Ia pun bertandang ke Desa Toto Selatan tempat 2 jasad dimakamkan kembali.
“Saya yakin ini hanya salah paham saja,” kata Rusli Habibie usai bertemu keluarga Sarce Pomontolo.
Pemindahan kubur menjelang pemilihan legislatif dan presiden ini memang telah menjadi pergunjingan banyak orang, tidak hanya di Gorontalo, namun juga di luar daerah.
Rusli Habibie mengaku banyak koleganya di luar daerah yang menanyakan masalah ini.
Namun, ia mengaku belum mengetahui secara detil, untuk itu ia berkunjung langsung di makam ini untuk bertemu semua yang terlibat.
Di lokasi yang sama, Kepala Desa Toto Selatan Taufik Baladraf mengatakan, masalah pemindahan makam ini tidak terkait pemilihan legislatif.
Sebelumnya, ada keinginan dari keluarga Awano Hasan untuk membuat pagar halaman.
Rumah Awano Hasan dan Sarce Pomontolo bersebelahan di lingkungan 2 Desa Toto Selatan, karena memang mereka masih bersaudara.
“Awano Hasan hanya punya 1 anak, anaknya yang meminta rumahnya dibuat pagar karena halamannya menjadi jalan umum,” kata Taufik Baladraf.
Taufik Baladraf memaparkan, Awano Hasan tak berkutik menolak permintaan anak semata wayangnya, bahkan anaknya sempat mengatakan akan turun rumah (minggat) jika tidak dibuat pagar.
Maka dengan berat hati Awano Hasan membat pagar, namun ia tidak menutup seluruhnya.
Jika sebelumnya kendaraan roda 4 bisa lewat halamannya, maka pagar ini masih menyisakan akses untuk kendaraan roda 2.
Hal lain yang dikeluhkan Awano Hasan adalah sikap acuh kerabatnya ini saat menimbun halamannya, ia berharap orang yang memanfaatkan halamannya untuk lalu lalang dapat meratakan material timbunan.
Sayangnya, hanya ia yang melakukan perataan tanah timbun ini.
“Kemudian, muncul masalah lama saat berbarengan dengan masa pemilihan legislatif dan presiden ini, akhirnya terbawa ke mana-mana,” jelas Taufik Baladraf.