Wilayah Aceh Rawan Longsor, Peneliti Unsyiah Usulkan Pasang Baut di Lereng Batu

Penulis: Said Kamaruzzaman
Editor: Ansari Hasyim
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala sedang menganalisis kestabilan lereng batu di Kecamatan Lhoknga, Aceh Besar

Laporan Said Kamaruzzaman | Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Longsoran batu kerap melanda berbagai wilayah di Aceh. Peristiwa terkini terjadi di kilometer 132, Kecamatan Setia Bakti, Kabupaten Aceh Jaya, Jumat (2/11/2018) siang.

Kondisi ini berdampak pada lumpuhnya arus transportasi selama empat jam akibat batu dan lumpur memenuhi badan jalan.

“Kejadian ini harus menyadarkan kita bahwa tidak semua lereng batu aman ketika dipotong untuk dibuatkan jalan,” kata Ibnu Rusydy, MSc, dosen Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala, kepada Serambinews.com, Jumat (2/11/2018) malam.

Baca: Ditanya Aa Gym Soal Jabatan, Sandiaga Uno: Nyantai Aja, Jabatan dan Kekuasaan itu Milik Allah

Agar peristiwa serupa tak terulang, Ibnu Rusydy menyarankan lereng batu diperkuat dengan memasang baut batu (rock bolt), sehingga tidak gampang longsor.

“Rock bolt untuk memperkokoh lereng dan menyatukan batuan supaya tidak mudah jatuh. Rockbolt ini juga bisa memperkuat ‘kuat geser’ batu di sebuah lereng. Selain pemasangan rock bolt, pada beberapa lereng batu tersebut harus dilakukan rock removal atau menurunkan bongkahan-bongkahan batu yang diperkirakan akan jatuh di masa yang akan datang,” ujar peneliti geohazard TDMRC Universitas Syiah Kuala ini.

Baca: Istri Digerebek Berduaan dengan Polisi Lain di Kamar Kos, Brigpol DF Lapor ke Polres

Dijelaskan, longsoran batu sangat dipengaruhi oleh bidang diskontinuitas yang terdapat pada batuan. Bidang diskontinuitas batuan adalah bidang-bidang retakan yang terdapat pada batuan.

Bidang diskontinuitas ini bisa berupa perlapisan antar batuan, kekar, patahan, dan rekahan.

Selain itu, kekasaran batuan, bukaan rekahan, panjang rekahan, material pengisi rekahan, tingkat pelapukan batuan, dan beberapa faktor geologi lain juga mempengaruhi tingkat kestabilan lereng batu dan kualitas batuan pembentuk lereng.

Baca: Nama Kapolres dan Kasat Reskrim Gayo Lues Dicatut, Begini Cara Pelaku Beraksi Menipu Korban

Longsoran batu yang banyak terjadi di Aceh adalah longsoran batu jenis planar/pergerakan blok, baji, dan gulingan. Lalu, apa jenis longsoran di kawasan gunung Cuencrang yang baru terjadi?

“Berdasarkan analisis foto-foto yang beredar, kemungkinan longsorannya jenis planar. Longsoran jenis planar ini terjadi apabila bidang rekahan batuan searah dengan arah lereng. Searahnya bidang rekahan batuan dengan arah lereng akan membuat batuan pembentuk lereng meluncur keluar dari lereng dengan mudah,” tegas Ibnu Rusydy.

Untuk menganalisis kestabilan lereng batu di sepanjang jalan di Aceh, dia merekomendasikan dilakukan analisis terperinci struktur batuan pembentuk lereng, sehingga ketahuan mana saja kawasan lereng batu yang tidak stabil dan harus dikuatkan.

Baca: Selain Serpihan Badan Pesawat, Penyelam Temukan Roda Lion Air PK-LQP Penerbangan JT 610

“Contoh analisis kestabilan lereng batu yang pernah saya tulis di dalam artikel ‘Analisis Kestabilan Lereng Batu di Jalan Raya Lhoknga Km 17,8 Kabupaten Aceh Besar’.

Artikel tersebut sudah dipublikasi oleh Jurnal Riset Geologi dan Pertambangan LIPI pada bulan Desember 2017 lalu,” kata Ibnu Rusydy.(*)

Berita Terkini