Khashoggi, yang notabene mantan penasihat pemerintah, melarikan diri dari Saudi dan tinggal di Amerika Serikat (AS) sejak September 2017.
Dalam ulasannya di The Post, jurnalis berumur 60 tahun itu acap mengkritik kebijakan Putra Mahkota Pangeran Mohammed bin Salman maupun keterlibatan Saudi di Yaman.
Penculikan Perdana Menteri Lebanon
Selain memerintahkan pembunuhan Khashoggi, Qahtani dikabarkan juga mengorkestrasi penculikan Perdana Menteri Lebanon Saad al-Hariri 2017 lalu.
Saudi sangat marah karena menganggap Hariri telah gagal membendung pengaruh Iran dan sekutu dekatnya, Hezbollah, di Lebanon.
Baca: CPNS 2018 - LINK Pengumuman Hasil Seleksi Administrasi Kemenag, Kemenkes dan 50 Instansi Lainnya
Riyadh menilai PM berumur 48 tahun itu gagal menyampaikan pesan kepada penasihat Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei untuk menghentikan intervensi di Lebanon dan Yaman.
Hariri mengklaim dia sudah melaksanakannya. Namun seorang informan yang disusupkan ke pemerintahan Hariri melaporkan dia belum melakukannya.
Saudi kemudian memancing Hariri agar bersedia datang dan bertemu MBS. Ketika sampai pada 3 November 2017, tidak ada penyambutan resmi.
Baca: Bupati Ahmadi Kenal Steffy Burase di Turki, Sempat Mengira Steffy Adalah Reporter
Hariri menerima telepon bahwa pertemuan dengan MBS bakal dilaksanakan keesokan harinya di sebuah bangunan milik kerajaan.
Tatkala Hariri sampai, dia malah dibawa ke sebuah ruangan di mana Qahtani telah menunggu bersama tim keamanan kerajaan.
Baca: Dijuluki Powerpuff Girl di Dunia Nyata, Gadis 10 Tahun Ini Diincar Google dan Microsoft
PM yang berkuasa sejak Desember 2016 itu disiksa dan diperintahkan mengundurkan diri dan disiarkan langsung di depan televisi.
Sumber menjelaskan, Hariri baru dibebaskan setelah Presiden Perancis Emmanuel Macron mendesak saat melakukan kunjungan kenegaraan.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Penasihat Putra Mahkota Saudi Perintahkan Bunuh Khashoggi via Skype"
Penulis : Ardi Priyatno Utomo
Editor : Ardi Priyatno Utomo