"Induk dari Semua Bom" Tewaskan Puluhan Anggota ISIS di Afganistan

Editor: Fatimah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

GBU-43/B seperti ini dijatuhkan di kompleks terowongan di distrik Achin, Afghanistan, kata Pentagon.

SERAMBINEWS.COM- Bom non-nuklir terbesar milik Amerika Serikatyang dijatuhkan di provinsi Nangarhar, Afganistan dikabarkan menewaskan 36 anggota ISIS.

Selain itu bom berjuluk MOAB alias mother of all bombs itu juga menghancurkan kompleks terowongan bawah tanah yang dibangunISIS.

MOAB yang dijatuhkan pasukan AS itu menghantam lokasi persembunyian ISIS di distrik Archin, wilayah timur provinsi Nangarhar.

"Sebagai bagian dari bom itu, sejumlah tempat persembunyian pentingISIS dan kompleks terowongan bawah tanah hancur dan 36 anggotaISIS tewas," demikian Kementerian Pertahanan AS.

Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump sudah menyatakan misi serangan bom MOAB ini sangat sukses.

Bom raksasa itu diangkut sebuah pesawat MC-130 memiliki daya ledak setara dengan 11 ton TNT. Senjata ini dirancang memang untuk memberikan efek intimidasi dan membersihkan area luas di daerah yang diduduki musuh.

"GBU-43/B adalah bom non-nuklir terbesar yang pernah digunakan dalam perang," kata juru bicara AU Amerika Serikat, Kolonel Pat Ryder.

Sementara itu, Gubernur distrik Achin Esmail Shinwari mengatakan,MOAB mendarat di kawasan Momand Dara.

"Ledakan bom itu adalah yang terbesar dari semua yang pernah saya lihat. Api yang menjilat ke udara terlihat jelas dari area sasaran," kata Shinwari.

"Kami tak tahu pasti soal korban sejauha in, tetapi karena yang dihantam adalah lokasi persembunyian ISIS saya yakin banyak anggotanya yang tewas," tambah Shinwari.

Nangarhar, yang berbatasan dengan Pakistan, merupakan daerah ideal bagi militansi ISIS. Sejak Agustus tahun lalu, pasukan AS sudah menggelar sejumlah serangan udara terhadap ISIS di kawasan itu.

ISIS yang sudah terlebih dahulu muncul di Irak dan Suriah, mulai melebarkan sayapnya ke Afganistan dalam beberapa tahun terakhir.

Keberadaan ISIS mendapatkan sambutan dari sejumlah anggota Taliban di Pakistan dan Uzbekistan serta kelompok garis keras di Uzbekistan.

Namun, belakangan ISIS mulai kehilangan wilayahnya setelah pasukan Afganistan secara konsisten terus memerangi kelompok ini ditambah bantuan serangan udara AS.

Berita Terkini