Namun, pada akhirnya, aturan itu hanya diimplementasikan selama satu tahun. Khawatir produk barunya akan segera dilarang, Pemberton melakukan eksperimen baru di rumahnya di Marietta Street, di Atlanta.
Dengan menggunakan laboratorium di rumah, dia menghabiskan waktunya untuk mencari formula untuk membuat sampel sirup bebas alkohol, yang kemudian dikirim ke apotek untuk diuji.
Dia menugaskan keponakannya untuk melaporkan reaksi pelanggan saat mengonsumsi minuman tersebut.
Pemberton menambahkan asam sitrat untuk melawan manisnya sirup yang menggunakan bahan dasar gula.
Pada Mei 1886, formula terakhirnya siap dijual dalam bentuk sirup di Atlanta's Jacob Pharmacy.
Awalnya, sirup itu ditempatkan di dekat kasir. Sirup dicampur dengan air dan dijual dengan harga eceran lima sen.
Baca: Tim Gabungan Polres Bireuen Tangkap Penadah Sepmor Curian Asal Nisam Antara
Seorang petugas farmasi membuat penyempurnaan cemerlang menggantikan air biasa dengan air soda.
Pemberton kemudian mendirikan perusahaan dan menunjuk putranya bertanggung jawab atas produksi.
Melalui kerja sama dengan rekan bisnisnya, Frank Robinson, maka lahirlah produk bernama Coca-Cola.
Logo antik yang masih digunakan sampai sekarang pun diluncurkan pada masa itu.
Baca: 3 Sosok yang Mungkin Bisa Menyelam
Baca: Final Bulutangkis Asian Games 2018 - Shi Yuqi Paksa Anthony Ginting Main Rubber Game
Penjualan saham dan kematian
Menderita sakit kanker, Pemberton terpaksa menjual dua pertiga sahamnya di perusahaan kepada investor lain. Dia menyisakan sisa saham di perusahaan untuk putranya.
Kebutuhan uang yang mendesak kemudian membuat mereka harus menyerahkan semua saham perusahaan.
Menjelang akhir hayatnya, Pemberton terus memperbaiki formula Coca-Cola lebih lanjut. Dia begitu yakin jika ekstra seledri adalah kunci dari rasa menarik.
Baca: Prof Dr Syahrizal Abbas: Kita Harus Terus Tingkatkan Kesalehan Sosial
Pemberton menghembuskan napas terakhirnya pada 16 Agustus 1888 di usia 57 tahun dan meninggalkan istrinya dalam kondisi keuangan yang sulit.