Satria Kumbara Terluka Parah Dihantam Drone dan Mortir Ukraina, Rusia Tak Mau Tanggung Jawab
Rusia menyatakan tak bertanggung jawab soal eks Marinir TNI AL Satria Arta Kumbara yang memutuskan jadi tentara bayaran di sana.
SERAMBINEWS.COM - Keputusan seorang mantan prajurit Marinir TNI Angkatan Laut (TNI AL), Satria Arta Kumbara, untuk menjadi tentara bayaran di Rusia demi berperang di Ukraina kini berbuntut panjang.
Setelah kontraknya mengikat dan status Warga Negara Indonesia (WNI)-nya dicabut, Satria kini ingin kembali ke tanah air.
Namun, Pemerintah Rusia melalui Duta Besar Federasi Rusia untuk Indonesia, Sergei Tolchenov, menyatakan tak bertanggung jawab atas keputusan Satria tersebut.
Tolchenov bahkan mengaku Kedubes Rusia di Jakarta tidak pernah melakukan rekrutmen personel militer dan baru mengetahui informasi tentang Satria dari media Indonesia.
Moskow pun menegaskan, Satria harus siap dengan segala konsekuensi dari pilihannya, baik di Rusia maupun di Indonesia.
Lalu, apa yang akan terjadi pada Satria selanjutnya?
Baca juga: Cara Hitung Masa Subur untuk Program Hamil, dr Boyke Kasih Rumusnya
Pemerintah Rusia menyatakan tak bertanggung jawab soal eks Marinir TNI AL Satria Arta Kumbara yang memutuskan jadi tentara bayaran di sana.
Satria bergabung dengan pasukan Rusia untuk berperang dengan Ukraina atas keputusannya sendiri.
Karena itu, Satria juga harus siap dengan konsekwensi dari keputusannya itu.
Moskow bahkan mengaku tidak memiliki informasi apa pun tentang Satria Arta Kumbara dan bagaimana nasibnya saat ini.
Hal itu disampaikan Duta Besar Federasi Rusia untuk Indonesia, Sergei Tolchenov.
Tolchenov mengaku baru mengetahui informasi terkait Satria dari pemberitaan di Indonesia.
Ia telah mengonfirmasikan kabar tersebut kepada atase pertahanan, yang juga mengaku tidak memiliki informasi apapun soal Satria.
Sergei Tolchenov juga menegaskan bahwa Kedutaan Besar Rusia di Jakarta tidak pernah melakukan rekrutmen personel Angkatan Bersenjata Rusia.
“Saya menegaskan bahwa Kedutaan Besar Rusia di Jakarta dan di manapun tidak melakukan rekrutmen personel Angkatan Bersenjata Rusia,” katanya di Jakarta, Rabu (20/8/2025), melansir Antara.
Baca juga: Serangan Udara Besar-besaran Rusia ke Ukraina, Kerahkan Hampir 600 Drone dan Hantam Pabrik AS
Meski begitu, ia mengamini bahwa orang asing bisa mendaftar menjadi Angkatan Bersenjata Rusia secara sukarela.
“Personel profesional yang merupakan warga negara Rusia atau dalam beberapa kasus orang asing, bisa menandatangani kontrak (bergabung ke militer Rusia),” lanjutnya.
Namun, Tolchenov menegaskan, pihaknya tidak bertanggung jawab atas semua konsekuensi yang dihadapi Satria di Indonesia akibat keputusannya itu.
“Jika (Satria) Kumbara melanggar undang-undang Indonesia, hal itu adalah tanggung jawabnya sendiri,"
"Karena sebagai WNI, ia seharusnya paham apa yang bisa ia lakukan dan tidak,” ucap Tolchenov.
Sergei Tolchenov juga menyatakan bahwa pihaknya belum menerima permohonan bantuan apapun baik dari pemerintah Indonesia maupun dari Satria atau keluarganya untuk menyelesaikan masalah ini.
Satria, baru-baru ini menyatakan ingin kembali ke Indonesia dan memohon menjadi WNI lagi.
Dalam video permintaan maaf yang viral, Satria mengaku menandatangani kontrak dengan militer Rusia karena alasan ekonomi tanpa memahami konsekuensi hukum.
Namun demikian, status kewarganegaraannya telah dicabut karena ia melanggar Pasal 23 UU Nomor 12 Tahun 2006 yang menyatakan bahwa WNI yang bergabung dengan dinas militer asing tanpa izin Presiden otomatis kehilangan status sebagai warga negara Indonesia.
Untuk kembali menjadi WNI, Satria harus mengajukan naturalisasi, tetapi ia masih terikat kontrak militer di Rusia.
