mimpi itu harus dibingkai dengan adab, diperjuangkan dengan ilmu, dan dibersihkan dari niat yang keliru. Sebab cita-cita yang tinggi tanpa dasar yang kokoh hanya akan menjadi angan-angan yang rapuh,” sambung Dr Zulkhairi.

Mengajak para santri untuk terus bersemangat dalam menuntut ilmu, Dr Zulkhairi menyampaikan bahwa ilmu adalah bekal utama untuk menghadapi tantangan hidup. 

Dengan ilmu dan ketaqwaan seseorang akan sukses di dunia dan sukses di akhirat.  

Dr Zulkhairi juga mengingatkan para santri untuk senantiasa mendo’akan orang tua masing-masing sehabis shalat dan tidak pernah melupakannya supaya dosa-dosa orang tua diampuni oleh Allah SWT dan dimudahkan perjuangannya dalam mencari rizki. 

Selain itu bahwa dengan mendo’akan orang tua maka seorang anak akan memiliki karakter anak shalih dan shalihah.

Selain itu, dalam tausyiahnya sekitar satu jam, Dr Zulkhairi juga mengingatkan santri untuk memperbanyak istighfar dan shalawat karena dengan itu insya Allah akan dimudahkan jalan menuntut ilmu dan dimudahkan segala urusan. 

Dr Zulkhairi mencerikan kisah seorang pemuda yang diceritakan oleh Imam Ahmad bin Hambal yang semua cita-citanya dikabulkan oleh Allah Swt ketika ia memperbanyak istighfar, termasuk cita-cita berjumpa dengan Imam Ahmad bin Hambal.

Suasana semakin hidup saat sesi diskusi dimana seorang santri menyampaikan cita-citanya menjadi seorang Teungku yang nanti akan mendakwahkan agama dan mendidik pemuda di desanya.

Penyampaikan cita-cita sang santri ini mendapat apresiasi para pengajar dan santri lainnya. 

Selain itu, Dr Zulkhairi mengingatkan kembali agar santri memahami fungsi ilmu sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an surah QS. al-Mujādalah ayat 11: 

“Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat.” 

Menurutnya, ayat ini adalah janji Allah yang pasti, bahwa derajat seorang santri akan diangkat bila ia beriman dan berilmu. 

Ilmu adalah cahaya yang membimbing langkah, sedangkan iman adalah kompas yang menjaga arah.

Acara ini turut dihadiri oleh Tgk Riki Ade Malek, M.Ag, selaku Asesor Badan Akreditasi Dayah Aceh (BADA) yang juga pengajar di sejumlah dayah di Aceh Selatan

Selain dua ratusan santri, juga diikuti oleh para tengku pengajar baik laki-laki maupun perempuan.

‎(Serambinews.com/Agus Ramadhan)

Baca dan Ikuti Berita Serambinews.com di GOOGLE NEWS 

Bergabunglah Bersama Kami di Saluran WhatsApp SERAMBINEWS.COM 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved