Sementara orang yang diduga Sofyan menilai, bagi-bagi saham masih terlalu kecil.
Suara yang diduga Sofyan juga menyebut nama Ari. Namun, tidak jelas siapa Ari yang dimaksud.
Baca: Ayahnya Aktor Terkenal, Putrinya Jackie Chan Menjadi Tunawisma dan Hidup Menggelandang
Baca: Fraksi Partai Gerindra Minta Pemerintah Cari Solusi Agar Sumur Minyak Jadi Sumber Pendapatan Rakyat
Hanya dalam percakapan itu, ia bercerita kepada lawan bicaranya di telepon bahwa dirinya bertemu Ari dan meminta agar pembagian saham dibicarakan lagi.
Namun, tak jelas untuk apa Sofyan atau PLN memperebutkan saham perusahaan yang sudah difasilitasi tersebut.
Bantahan Kementerian BUMN melalui Sekretaris Kementerian BUMN Imam Apriyanto Putro langsung membantah bahwa rekaman tersebut bicara soal bagi-bagi saham.
Baca: Peringatan Hari Buruh di Paris Ricuh, 4 Orang Terluka, Polisi Tangkap 200 Demonstran
Baca: Terkait Polres Tetapkan Tersangka Sumur Minyak, LSM: Jangan Hanya Masyarakat yang Dikorbankan
Menurut dia, rekaman itu sengaja diedit sedemikian rupa dengan tujuan memberikan informasi yang salah dan menyesatkan.
Sebelumnya, Rini Soemarno menyatakan akan menuntut penyebar rekaman pembicaraan dirinya dan Sofyan.
Menurut dia, isi rekaman percakapan dengan Sofyan yang viral di media sosial sengaja disajikan tidak utuh.
Sehingga terkesan ada proyek meminta fee atau biaya.
"Sebentar lagi saya akan masukkan tuntutan, bukan atas nama (Kementerian) BUMN, tapi juga pribadi," kata Rini seperti dikutip dari Kompas TV, Minggu (29/4/2017).
Simak video di bawah ini:
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "ICW Minta KPK Selidiki Rekaman Percakapan Diduga Menteri Rini dan Bos PLN"