Jika kembali ke Indonesia, ia harus menghadapi konsekuensi hukum atas desersi
Eks Marinir Satria Kumbara Terluka
Sementara itu, eks marinir TNI AL, Satria Arta Kumbara yang jadi tentara bayaran di Rusia dikabarkan luka parah akibat dihantam drone dan mortir Ukraina.
Kabar terkini Satria Kumbara ini diketahui berdasarkan video yang dikirimkan ke Ruslan Buton, seorang mantan mantan TNI lalu dibagikan via akun Tiktoknya, Kamis (21/8/2025).
Dalam video tersebut terlihat kondisi kepala Satria yang dibalut perban.
Bekas aliran darah yang turun dari kepala masih terlihat di bagian pipi kirinya.
Demikian juga di bagian bibirnya masih terlihat gumpalan darah.
Dalam video tersebut, dengan susah payah, Satria mengucapkan selamat Dirgahayu Republik Indonesia.
"Dirgahayu Republik Indonesia,"
"Mudah-mudahan, rakyat semakin sejahtera, tercipta lapangan kerja yang banyak untuk kesejahteraan rakyat,"
"Sekali merdeka tetap merdeka," ucap Satria.
Video tersebut merupakan kiriman Satria kepada Ruslan Buton melalui aplikasi chating WhatsApp.
Dalam percakapan itu, Satria mengatakan bahwa dirinya dikepung drone Kamikaze Z dan ditembaki mortir.
"Saya dievakuasi mundur sekarang komandan, tetapi lagi transit di titik poin lain karena drone dan artileri Ukraina sedang maksimal kerja," tulis Satria.
"Saya harus jalan 10 kilometer lagi ke titik aman komandan," tambahnya dalam chatingan berikutnya.
Setelah itu chat terputus, dan itu menjadi ucapan terakhir dari Satria Arta Kumbara.
Belum diketahui bagaimana nasibnya kini karena komunikasi disebut terputus.
Terlihat ada riwayat panggilan video dari Ruslan Buton dan juga voice note.
Tetapi tidak ada balasan lagi dari Satria.
Sementara Ruslan Buton dalam video postingannya menyampaikan, komunikasinya dengan Satria terjadi pada hari Rabu 20 Agustus 2025, tepat pukul 15.58 Wib..
"Saya berkomunikasi dengan Staria Arta Kumbara melalui chat WA," katanya.
Ruslan Buton menyampaikan bahwa Satria saat ini sedang dalam proses evakuasi karena terluka parah di bagian kepala.
Satria disebutkan Ruslan, tidak hanya mendapat serangan drone, tetapi juga mendapat tembakan mortir yang bertubi-tubi.
"Saudara Sartria Arta Kumbara mengalami cedera terkena percikan peluru dan kepalanya penuh luka," ucap Ruslan Buton.
Satria lanjut Ruslan Buton, juga meminta doa dari seluruh rakyat Indonesia agar bisa selamat dari kondisi tersebut.
Begitu mengetahui kondisi Satria, Ruslan Buton mengaku mencoba menghiubunginya melalui video call, namun statusnya hanya memanggil, tidak berdering.
"Kemudian saya kirim voice note (catatan suara), juga hanya centang satu," timpalnya.
Ruslan Buton berharap Satria Arta Kumbara bisa selamat dari perang tersebut.
"Kita juga berharap Pemerintah bisa memfasilitasi saudara Satria Arta Kumbara agar bisa kembali bergabung bersama keluarganya," harap Ruslan Buton.
(*/ Tribun-medan.com)
Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul Nasib Satria Kumbara Terluka Parah, Rusia Tak Tanggung Jawab Nasib Tentara Bayarannya
Satria Kumbara
Sikap Rusia terhadap Satria Kumbara
Sikap Putin terkait Satria Kumbara
Satria Kumbara di Rusia
Serambi Indonesia
Rugikan Negara Rp 1,6 Miliar, Tiga Terdakwa Kasus Korupsi Perumdam Sigli Dituntut 4,8 Tahun Penjara |
![]() |
---|
PBB Umumkan Gaza Dilanda Kelaparan Parah, Setengah Juta Nyawa Terancam AKibat Blokade Israel |
![]() |
---|
Ketika Guru Besar Kedokteran Bersatu untuk Indonesia Sehat |
![]() |
---|
Aplikasi Draiv Region Meulaboh Diluncurkan, Wabup: Bikin Bangga Aceh Barat |
![]() |
---|
Jaksa Tuntut Penipu Rumah Bantuan 3 Tahun Penjara, Ini Hal Memberatkan Terdakwa |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.