Presiden Duterte Perintahkan Buldozer Gilas Puluhan Mobil Mewah, Ada yang Seharga Rp 16,2 Miliar

Editor: Zaenal
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sebuah buldozer digunakan untuk menghancurkan puluuhan mobil mewah selundupan yang disita Bea dan Cukai Filipina.

SERAMBINEWS.COM, MANILA - Presiden Filipina Rodrigo Duterte seakan tidak pernah henti membuat gebrakan yang menarik perhatian dunia internasional.

Setelah mengobarkan perang melawan narkoba yang kontroversial, kini Duterte mengobarkan perang melawan korupsi.

Seperti dilansir Kompas.com, pada Selasa (6/2/2018), sebuah buldozer bergerak menggilas puluhan mobil mewah di hadapan Presiden Filipina Rodrigo Duterte.

Aksi menggilas mobil mewah ini merupakan bagian dari upaya pemerintah Filipina memerangi korupsi di biro bea cukai negeri tersebut.

Sebuah Jaguar, Lexus, Corvette Stingray, puluhan mobil mewah buatan Jerman dan Jepang digilas kendaraan berat di halaman kantor bea cukai di Manila.

(Baca: Julianto Tio Punya Istri Masih Muda dan Cantik, Mengapa Masih Tetap Merayu Veronica Istri Ahok?)

Puluhan kendaraan mewah itu disita aparat bea cukai Filipina karena akan diselundupkan ke negeri itu.

Sebanyak 30 mobil mewah yang dihancurkan memiliki nilai total 1,2 juta dolar AS atau sekitar Rp 16,2 miliar. Puluhan mobil mewah ini dihancurkan di Manila dan dua kota lainnya.

"Hancurkan semuanya hingga menjadi lempengan besi," kata Duterte dalam pidato di hadapan para pegawai bea cukai.

Biasanya, mobil mewah selundupan ini akan disita sebelum kemudian dijual dalam lelang yang digelar pemerintah.

"Saya akan membayar semua, tidak masalah," kata Duterte.

Biro Bea Cukai mengumpulkan pajak barang impor dan instansi menjadi salah satu yang terpenting dalam menghasilkan uang bagi negara.

(Baca: Cantiknya Artis Korea Bae Suzy Pakai Hijab Pemberian Fans Indonesia, Bikin Para Cowok Tak Berkedip)

Namun, di sisi lain, Bea Cukai Filipina selalu menjadi yang teratas dalam berbagai survei tentang instansi pemerintah paling korup.

Sementara itu, Kepala Biro Bea Cukai Filipina Isidro Lapena mengatakan sejak dia menjabat pada Agustus tahun lalu, dia sudah memutasi 691 dari 7.000 orang stafnya.

Dua pegawai bea cukai dipecat dan 16 lainnya dinonaktifkan terkait dugaan melakukan kegiatan ilegal.

(Baca: Nyanyi Lagu Pamit di Spektakuler Indonesian Idol, Apakah Ayu Putri Sundari Bakal Tereliminasi?)

Skor Ketua Ombudsman

Sebelumnya, pada akhir Januari 2018, Presiden Rodrigo Duterte dilaporkan menjatuhkan penskorsan kepada Ketua Ombudsman Melchor Arthur Carandang.

Dilaporkan ABS-CBN pada Senin (29/1/2018), Carandang diskors menyusul gugatan yang dilayangkan oleh dua anggota Sekretariat Kepresidenan, Manuelito Luna dan Eligio Mallari, pada Oktober 2017.

Juru Bicara Kepresidenan Harry Roque menyatakan, gugatan itu berkaitan dengan aktivitas penyelidikan ilegal yang dilakukan terhadap rekening bank Duterte dan keluarganya.

"Presiden menjatuhkan skors kepada Tuan Carandang selama tiga bulan," ujar Roque dalam keterangan resminya.

(Baca: Ledakkan Diri Usai Pesawatnya Ditembak Jatuh Oleh Militan, Pilot Rusia Dianugerahi Gelar Pahlawan)

Dalam gugatannya, Luna dan Mallari menuding Carandang melanggar Undang-Undang Kerahasiaan Bank.

