SERAMBINEWS.COM - Belakangan ini isu soal 5000 senjata menjadi pemberitaan hangat yang dibahas banyak media.
Ini bermula dari pernyataan itu disampaikan Penglima TNI, Jenderal Gatot Nurmantyo dalam silaturahmi TNI dengan purnawirawan di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta, Jumat (22/9/2017).
Video Panglima TNI dalam acara tersebut beredar luas dan menimbulkan pro-kontra di masyarakat.
Panglima TNI membenarkan dirinya yang berbicara dalam video yang viral di media sosial.
Baca: Ini Mekanisme Pengadaan Senjata Non TNI-Polri
Di dalam video itu, Gatot berbicara soal ancaman keamaan lantaran adanya lembaga non-militer yang membeli 5.000 pucuk senjata.
Hanya sepekan ternyata ada senjata api impor berikut amunisinya tiba di Bandara Soekarno Hatta (Soetta), Tangerang pada Jumat (30/9/2017) malam.
Dari data yang dihimpun, senjata serta amunisi ini diimpor oleh PT Mustika Duta Mas dan akan didistribusikan ke Korps Brimob Polri.
Pengiriman barang tersebut berlangsung sekitar pukul 23.30 WIB. Bertempat di Gudang UNEX Area Kargo Bandara Soetta.
Baca: Terungkap! PT Pindad Benarkan BIN Pesan 517 Senjata Laras Panjang dan Polri 5.000 Pucuk
Senjata dan amunisi ini didistribusikan dengan menggunakan Pesawat Charter model Antonov AN-12 TB dengan Maskapai Ukraine Air Alliance UKL-4024.
Maskapai tersebut memuat senjata dan amunisi yakni Arsenal JSCO 100 Rozova Dolina STR, 6100 Kazanlak Bulgaria.
Dengan alamat penerima yaitu Bendahara Pengeluaran Korps Brimob Polri Kesatriaan Amji Antak Kelapa Dua Cimanggis, Indonesia.
Pesawat yang membawa barang ini landing di Bandara Soekarno Hatta sekira pukul 23.30 WIB. Unloading barang pada pukul 23.45.
Baca: Polemik Pembelian 5.000 Senjata, Wiranto Pastikan Negara Aman dan Tak Perlu Dikhawatirkan
Proses unloading selesai pukul 01.25 WIB, barang digeser ke Kargo Unex. Ada pun data barang tersebut di antaranya:
1. Arsenal Stand Alone Grenade Launcher (SAGL) Kal 40 x 46 mm sebanyak 280 pucuk. Dikemas dalam 28 box (10 pucuk/box) dengan berat total 2.212 kg.
2. Amunition Castior 40 mm, 40 x 46 mm round RLV-HEFJ with high explosive fragmentation Jump Grenade. Dikemas dalam 70 box (84 butir/box) dan 1 box (52 butir), total 5.932 butir (71 box) dengan berat 2.829 kg.
Kepala Bea Cukai Bandara Soetta, Erwin Situmorang enggan memberikan keterangan secara detail terkait hal ini.
Baca: Heboh Ada Yang Beli 5.000 Pucuk Senjata, Ternyata Untuk Pendidikan BIN
Ia tidak mengiyakan mau pun membenarkan perihal pengiriman senjata dan amunisi impor tersebut.
"Saya belum bisa komentar, nanti saja dulu masih di luar," ujar Erwin saat dihubungi Warta Kota pada Sabtu (30/9/2017).
Apakah dengan adanya pengiriman senjata itu membuktikan pernyataan Panglima TNI sudah A1?
Hingga kini berita ini diturunkan belum ada konfirmasi dari pihak lain terkait tibanya senjata tersebut.(*)