Kajian Islam
Buya Yahya Bongkar Penyebab Anak Mudah Marah: Berawal dari Rumah Tangga
Pendakwah Buya Yahya kembali mengingatkan pentingnya membangun rumah tangga yang harmonis.
Penulis: Firdha Ustin | Editor: Amirullah
SERAMBINEWS.COM – Pendakwah Buya Yahya kembali mengingatkan pentingnya membangun rumah tangga yang harmonis.
Menurutnya, kondisi keluarga sangat menentukan masa depan anak, termasuk perilaku mereka di kemudian hari.
Dalam ceramahnya yang diunggah ke kanal YouTube Al-Bahjah, Buya Yahya menekankan bahwa kebiasaan buruk seperti mencaci, membentak atau merendahkan pasangan di dalam rumah bisa memberi dampak besar bagi perkembangan anak.
“Rumahmu jangan sampai ada caci maki, olok-olokan. Karena akibatnya besar nanti kepada anak,” ujar Buya Yahya dikutip Serambinews.com, Sabtu (23/8/2025) dari kanal YouTube Al Bahjah.
Buya Yahya menjelaskan, anak-anak yang tumbuh di lingkungan penuh pertengkaran akan merekam perilaku tersebut dalam ingatan.
Akibatnya, saat berinteraksi dengan teman sebaya, mereka cenderung mudah marah, tersinggung, bahkan menjadi pemarah ketika dewasa.
Baca juga: Siapa yang Jadi Wali Nikah Jika Ayah Sudah Tiada? Ini Penjelasan Buya Yahya
Sebaliknya, anak yang menyaksikan orang tuanya saling menghargai, penuh kelembutan dan menunjukkan kasih sayang, akan tumbuh menjadi pribadi yang tenang, mudah tersenyum, serta lebih sehat secara mental.
“Coba seorang anak lihat ibunya bercanda dengan ayahnya, saling suap-suapan. Maka tumbuh dalam dirinya rasa kagum dan hormat kepada orang tuanya. Itu akan memudahkan anak diarahkan,” jelas Buya Yahya.
Generasi Rusak Berawal dari Rumah Tangga
Buya Yahya mengingatkan, banyak kasus anak nakal, pembuli hingga remaja yang sulit diatur, bermula dari kondisi rumah tangga yang tidak sehat.
Anak yang terbiasa melihat pertengkaran orang tuanya, kelak berpotensi mengulang pola yang sama dalam pernikahannya sendiri.
“Kalau hari ini rumah tanggamu tidak baik, berarti kamu sedang mencetak generasi yang rusak di kemudian hari,” tegas Buya Yahya.
Ia menambahkan, rumah tangga seharusnya menjadi tempat yang nyaman, indah dan penuh ketenangan. Jika suami atau istri berbuat salah, pasangan diminta tidak membalas dengan kata-kata kasar.
Baca juga: Buya Yahya: Ibu Hamil Berniat Anak Hafiz Quran Sudah Dapat Pahala, Meski Belum Terwujud
Menurut Buya Yahya, keluarga yang harmonis akan menjadi cikal bakal terbentuknya generasi saleh dan salehah.
Karena itu, ia mengajak setiap pasangan untuk menjaga lisan dan menjauhi kebiasaan saling merendahkan.
“Ahli surga itu enak di surga, tapi mukadimahnya ada di rumah tangga surga,” tutup Buya Yahya.
Buya Yahya: Jangan Nasihati Anak Saat Emosi, Bisa Berubah Jadi Cacian
Pendakwah Buya Yahya memberikan pesan penting bagi para orang tua dalam mendidik anak.
Menurut Buya Yahya, salah satu kesalahan orang tua yang sering terjadi adalah memberikan nasihat ketika hati masih dipenuhi amarah.
Buya Yahya menegaskan, kondisi emosi yang belum terkendali hanya akan membuat nasihat kehilangan makna.
Baca juga: Buya Yahya Ungkap Kalimat yang Bisa Membatalkan Shalat, Berdoa Pun Sebaiknya Cukup Sebut Ini
Bukan kebaikan yang tersampaikan, melainkan kata-kata kasar atau cacian yang bisa melukai perasaan anak.