Namun, dalam pandangan Senator Antonio Trillanes, salah satu lawan politik Duterte, penskorsan itu dijatuhkan untuk menutup kasus dugaan korupsi yang dilakukan Duterte.

Pada 2016, Carandang menyatakan kepada Dewan Anti-Pencucian Uang bakal menggelar penyelidikan terhadap Duterte.

Ketika masih menjadi kandidat presiden, Duterte dikabarkan mempunyai harta ilegal sebesar 211 juta peso Filipina atau sekitar Rp 55 miliar.

Harta itu diduga didapat tatkala Duterte masih menjabat sebagai Wali Kota Davao dalam periode 1998-2016. Duterte kemudian menyanggah kabar tersebut.

(Baca: Trending YouTube! Jusuf Kalla Ngaku Kagum pada Ustaz Abdul Somad, Diajak Sarapan Bareng ke Rumah)

Dilansir AFP, Trillanes mengatakan, tindakan Duterte itu dianggap pelanggaran konstitusi.

Sebab, posisi Carandang sebagai Ketua Ombudsman adalah pejabat independen dan tidak bisa disanksi oleh pejabat eksekutif.

"Sudah jelas bahwa ini adalah taktik Duterte untuk mengacaukan institusi demokrasi dan melanjutkan kepemimpinannya yang korup dan diktator," ujar Trillanes.

(Baca: Pengakuan Mengejutkan Ustaz Abdul Somad saat Pertama Kali Tatap Muka Wapres Jusuf Kalla)

Minta Ditembak

Terkait tuduhan kepemimpinan yang korup dan ingin menjadi diktator ini, Presiden Filipina Rodrigo Duterte pernah mengeluarkan pernyataan mengejutkan.

Duterte mempersilakan para penegak hukum (militer dan polisi) untuk menembaknya jika dirinya menginginkan menjadi seorang diktator.

"Jika suatu saat saya ingin memerintah lebih lama dan menjadi diktator, tembak saya. Saya tidak bercanda," kata Duterte di hadapan pasukan militer Filipina pada Senin (22/1/2018).

"Jika saya memperpanjang masa jabatan saya meskipun hanya satu hari, saya meminta angkatan bersenjata dan polisi Filipina untuk tidak membiarkan saya ataupun orang lain mengacaukan konstitusi," lanjut Duterte dilansir Russian Time.

(Baca: BREAKING NEWS - Duel Maut di Aceh Timur, Satu Meninggal Bersimbah Darah Akibat Luka Bacok)

Presiden yang memerintah sejak 2016 itu mengatakan, sudah menjadi tugas militer dan polisi untuk mempertahankan konstitusi yang menetapkan satu masa jabatan presiden Filipina hanya selama enam tahun.

Duterte juga memberikan izin kepada militer maupun polisi menggunakan semua amunisi untuk menghentikannya.

"Adalah tugas Anda (militer dan polisi) untuk melindungi konstitusi dan juga rakyat," kata Duterte dilaporkan Rappler.

Pernyataan tegas Duterte itu disampaikan untuk menyangkal spekulasi yang menyebutkan dirinya berusaha mengubah konstitusi demi dapat menjabat sebagai presiden lebih lama.

Jika menurut undang-undang, maka masa jabatan Duterte sebagai presiden akan berakhir pada 2022.

"Jangan takut saya akan menjadi diktator. Saya tidak mengincar itu. Saya tidak menginginkannya dan tidak menyukainya," kata dia.

(Baca: Subhanallah! 17 Tahun Dikubur Jenazah Warga Singkil Ini Masih Utuh, Ini Kebiasaan Semasa Hidupnya)

Duterte juga sebelumnya telah berjanji akan mundur jika dirinya berada dalam sejumlah kondisi, termasuk jika anggota keluarganya ada yang terlibat korupsi.

Presiden Filipina itu dikenal tegas dalam melawan kejahatan, terutama terhadap pengedar narkoba. Dia telah menyatakan perang melawan narkoba dan mengundang kecaman karena dituduh telah menyebabkan lebih dari 7.000 nyawa melayang.(*)

Berita Terkini