Berita Aceh Tenggara
Dari Kutacane, Kadisdik Aceh Gaungkan Pendidikan Lingkungan Berbasis Leuser
Kadisdik Aceh menekankan pentingnya peran guru sebagai khalifah dalam menjaga kelestarian lingkungan dan menciptakan karakter perdamaian di kalangan
Penulis: Yarmen Dinamika | Editor: Mursal Ismail
Ia menyoroti bahwa Aceh merupakan daerah yang kaya akan sumber daya alam, dengan 3,5 juta hektare kawasan hutan.
Badrul juga mengingatkan pentingnya menjaga Kawasan Ekosistem Leuser (KEL), satu-satunya bentang alam di dunia tempat empat spesies satwa besar, yakni gajah, harimau, badak, dan orang utan hidup berdampingan.
Namun, ancaman terhadap ekosistem ini nyata adanya.
Ia menyampaikan bahwa pada tahun 2024, Aceh mengalami kerugian besar akibat kerusakan hutan, yang setara dengan 1.640 juta pohon, atau kira-kira 14.000 kali luas lapangan sepak bola.
Baca juga: Disdik Aceh Gelar Asesmen Kepala Sekolah Tahap 2 Se-Aceh, 892 Peserta Ikut Talent Mapping, Wawancara
Setiap harinya, kerusakan hutan di Aceh mencapai 29 hektare, dengan peningkatan sebesar 19 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Per Januari hingga Juli 2025, Aceh mengalami 51 kejadian kebakaran hutan dan lahan seluas 174 ha dengan kerugian mencapai Rp52 miliar.
Selain itu, 34 kali banjir melanda, menyebabkan 1.232 rumah terendam dan kerugian sebesar Rp48 miliar, yang langsung berdampak pada masyarakat.
Kondisi ini, lanjutnya, semakin memperberat tantangan sosial-ekonomi Aceh, yang masih termasuk daerah termiskin di Sumatra.
Melalui kegiatan MGMP ini, Badrul menekankan pentingnya mengintegrasikan kesadaran ekologis dalam materi pendidikan.
Ia menyatakan bahwa pendidikan tidak hanya tentang penyampaian ilmu pengetahuan, melainkan juga pembentukan karakter dan kesadaran lingkungan bagi generasi muda. Bahkan, pendekatan melalui sastra seperti novel pun dapat dimanfaatkan untuk menyampaikan nilai-nilai penting tersebut.
Sebagai penutup, Badrul menyampaikan pesan kuat tentang urgensi pelestarian lingkungan:
"Jangan sampai kita baru sadar bahwa manusia tidak bisa makan uang ketika pohon terakhir sudah tumbang, sungai terakhir sudah kering, dan hewan terakhir sudah musnah," imbuhnya.
Sementara itu, Kacabdisdik Aceh Tenggara yang juga Ketua MGMP, Jufri SPd, MSi, menyampaikan rasa hormat dan salam kepada Kepala Dinas Pendidikan, Yayasan HAkA, seluruh peserta dari 23 kabupaten/ kota yang hadir.
Ia mengungkapkan kebahagiaannya karena Aceh Tenggara dipercaya menjadi tuan rumah kegiatan MGMP tiga mata pelajaran Biologi, Kimia, dan Geografi yang berlangsung dari 11 hingga 14 Agustus 2025.
Sebanyak 65 peserta telah berkumpul, sebagian menginap di mes SMK Negeri 2 Aceh Tenggara, guna mengikuti rangkaian kegiatan selama beberapa hari ke depan.
Larikan Dana Desa Sejak Tahun 2017, GeRAK Aceh Sorot 3 Oknum Kades yang belum Ditangkap |
![]() |
---|
Diduga Pungli Dana Desa, Bupati Aceh Tenggara Nonaktifkan Camat Leuser |
![]() |
---|
Rumah di Pedalaman Leuser-Aceh Tenggara Musnah Dilalap Sijago Merah |
![]() |
---|
Dendam Lama Jadi Motif AS Bantai 5 Keluarganya di Aceh Tenggara, Ayahnya Pernah Dihina dan Dikeroyok |
![]() |
---|
Dendam Kesumat! Ini Motif Pembunuhan Berantai Sekeluarga di Aceh Tenggara, Sakit Hati Dibuat Susah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.