Berita Sabang
Harga Minyak Nilam Anjlok, Semangat Petani di Sabang Melemah
Petani nilam di Gampong Bateshok, Kecamatan Sukamakmue, Sabang kini menghadapi tantangan berat akibat anjloknya harga minyak nilam
Penulis: Aulia Prasetya | Editor: Muhammad Hadi
Laporan Aulia Prasetya | Sabang
SERAMBINEWS.COM, SABANG – Petani nilam di Gampong Bateshok, Kecamatan Sukamakmue, Sabang kini menghadapi tantangan berat akibat anjloknya harga minyak nilam di pasaran.
Harga yang sebelumnya sempat melambung hingga Rp2,4 juta per kilogram pada akhir 2024, kini merosot tajam menjadi Rp700 ribu per kilogram.
Kondisi ini membuat pendapatan petani turun drastis dan mengancam keberlanjutan usaha mereka.
Penjabat Keuchik Gampong Bateshok, Mansyur AG, mengatakan harga minyak nilam yang tinggi sempat menjadi magnet bagi masyarakat untuk memperluas lahan dan beralih menanam nilam.
Namun, penurunan harga yang terus terjadi sejak awal tahun 2025 membuat semangat petani melemah.
Baca juga: Aktifkan Rumah Produksi, Nilam Aceh Tamiang Dilirik Cina
“Sekarang harganya tinggal Rp700 ribu per kilogram. Padahal sebelumnya pernah mencapai Rp2,4 juta. Turun jauh sekali dan ini sangat mengkhawatirkan bagi petani,” ujar Mansyur, Sabtu (23/8/2025).
Ia menambahkan, ketidakstabilan harga membuat petani kesulitan memastikan keuntungan.
Padahal, proses pengolahan minyak nilam membutuhkan biaya besar serta waktu yang cukup panjang.
“Saya mohon dukungan dari semua pihak, baik Pemerintah Kota Sabang maupun pemerintah pusat, untuk membantu menstabilkan harga.
Baca juga: Cek Kesiapan Pelabuhan, Mualem Tekankan Pentingnya Kelancaran Pelayaran Aceh–Penang
Memperkuat ekonomi desa
Selain itu, pemerintah juga perlu turun langsung melihat kondisi petani di lapangan,” tambahnya.
Sejak Agustus 2024, Gampong Bateshok telah menghasilkan lebih dari 200 kilogram minyak nilam yang dijual ke pengumpul di Banda Aceh.
Baca juga: Benteng Peninggalan Perang Aceh-Belanda Ditemukan di Pidie, Ini Penjelasan Budayawan Aceh
Namun dengan harga saat ini, keuntungan petani jauh menurun.
Mansyur berharap pemerintah segera melakukan evaluasi terhadap rantai distribusi dan mekanisme penentuan harga.
Menurutnya, jika harga minyak nilam kembali stabil, semangat masyarakat untuk membuka lahan baru dan meningkatkan produksi akan tumbuh kembali, sekaligus memperkuat ekonomi desa.
Baca juga: Ini Penyebab Ruas Jalan Tol Padang Tiji-Seulimeum Belum Dibuka untuk Umum
Baca juga: Istri di Banda Aceh Pasok Berondong ke Rumah saat Suami Dinas Luar Kota, Rahasia Gelap Terkuak
1.000 Terumbu Karang Ditanam di Bawah Laut Sabang, Aksi PIS Jaga Ekosistem Bahari |
![]() |
---|
Pawai Karnaval Dongkrak Pendapatan UMKM Lokal di Sabang |
![]() |
---|
Turis Inggris Kagumi Kemeriahan Pawai Karnaval Hari Kemerdekaan di Sabang |
![]() |
---|
3.775 Porsi Makan Bergizi Gratis Dibagikan di Sukajaya Sabang |
![]() |
---|
Mahasiswa Unigha Ungkap Sabang Punya Potensi Agrowisata, Tak Hanya Wisata Bahari |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.