“Maka hindari di saat kita marah untuk menasihati anak-anak. Mohon maaf, jika lagi marah Anda jangan menasihati anak Anda,” kata Buya Yahya dalam sebuah ceramah yang dikutip Serambinews.com, Senin (18/8/2025).
Menurut Buya Yahya, amarah yang tidak dikendalikan bisa menguasai diri seseorang sehingga ucapan yang keluar pun tidak lagi terkontrol. Akibatnya, orang tua bisa melampiaskan emosi dengan cara yang tidak mendidik.
“Ibu bisa saja tiba-tiba mencaci maki anak kecil hanya karena dikuasai amarah. Padahal, seharusnya seorang ibu tidak boleh marah berlebihan atau melakukan sesuatu yang tidak pantas,” ujarnya.
Ia menambahkan, hal yang sama juga berlaku dalam hubungan rumah tangga.
Seorang suami maupun istri tidak sepatutnya saling menegur atau menasihati pasangan dalam kondisi marah.
Baca juga: Buya Yahya Marah Besar Soal Anak Minta Warisan Duluan, Jangan Menikah dengan Orang Ini, Durhaka!
“Pastikan Anda tidak akan menegur pasangan Anda di saat Anda sendiri marah. Rendam dulu amarah Anda, setelah stabil baru berbicara. Dengan begitu, kata-kata yang keluar bisa indah, kalimatnya bagus, dan cara penyampaiannya tepat,” jelas Buya Yahya.
Lebih lanjut, Buya Yahya memberikan tips agar seseorang tidak terjebak dalam luapan emosi.
Ia menyarankan, ketika amarah mulai muncul, sebaiknya mengambil jeda sejenak, menenangkan diri, atau melakukan hal sederhana seperti minum air.
Dengan memberi ruang untuk diri sendiri, seseorang akan lebih mampu mengendalikan hawa nafsu dan emosi.
Setelah kondisi hati kembali tenang, barulah nasihat bisa disampaikan dengan bahasa yang baik dan mudah diterima.
“Hindari berbicara dalam keadaan amarah masih menguasai kita. Berhenti sejenak, rileks sesaat, kemudian lanjutkan pembicaraan. Maka nasihat yang keluar akan lebih masuk akal, tidak dikuasai hawa nafsu, dan terdengar indah di telinga orang lain,” katanya.
Buya Yahya menekankan bahwa anak-anak akan lebih mudah menerima nasihat jika disampaikan dengan ketenangan.
Sebab, kata-kata yang penuh kelembutan bukan hanya menenangkan hati, tetapi juga menjadi teladan bagi anak untuk belajar bersikap.
“Nasihat yang indah akan menjadi pelajaran berharga. Sebaliknya, nasihat yang lahir dari emosi hanya akan melukai dan tidak memberi manfaat,” tutup Buya Yahya.
(Serambinews.com/Firdha Ustin)
Buya Yahya
rumah tangga
Penyebab Anak Mudah Marah
rumah tangga yang harmonis
Serambinews.com
Serambi Indonesia
Tips Parenting
Perkembangan anak
Hukum Menambah Doa Ketika Sujud Dalam Shalat Pakai Bahasa Indonesia, Ini Tips Agar Shalat Tak Batal |
![]() |
---|
Mudah Emosi Setelah Menikah? Buya Yahya Beberkan Penyebab & Solusinya, Rumah Tangga Kembali Harmonis |
![]() |
---|
Mudah Emosi Setelah Menikah? Buya Yahya Beberkan Penyebab & Solusinya, Rumah Tangga Kembali Harmonis |
![]() |
---|
Rahasia Rezeki Lancar dan Hidup Tenang Jadi Penolak Bala, Ustaz Abdul Somad Bongkar 3 Amalan Dahsyat |
![]() |
---|
Punya Utang ke Orang Tua Tapi Sudah Meninggal Dunia, UAS Sebut Wajib Dibayar, Begini Caranya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.