SERAMBINEWS.COM - Cuti melahirkan kini tak hanya berlaku untuk para pegawai negeri sipil (PNS) wanita saja.
Peraturan baru tentang Tata Cara Pemberian Cuti PNS, juga mengakomodir PNS laki-laki mendapatkan cuti untuk mendampingi sang istri melahirkan/operasi caesar. Cuti itu dapat diberikan karena alasan penting (CAP).
Hal itu tertuang dalam Peraturan Kepala BKN Nomor 24 Tahun 2017 tentang Tata Cara Pemberian Cuti PNS.
Kepala Biro Humas BKN Mohammad Ridwan seperti dilansir Serambinews.com dan Tribunwow menyampaikan, pengajuan CAP untuk mendampingi istri tersebut, harus disertai dengan melampirkan surat keterangan rawat inap.
"Kebijakan alasan pengajuan CAP pada huruf E poin (3) juga diperuntukkan bagi PNS yang ditempatkan pada perwakilan Republik Indonesia yang rawan dan/atau berbahaya guna memulihkan kondisi kejiwaan PNS yang bersangkutan," demikian dikutip dari laman BKN, Rabu (17/1/2018).
(Baca: Beredar Informasi Hoax Seputar Penerimaan CPNS 2018, Begini Klarifikasi dari Pihak Menpan)
(Baca: Pendaftaran CPNS 2018 Dibuka Mulai Februari, Berikut Kriteria Formasi yang Dibutuhkan Tahun Ini)
(Baca: Hal Penting Mengenai Pendaftaran CPNS Tahun 2018 yang Harus Kamu Ketahui)
Aturan cuti terbaru ini juga memberikan kesempatan bagi PNS yang menjalani program untuk mendapatkan keturunan dapat mengajukan cuti di luar tanggungan negara sebagai alasan pribadi dan mendesak yang tertuang dalam huruf G poin (2).
Selain mengakomodir ketiga kebutuhan pribadi dan mendesak tersebut, kebijakan cuti PNS dalam Perka BKN ini menetapkan aturan cuti bersama yang tidak tertuang dalam regulasi sebelumnya.
Pada huruf F poin (2) dan (3) dijelaskan bahwa cuti bersama tidak mengurangi hak cuti tahunan dan bagi PNS yang karena jabatannya tidak diberikan hak atas cuti bersama, hak cuti tahunannya ditambah sesuai dengan jumlah cuti bersama yang tidak diberikan.
Secara teknis kebijakan ini akan ditetapkan melalui keputusan Presiden.
(Baca: Dilantik Jadi Kepala Staf Kepresidenan, Berapa Harta Kekayaan Moeldoko?)
(Baca: Deretan Mobil Super Mewah dan Jet Pribadi Milik Ketua DPR RI Bambang Soesatyo, Lihat Foto-fotonya)
(Baca: Presiden Jokowi Melantik Idrus Marham, Moeldoko, Agum Gumelar, dan KSAU Baru)
Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN) Bima Haria Wibisana telah menandatangani Peraturan Badan Kepegawaian Negara Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2017 tentang Tata Cara Pemberian Cuti Pegawai Negeri Sipil (PNS).
Dijelaskan tata cara pemberian cuti Pegawai Negeri Sipil ini tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan ini, yang mulai berlaku pada tanggal diundangkan, yaitu 22 Desember 2017 oleh Dirjen Perundang-Undangan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, Widodo Ekatjahjana.
Menurut Lampiran Peraturan ini, cuti PNS diberikan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian, yang dapat didelegasikan wewenangnya kepada pejabat di lingkungannya, kecuali ditentukan lain dalam Peraturan Badan ini.
Adapun jenis cuti menurut peraturan ini terdiri atas cuti tahunan, cuti besar, cuti sakit, cuti melahirkan, cuti karena alasan penting, cuti bersama dan cuti di luar tanggungan negara.
Cuti bagi PNS yang ditugaskan pada lembaga yang bukan bagian dari kementerian atau lembaga diberikan oleh pimpinan lembaga yang bersangkutan kecuali cuti di luar tanggungan negara,” demikian bunyi diktum II poin 5 lampiran Peraturan ini, seperti dikutip dari laman Setkab, Kamis (11/1/2018).
(Baca: Cuti Melahirkan Setahun di Norwegia)
(Baca: Pemerintah Tetapkan Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama Tahun 2018, Ada 21 Hari Libur, Catat Ya!)
(Baca: Remaja Ini Melahirkan di Jalan, Setelah Ditolak Rumah Sakit, Diusir Orangtua dan Ditinggal Pacar)
Menurut peraturan ini, PNS berhak atas cuti karena alasan penting, yakni apabila ibu, bapak, istri atau suami, anak, adik, kakak, mertua, atau menantu sakit keras atau meninggal.
Juga alasan salah seorang anggota keluarga yang dimaksud (a) meninggal dunia; atau melangsungkan perkawinan.
Selain itu, PNS laki-laki yang istrinya melahirkan/operasi cesar, menurut peraturan ini, dapat diberikan cuti karena alasan penting dengan melampirkan surat keterangan rawat inap dari Unit Pelayanan Kesehatan.
Berikut penjelasan terkait cuti sakit, cuti melahirkan, cuti karena alasan penting, cuti bersama, dan cuti di luar tanggungan Negara.
1. Cuti Karena Alasan Penting
Menurut Peraturan ini, PNS berhak atas cuti karena alasan penting, yakni apabila ibu, bapak, istri atau suami, anak, adik, kakak, mertua, atau menantu sakit keras atau meninggal.
Juga alasan salah seorang anggota keluarga yang dimaksud (a) meninggal dunia; atau melangsungkan perkawinan.
Selain itu, PNS laki-laki yang istrinya melahirkan/operasi cesar, menurut Peraturan ini, dapat diberikan cuti karena alasan penting dengan melampirkan surat keterangan rawat inap dari Unit Pelayanan Kesehatan.
Selama menggunakan hak atas cuti karena alasan penting, menurut Peraturan ini, PNS yang bersangkutan menerima penghasilan PNS, yang terdiri atas gaji pokok, tunjangan keluarga, tunjangan pangan, dan tunjangan jabatan sampai dengan ditetapkan Peraturan Pemerintah yang mengatur gaji, tunjangan, dan fasilitas PNS.
2. Cuti Bersama
Menurut Peraturan ini, cuti bersama ditetapkan dengan Keputusan Presiden, dan tidak mengurangi hak cuti tahunan.
Bagi PNS yang karena jabatannya tidak diberikan hal atas cuti bersama, menurut Peraturan ini, hak cuti tahunannya ditambah sesuai dengan jumlah cuti bersama yang tidak diberikan.
“Penambahan hak atas cuti tahunan sebagaimana dimaksud hanya dapat digunakan dalam tahun berjalan,” bunyi diktum IIIF poin 5 lampiran Peraturan ini.
3. Cuti di Luar Tanggungan Negara
Dalam Peraturan BKN Nomor 24 Tahun 2017 ini disebutkan, PNS yang telah bekerja paling singkat 5 (lima) tahun secara terus-menerus karena alasan pribadi dan mendesak dapat diberikan cuti di luar tanggungan Negara.(*)
Berita ini sudah tayang di Tribunwow.com dengan judul "Kini PNS Pria Juga Dapat Cuti Melahirkan, Inilah Undang-undang yang Mengaturnya"