Piala Dunia 2018

Kisah Kiper Iran Gagalkan Penalti Cristiano Ronaldo, Dari Robek Jersey Hingga Rela Kerja Apapun

Editor: Faisal Zamzami
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Alireza Beiranvand si penjegal penalti CR7 di laga Iran vs Portugal dini hari tadi

Ketika Beiranvand berusia 12 tahun, keluarganya menetap di Sarabias dan dia berlatih sepak bola dengan pihak lokal.

Dia mulai sebagai striker tetapi ketika kiper terluka Beiranvand menggantikannya. Hingga kemudian Beiranvand memutuskan akan menjadi penjaga gawang tetapi ayahnya sangat keberatan.

Morteza Beiranvand berpikir, seperti banyak ayah Iran, bahwa sepak bola tidak bisa menjadi pekerjaan dan lebih disukai Alireza sebagai pekerja sederhana.

“Ayah saya sama sekali tidak menyukai sepakbola dan dia meminta saya untuk bekerja,” kata Alireza kepada Guardian. "Dia bahkan merobek pakaian dan sarung tanganku dan aku bermain dengan tangan kosong beberapa kali."

Penolakan ayahnya justru semakin membuat kiper muda itu tertantang. Sang penjaga gawang itu lalu memutuskan untuk melarikan diri dan pergi ke Teheran untuk mencari peluang di klub yang lebih besar di ibukota Teheran.

Baca: Soal Boleh Mencoblos di TPS Terdekat, Wali Kota Subulussalam Ingatkan KIP Harus Konsisten

Baca: Nigeria Vs Argentina - Jika Kalah dari Nigeria Bisa Pensiunkan 14 Pemain Argentina dari Piala Dunia

Kiper Iran (The Guardian) 

Dia meminjam uang dari seorang kerabat dan pergi ke Teheran dengan bus. Di bus rupanya dia bertemu pelatih sepak bola, Hossein Feiz, yang mengelola tim lokal.

Feiz mengatakan kepada Beiranvand bahwa dia akan membiarkannya berlatih dengan imbalan 200.000 Toman (£ 30). Tetapi penjaga muda itu tidak punya uang ataupun tempat untuk tidur.

Akhirnya Feiz setuju untuk memberi Beiranvand kesempatan tanpa dia harus membayar dan meminta kapten untuk mendukungnya. Alireza pun rela harus tidur di pinggiran Azadi Tower, di mana banyak migran miskin berkumpul.

 
“Saya tidur di dekat pintu klub dan ketika saya bangun di pagi hari saya melihat koin yang dijatuhkan orang untuk saya,” katanya. “Mereka mengira aku pengemis! Yah, aku sarapan enak untuk pertama kalinya sejak lama. ”

Suatu malam seorang salesman muda menawarkan Beiranvand sebuah kamar di rumahnya dan penjaga gawang itu menerimanya.

Alireza tinggal di rumah rekannya selama dua minggu dan kemudian mulai bekerja di pabrik penjahit yang dimiliki oleh ayah rekan satu timnya sehingga dia bisa tidur di sana pada malam hari.

Baca: Amerika Serikat Bisa Kalah Jika Perang dengan Rusia di Eropa, Penyebabnya Karena Hal Ini

Baca: Tentara Filipina Tak Sengaja Tembaki Polisi di Hutan, 6 Orang Tewas dan 9 Lainnya Terluka

Pekerjaan berikutnya bekerja di tempat cuci mobil dan, karena tinggi badannya, ia menjadi spesialis dalam mencuci SUV. Suatu hari, keajaiban datang menghampirinya namun ia harus memilih situasi yang sulit.

Legenda Iran Ali Daei muncul untuk membersihkan mobilnya dan rekan-rekan Beiranvand mendorongnya untuk berbicara dengan mantan striker Bayern Munich untuk melihat apakah dia akan membantunya untuk mengembangkan karir sepak bolanya.

Alireza malah tidak menerima saran mereka. Dia lebih suka menemukan jalannya sendiri. 
"Saya tahu jika saya telah berbicara dengan Pak Daei, dia pasti akan membantu saya, tetapi saya malu untuk berbicara dengannya dan memberitahunya tentang situasi saya."

Setelah itu, Alireza bertemu pelatih klub Naft-e-Tehran dan pindah ke sana.

Halaman
123

Berita Terkini