Selain itu, Qahtani juga menyatakan Khashoggi masih sangat dihormati di Saudi.
Namun, meski permintaan itu disampaikan secara halus, Khashoggi menolaknya.
Teman itu mengaku Khashoggi tak percaya kepada Qahtani.
"Jamal berkata kepada 'apa dia pikir saya bakal kembali supaya dia bisa menjebloskan saya ke penjara?'," ujarnya.
Pejabat anonim Saudi mengemukakan, Qahtani memang sempat menelepon Khashoggi.
Jadi penyergapan di Istanbul merupakan langkah lain untuk membawanya pulang.
Qahtani dilaporkan telah dipecat Raja Salman beserta empat pejabat lainnya pekan lalu.
Dia ditahan dan sempat mengaku tak percaya.
Kasus Khashoggi telah menyita perhatian dunia, di mana negara Barat termasuk AS meminta penjelasan Saudi atas kematiannya.
Khashoggi, yang notabene mantan penasihat pemerintah, melarikan diri dari Saudi dan tinggal di Amerika Serikat (AS) sejak September 2017.
Dalam ulasannya di The Post, jurnalis berumur 60 tahun itu acap mengkritik kebijakan Putra Mahkota Pangeran Mohammed bin Salman maupun keterlibatan Saudi di Yaman.
Baca: Warga Lhok Beungkuang Ditemukan Bersimbah Darah, Diduga Mencoba Bunuh Diri
Baca: CPNS 2018 - Materi Lengkap dan Kisi-kisi Soal CPNS, Download Disini
Penculikan Perdana Menteri Lebanon
Selain memerintahkan pembunuhan Khashoggi, Qahtani dikabarkan juga mengorkestrasi penculikan Perdana Menteri Lebanon Saad al-Hariri 2017 lalu.
Saudi sangat marah karena menganggap Hariri telah gagal membendung pengaruh Iran dan sekutu dekatnya, Hezbollah, di Lebanon.
Riyadh menilai, PM berumur 48 tahun itu gagal menyampaikan pesan kepada penasihat Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei untuk menghentikan intervensi di Lebanon dan Yaman.