Tafakur

Tempat Maksiat

Editor: bakri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Oleh Jarjani Usman

Orang yang merasa aman dengan dosa-dosanya itu hanyalah kenikmatan yang dipercepat, tetapi sesungguhnya itu azab yang ditunda (Ibnu Abbas r.a.).

Dalam mencari nafkah, sebahagian manusia memilih cara yang sama dengan yang dipilih oleh binatang dan bahkan lebih buruk lagi. Sebahagian binatang saling menghancurkan untuk memperebutkan makanan. Demikian juga sebahagian manusia, yang sengaja menghancurkan (akhlak) orang lain untuk memperoleh nafkah. Seperti orang-orang yang menyediakan café-nya sebagai tempat maksiat.

Menyediakan tempat maksiat, apalagi dirancang dengan suasana remang-remang agar lebih menggairahkan, sama halnya dengan menjual makanan haram. Sebab, hasilnya juga menjadi haram bila digunakan cara yang haram. Di akhirat kelak, seseorang hamba bukan hanya akan ditanya tentang rezeki yang telah dipakainya, tetapi juga bagaimana memperolehnya.

Sebahagian orang telah menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk mencari nafkah dengan cara menyediakan tempat maksiat. Tak tahu berapa banyak hasilnya yang telah dimasukkan ke perutnya dan diberikan untuk anak-anak dan isterinya. Perbuatan ini sangat berbahaya, karena bisa membuat keras hati. Orang yang keras hati akan gemar untuk terus bermaksiat dan berat hatinya untuk bertaubat.

Berita Terkini