Citizen Reporter

Hadiah Kura-kura dari Sultan Aceh

SEBAGAI mahasiswa magister pada bidang Science and Environmental Journalism (Kewartawanan Sains dan Lingkungan) di salah satu universitas

Editor: bakri
OLEH SUKMA HAYATI ZAINI Z ALWY, Mahasiswa S2 Jurnalistik di Penang, melaporkan dari Malaysia

SEBAGAI mahasiswa magister pada bidang Science and Environmental Journalism (Kewartawanan Sains dan Lingkungan) di salah satu universitas di Pulau Pinang, Malaysia, saya diharuskan belajar berbagai ilmu, termasuk conservation (pemuliharaan).

Nah, mata kuliah conservation yang saya ambil telah membawa saya dan beberapa teman ke Pusat Konservasi Hidupan Liar di Bota Kanan Perak, Malaysia untuk melaksanakan kerja lapangan. Di sini kami lihat bagaimana lembaga konservasi milik Pemerintah Malaysia itu melakukan usaha pemuliharaan (memulihkan kembali) satwa liar yang populasinya terancam punah. Salah satunya adalah tuntung.

Hewan yang bernama Latin Batagur baska atau Batagur affinis ini adalah hewan yang kita kenal di Indonesia dengan nama kura-kura/penyu air tawar. Di Malaysia, populasi tuntung menurun akibat maraknya budaya mengonsumsi telurnya, di samping kematian yang disebabkan oleh pukat nelayan, perburuan, dan serangan predator.

Meski bukan hewan yang menarik dalam kitaran ekosistem, tapi tuntung mempunyai peranan yang penting dalam menjaga keseimbangan habitat sungai. Siapa sangka, hewan yang banyak berkembang biak di Sungai Kedah, Perak, dan Terengganu ini ternyata memiliki sejarah yang erat dengan etnis Aceh.

Pada salah satu papan keterangan di Pusat Konservasi Tuntung Bota Kanan Perak dinukilkan sejarah tuntung di Malaysia. Bahwa pada zaman dulu, Sultan Kedah berkunjung ke Aceh dan bertemu dengan Sultan Aceh. Sebelum kembali ke Kedah, Sultan Aceh memberikan hadiah (cenderamata) kepada Sultan Kedah berupa beberapa pasang tuntung. Hal yang sama juga dilakukan oleh Sultan Kedah kepada Sultan Perak pada saat berkunjung ke Kedah.

Tuntung itu kemudian dilepaskan ke Sungai Perak tempat di mana saat ini konservasi tuntung didirikan. Tuntung telah menjadi bagian sejarah dalam Kerajaan Perak, karena Sultan Perak yang bernama Sultan Muzaffar Shah II (Sultan Ke-10 1636-1653) pernah membuat sebuah upacara untuk melepaskan tuntung ke Sungai Perak.

Keluarga dan keturunan Sultan Perak hingga saat ini masih sering mengunjungi Pusat Konservasi dan Sungai Perak di Bota Kanan untuk melihat-lihat tuntung.

Sebagai pelasar asal Aceh, saya kagum dan bangga dengan hubungan diplomatik antara Aceh dan Malaysia yang telah berlangsung lama itu.

Dalam jurnal berjudul Is Turtle Longevity Link to Enchanced Mechanisms for Surviving Brain Anoxia and Reoxygenation, hewan sejenis kura-kura/penyu mampu hidup dengan umur yang panjang hingga lebih dari 100 tahun. Hal ini disebabkan oleh otaknya dapat mengaktifkan reactive oxygen species-ROS, senyawa organik yang mampu mencegah dan memperlambat proses penuaan.

Secara filosofi, saya coba renungi, boleh jadi dulu para sultan menjadikan tuntung sebagai cenderamata karena berharap hubungan bilateral mereka dapat berlangsung lama dan panjang sebagaimana umur tuntung. Hingga kini kita dapat rasakan bahwa hubungan Aceh dan Malaysia memang akrab, erat, dan telah berumur sangat panjang.

Kekaguman saya semakin bertambah-tambah saat saya menyadari bahwa kehidupan tuntung di sana lebih terjamin dari segi kenyamanan serta keselamatannya. Ini karena sebuah peraturan pemerintah tentang perlindungan satwa liar telah diwujudkan untuk melindungi satwa liar seperti tuntung dari berbagai ancaman. Pemerintah Malaysia sadar meskipun pembangunan terus berlangsung, keselamatan alam dan satwa-satwa yang ada di dalamnya sangat perlu dijaga keutuhannya.

Pemerintah dan masyarakat Malaysia tahu betul bahwa tuntung sebagai warisan alam yang masih tersisa perlu terus dilestarikan sebelum punah seperti sejenis kura-kura/penyu air tawar di Cina.

* Bila Anda punya informasi menarik, kirimkan naskah dan fotonya serta identitas Anda ke email: redaksi@serambinews.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved