SERAMBINEWS.COM - Ketua Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah (PPPM), Dahnil Anzar Simanjuntak, mengklarifikasi keputusan dirinya maju menjadi koordinator juru bicara (jubir) Tim Kemenangan Nasional (TKN) calon presiden dan wakil presiden, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Dilansir Serambinews.com dari Tribunwow.com, hal itu diunggah dalam postingan Dahnil di akun Twitternya, @Dahnilanzar, Jumat (21/9/2018).
Ia mengatakan sudah menerima ajakan Prabowo-Sandiaga sebagai Koordinator Jubir TKN pada malam kemarin, Kamis (20/9/2018), saat menghadap Sekretaris Jenderal dan pimpinan partai koalisi.
Dahnil juga mengungkapkan secara resmi telah menyampaikan pengunduran diri sebagai Apratur Sipil Negara (ASN) di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa sebagai dosen.
BMKG Terima 100 CPNS untuk 13 Jabatan di Kantor Pusat dan UPT Daerah, Ini Formasi dan Syaratnya
VIDEO - Kapolres Banda Aceh Prihatin Narkoba Rambah Usia Produktif dan Anak-Anak
"Salam. Sahabat sekalian, baru hari ini saya bisa twit keputusan saya untuk menerima ajakan Pak @prabowo dan Mas @sandiuno sbg Koordinator Jubir Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandi, karena baru tadi malam saya bertemu para Sekjen Partai dan pimpinan partai Koalisi lainnya.
Terkait dengan keputusan saya menerima tugas sebagai Koordinator Jubir @prabowo dan @sandiuno saya telah menyampaikan secara resmi pengunduran diri sbg ASN di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, tempat dimana saja mengabdi sbg Dosen sejak 10 tahun lalu," tulis akun @Dahnilanzar.
Dahnil mengatakan telah melakukan diskusi panjang dengan para pimpinan dan aktivis lain untuk menerima ajakan menjadi koordinator jubir TKN Prabowo-Sandiaga.
"Keputusan saya untuk menerima ajakan bergabung menjadi Koordinator Jubir Badan Pemenangan Nasional @prabowo @sandiuno tentu setelah sy mohon petunjuk dr Allah SWT (Istikhoroh) dan berdiskusi panjang dg bnyk pihak terutama pimpinan, jamaah @muhammadiyah dan sahabat2 aktivis lain."
Jadwal Live Streaming China Open 2018 - Enam Wakil Indonesia Berjuang Merebut Tiket Semifinal
China Open 2018 - Indonesia Pastikan Satu Tiket Semifinal, Marcus/Kevin atau Ricky/Angga?
Dahnil juga mengutarakan awalnya ia berencana juga mundur dari PPPM, namun sejumlah pimpinan Muhammadiyah tidak menyetujuinya.
"Selain keputusan untuk mundur sbg ASN saya sebenarnya juga bersedia mundur sbg ketua umum @pppemudamuh meski tdk ada aturan yg mengatur Ketum PPPM tdk boleh terlibat dlm politik praktis.
Namun, Pimpinan lain termasuk bapak2 Muhammadiyah tdk bersepakat sy mundur," tulis Dahnil.
Menurutnya alasan ia tidak diijinkan mudur karena Pimpinan Muhammadiyah telah terbiasa dengan keberagaman politik.
Selain itu, Muktamar PM telah terjadwalkan pada bulan November 2018.
"Ada 2 alasan mengapa sy tdk diperkenankan sahabat @pppemudamuh dan bapak2 Muhammadiyah mundur.
Pertama, tdk ada regulasi yg mengatur dan selama 86 thn PM berdiri sdh terbiasa dg keberagaman pilihan2 politik ketum dan pimpinannya. Kedua, Muktamar PM sdh terjadwal pd Nov 2018."