Cerpen

Rumah yang Paling Dirindukan

Editor: bakri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bu, aku menemukan semua cacatan harian milik ibu di dalam lemari bajuku, di rumah ibu. Aku tak tahu apakah ibu sengaja menyimpannya di sana agar aku membacanya atau ibu hanya senang meletakkannya di sana karena ibu sering tertidur di kamar itu. Maafkan aku membacanya tanpa izinmu. Tapi aku tahu kalau ibu tak akan marah kalau aku membacanya. Dan aku pun membaca semuanya. Semua kenangan yang ibu gariskan di atas huruf-huruf itu, semua cinta yang ibu luapkan di dalam sana. Aku kehilangan ibu, setelah ibu kehilanganku terlebih dahulu.

Bu, jangan benci padaku. Karena sekarang kehilangan telah menghukumku. Menghukum kesombonganku, menghukum kebodohanku, menghukum segala sakit hati yang kutorehkan padamu semasa hidupmu. Maafkan aku karena telah banyak menumpahkan butir-butir air dari balik matamu dengan sengaja. Bu, akan kuajarkan anakku untuk mencintai ibunya dengan baik agar ia tak merasakan pedihnya dilupakan anak sendiri seperti aku melupakanmu, Bu.
Bu, sekarang aku mengerti. Senyum seorang ibu adalah mawar yang paling rekah, doa seorang ibu adalah tameng yang paling kuat, pelukan seorang ibu adalah selimut yang paling hangat dan cinta seorang ibu adalah rumah yang paling dirindukan.

* Muhira Assegaf, Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala

Berita Terkini