"Rata-rata kenaikan emas hanya kurang lebih 5-6 persen per tahun. Jadi setara dengan inflasi pemerintah. Kalau dulu masih dapat naiknya 10-12 persen. Emas itu boleh dipakai untuk jangka pendek," kata Aidil.
Aidil menilai generasi milenial lebih baik berinvestasi emas ketimbang deposito.
Menurut dia, deposito lebih mudah dicairkan uangnya, sehingga milenial justru terancam kehilangan tabungannya untuk memenuhi gaya hidupnya.
"Sehingga tensi orang pakai emas untuk belanja itu jadi lebih tertahan. Kalau orang punya tabungan apalagi milenial mereka lebih mudah mencairkannya," ucap dia.
Kendati begitu, Aidil menilai investasi yang paling cocok untuk generasi milenial saat ini adalah saham atau reksa dana. "Untuk milenial kalau dilihat dari profil resiko mereka lebih berani.
Jadi yang lebih cocok dengan investasi yang punya resiko tinggi seperti saham, reksa dana," ujar dia.(*)
Baca: KNPI Dukung Investor Asing Tanamkan Modalnya di Aceh Timur
Baca: Potensi Pertanian Dataran Tinggi Gayo Alas Dipresentasikan di Hadapan Investor India
Baca: Investasi Ilmu
Keuntungan dan Kekurangan Investasi Emas
Investasi logam mulia atau emas batangan masih banyak diminati masyarakat Indonesia.
Rata-rata masyarakat memutuskan investasi emas karena dianggap lebih mudah dilakukan ketimbang berinvestasi di instrumen investasi lainnya, semisal saham.
Kendati banyak manfaatnya, investasi emas juga memiliki beberapa kekurangan.
Berikut keuntungan dan kekurangan jika Anda berinvestasi emas:
Keuntungan
1. Simpel
Investasi emas dapat dilakukan bahkan dengan dana yang terbatas.
Selain itu, lembaga perbankan Indonesia dan pegadaian yang bertebaran di berbagai wilayah desa dan kota di tanah air menyediakan layanan investasi emas logam mulia bagi masyarakat luas secara mudah dengan persyaratan yang tak terlalu rumit.