Profesor Humam Hamid Hadiri Forum Internasional Refleksi Aceh Damai di Jakarta

Humam Hamid mengatakan, kegiatan ini menunjukkan bahwa masyarakat internasional masih mau peduli Aceh.

Penulis: Yeni Hardika | Editor: Zaenal
SERAMBINEWS.COM/HANDOVER
Prof. Dr. Ahmad Human Hamid, MA, Sosiolog dan Guru Besar Universitas Syiah Kuala Banda Aceh. 

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Sore ini, Rabu (13/8/2025), dan besok (14/8/2025) sehari penuh, di sebuah ballroom elegan Hotel Fairmont, Jakarta, akan berkumpul wajah-wajah yang pernah berada di garis depan sejarah Aceh. 

Bukan untuk merundingkan senjata, bukan pula untuk mengatur strategi perang, tetapi untuk mengenang dan merayakan sesuatu yang lebih sulit dari kemenangan militer, yakni perdamaian.

Informasi diperoleh Serambinews.com, Rabu (13/8/2025), di antara deretan tokoh nasional dan internasional yang akan hadir, terdapat beberapa dari Aceh, di antaranya Wali Nanggroe Tgk Malik Mahmud Al-Haythar, Profesor Ahmad Humam Hamid, dan Teuku Kamaruzzaman (Ampon Man). 

“Benar saya berangkat ke Jakarta hari ini. Ada acara yang perlu ditemui siang ini dari ERIA, NGO Jepang. Kita berterima kasih masih ada yang peduli Aceh,” ungkap Prof Humam Hamid menjawab Serambinews.com via pesan WhatsApp.

Humam Hamid mengatakan, kegiatan ini menunjukkan bahwa masyarakat internasional masih mau peduli Aceh.

Humam menyambut baik acara yang diadakan oleh ERIA ditengah ingatan publik nasional dan internasional yang nyaris lupa tentang perdamaian Aceh. 

“ERIA justru mengajak pemangku kepentingan tentang apa pelajaran, hikmah, dan tantangan Aceh yang belum selesai. Ini perhatian yang luar biasa dari NGO Jepang untuk Aceh,” ujarnya

Akademisi senior dari Universitas Syiah Kuala ini dikenal bukan hanya karena kapasitas akademisnya, tetapi juga perannya dalam masa konflik, karena keterlibatannya dalam advokasi hak asası manusia dan kampanye perdamaian.

Ia juga sangat terlibat dalam fase krusial pasca-perjanjian damai Aceh, melalui lembaga masyarkat sipil Aceh, Aceh Recovery Forum. 

Sebagai anggota Dewan Pengarah Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) Aceh–Nias, dan anggota Multi Donor Fund yang dimotori Uni Eropa dan Bank Dunia, Humam pernah ikut memastikan bahwa “damai” tak berhenti di atas kertas, melainkan menjelma menjadi sekolah yang berdiri kembali, jalan yang mulus di desa, dan rasa aman di hati warganya.

Baca juga: Dua Dekade Damai Aceh dalam Sorotan Film Dokumenter, Ini Jadwal dan Lokasi Pemutaran Film

Menghadirkan para tokoh

Ditanya tentang forum yang akan dihadirinya di Jakarta hari ini dan besok, Prof Humam mengatakan, forum bertajuk “Refleksi Aceh Damai” ini dihelat oleh ERIA School of Government, sebuah lembaga berbasis riset kebijakan yang bermitra dengan berbagai tokoh dan organisasi internasional. 

Para pembicaranya adalah orang-orang yang pernah berada di ruang negosiasi dan lapangan implementasi. 

Antara lain, mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla, mantan Menteri Hukum dan HAM Prof. Hamid Awaluddin, Wali Nanggroe Aceh Teungku Malik Mahmud Al Haythar, hingga General Nipat Thonglek dari Thailand dan Dr. Yuhki Tajima dari Georgetown University.

Nama nama lain yang hadir antaranya Dr. Rizal Sukma dari CSIS Jakarta, Him Raksmey  dari Pusat Studi Kamboja, Dr Onanong Thippimol dari Thamasat University,  Thailand,Dadang Trisasongko dari YLBHI,  Wiliam Sahbandar, dan Teuku Kamaruzzaman mewakili BRR, serta Erif Zulkifli dari Majalah Tempo.

Bagi Profesor Humam, acara ini bukan sekadar reuni biasa. Ini adalah momen menengok kembali hampir dua dekade perjalanan Aceh sejak penandatanganan perjanjian Helsinki pada 2005. 

Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved