Fenomena Astronomi 2019: Dari Hujan Meteor, Supermoon, hingga Gerhana Matahari Cincin

Editor: Amirullah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Hujan meteor Lyrid 2013

- China jadi yang pertama jelajahi sisi jauh bulan

Dua hari kemudian, tepatnya kemarin (3/1/2018), China berhasil mandaratkan pesawat tanpa awaknya, Chang'e-4, di sisi jauh bulan.

Ini adalah sisi yang tidak terlihat dari Bumi dan belum pernah dijamah sebelumnya karena sulitnya akses komunikasi. Jadi misi ini adalah momen bersejarah.

- hujan meteor Quadrantid

Kemudian ada hujan meteor Quadrantid yang bisa dilihat di Indonesia.

Menurut astronom amatir Marufin Sudibyo, hujan meteor ini terjadi pada selang waktu yang singkat antara 27 Desember 2018 sampai 10 Januari 2019.

"Jadi secara kasar puncaknya akan terjadi nanti malam waktu Indonesia. Jumlah meteornya secara teoritis bisa mencapai 120 meteor perjam dengan kecepatan tiap meteor 42 km/detik (tergolong kecepatan medium)," katanya kepada Kompas.com, Jumat (4/1/2019).

Marufin berkata, hujan meteor bisa dilihat dari Indonesia karena langit relatif gelap tanpa cahaya Bulan yang kadang mengganggu.

Untuk diketahui, fase Bulan saat ini dua persen karena menjelang pembentukan Bulan baru.

"Hujan meteor ini bisa diamati sejak pukul 03.00 WIB hingga saat azan Shubuh berkumandang. Jadi ada waktu pengamatan sekitar sejam," sambungnya.

- Gerhana bulan total yang tak tampak dari Indonesia

Selain itu sebenarnya juga ada fenomena gerhana bulan total di langit Amerika pada 21 Januari mendatang.

Namun, fenomena kali ini tidak dapat dilihat dari Indonesia.

"Itu karena gerhana berlangsung pada 9.00 WIB sampai 15.00 WIB, yang artinya di Indonesia masih siang sehingga tidak mungkin menyaksikan (gerhana)," imbuh Marufin.

Baca: Turki Produksi Mesin Baru untuk Helikopter Gokbey, Langkah untuk Hilangkan Ketergantungan pada Asing

Baca: Minimalisir Debu Akibat Banjir Bandang, BPBD Aceh Tenggara Siram Jalan Raya

Februari

Halaman
1234

Berita Terkini