Sementara seorang perempuan Perancis lainnya, mengatakan bersedia ditempatkan di negara mana pun selama dirinya dapat tetap bersama dan menjaga kedua anaknya, meski tidak di negara asalnya.
Baca: Terkena Air di Gudang Logistik KPU Cirebon, 2.298 Kotak Suara Rusak
"Mereka tidak akan membiarkan kami menjalankan agama kami (secara penuh) di Perancis. Kami tidak memiliki hak dan Anda tidak dapat mengenakan niqab," ujarnya.
Hari itu, ada sekitar 10 truk yang berisi warga sipil Suriah yang telah melarikan diri di sebuah dataran di luar Baghouz.
Pengemudi truk mengatakan, ada sekitar 18 warga asing yang berada di antara puluhan warga sipil yang melarikan diri dari wilayah kantong ISIS, termasuk warga Rusia, Turki, dan Ukraina.(*)
Baca: Kisah Gadis Jerman Bergabung Dengan ISIS di Suriah Saat Berusia 15 Tahun
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: Berhasil Kabur, Dua Perempuan Perancis Cerita Kondisi di Wilayah Kantong Terakhir ISIS