Untung Sangaji: Saya Sering Hadapi Teroris

Editor: bakri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

AHMAD UNTUNG SURIANATA

* Terkait Pro-Kontra Pembinaan Waria

BANDA ACEH - Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Aceh Utara, AKBP Ahmad Untung Surianata, menyatakan adalah hal biasa jika muncul gerakan yang pro-Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT) dengan mengatasnamakan hak asasi manusia (HAM), dan mengecam tindakannya mengamankan belasan waria bersama Satpol PP dan WH Aceh Utara, Sabtu (27/1) malam.

Untung Sangaji–demikian sapaan akrabnya--tidak ambil pusing dengan protes dan kecaman itu dari mana pun mereka datang dan mengklaim diri seagai membela HAM. Menurut Untung, silakan saja datang.

“Saya Untung Sangaji. Saya sudah sering berhadapan dengan teroris yang bukan kejahatan biasa. Mungkin kalau salah bicara dengan saya, akan saya tembak mati. Karena lebih sangat tidak manusiawi dan tidak punya hak asasi manusia kalau saya biarkan dan tidak melindungi orang banyak yang dapat menjadi korban LGBT,” tegas Untung saat menjadi narasumber tamu (eksternal) pada Talkshow Cakrawala Radio Serambi FM, mengupas Salam (Editorial) Serambi berjudul `Inilah Ketegasan Aceh Menolak Praktik LGBT’, Selasa (30/1) pagi.

Talkshow di Serambi FM itu dipandu host Vea Artega dan menghadirkan narasumber internal, Waredpel Serambi Indonesia, M Nasir Nurdin, juga menghadirkan narasumber eksternal lainnya, yakni Ketua Komunitas Gerakan Anti LGBT Aceh (GALA), Saimun.

Jadi, lanjut Untung Sangaji, ketika ada gerakan yang pro atau membela kelompok LGBT tersebut dengan mencemooh serta memaki-maki pihaknya dari kepolisian, karena didasari tidak suka, menurut AKBP Untung, itu hal yang wajar dan biasa.

“Ketika ada yang tidak suka, itu hal wajar. Mungkin mereka itu banci atau gay. Mereka itu kan cari peluang dan akan mengorbankan banyak orang. Mereka itu juga punya community yang akan menjadi community global. Apa yang kami lakukan ini, yakni membina mereka menjadi laki-laki kembali, sudah pasti banyak pihak, terutama mereka yang pro jelas tidak suka dengan hal yang kami lakukan ini,” sebut AKBP Untung Sangaji.

Terkait munculnya gerakan yang pro-LGBT dan mengecam apa yang dilakukan pihak kepolisian bersama Satpol PP dan WH saat mengamankan belasan waria dari lima salon di Lhoksukon dan Pantonlabu, Aceh Utara, bagi AKBP Untung, itu bukan suatu permasalahan yang perlu ia khawatirkan.

“Pertanyaannya, apa mereka bisa menikah sesama jenis dan memiliki keturunan? Yang mereka lakukan itu melawan Yang Mahakuasa dan menentang ulama. Kita ingin lakukan yang terbaik untuk kebaikan mereka, agar mereka bisa kembali ke fitrahnya sebagai laki-laki. Ternyata terbukti, setelah sehari kita bina, rambutnya kita pangkas seperti laki-laki, alhamdulillah mereka sudah menjadi laki-laki kembali,” kata Untung.

Bahkan, lanjut Untung Sangaji, mereka terlihat lebih macho dengan suara yang lantang serta terlihat seperti pria pada umumnya. Meski, diakui Untung, dari belasan waria yang diamankan dan dibina saat itu masih ada satu yang terlihat gemulai. Tapi, hakikatnya, lanjut perwira menengah asal Maluku ini, semuanya sangat tergantung pada mereka apakah ingin berubah ke kodratnya sebagai lelaki kembali atau tidak.

“Mereka ini adik-adik kita, sehingga kita harus menyelamatkan mereka, agar kembali ke fitrahnya sebagai laki-laki. Bahkan saya berniat mengenalkan home industry kepada mereka. Bahkan saya yakin, terhadap perubahan ini, orang tua mereka juga mungkin senang,” pungkas Untung yang pernah terlibat baku tembak dengan teroris pelaku bom diri di Sarinah, Jakarta Pusat, pada 14 Januari 2016 yang menewaskan delapan orang. (mir)

Berita Terkini