Berhadiah Rp 1 Miliar bagi yang Berhasil Menangkap Penghina Kopassus yang Gugur Melawan KKB

Editor: Amirullah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Viral Hadiah Rp 1 Miliar Menangkap Penghina Kopassus yang Gugur saat Perang Melawan KKB Papu

SERAMBINEWS.COM - Satu lagi unggahan yang menarik perhatian dan viral masyarakat belakangan ini.

Kali ini hubungannya dengan Kopassus atau perwira TNI dari Korps Pasukan Khusus.

Beberapa waktu terakhir hebohh soal kematian tiga perwira usai terlibat baku tempak dengan Kelompok Kriminal Bersenjata ( KKB) Papua.

Sehubungan dengan itu, seseoranng mengunggah sayembara dengan hadiah Rp 1 miliar untuk menangkap penghina Kopassus.

Cek selengkpanya di sini:

Pemilik akun Facebook Andhre Marozz yang juga sebagai pelaku penghina Kopassus tersebut.

Pemilik akun Facebook Andhre Marozz bikin menarik perhatian warganet dan mengecam atas hinaan hingga dia menggelar sayembara hadiah Rp 1 miliar menangkap penghina Kopassus tersebut.

WartaKotaLive melansir Surya.co.id, hadiah Rp 1 Miliar untuk menangkap pemilik akun penghina Kopassus gugur lawan KKB Papua.

Baca: Ratusan Guru di Bireuen Ikuti Seminar Internasional Pendidikan Khusus

Baca: Warga Temukan Koin Emas Peninggalan Kerajaan Majapahit di Malang, Ini Fakta-faktanya

Pengguna akun Facebook menantang akan memberikan hadiah sebesar Rp 1 miliar untuk menangkap dirinya yang telah menghina prajurit kopassus gugur di Facebook.

Sikap sombong itu dilontarkan oleh pemilik akun Facebook Andhre Marozz.

Akun tersebut telah memantik kemarahan netizen di tengah suasana duka yang dialami prajurit TNI dan Kopassus melawan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua.

Sontak, tulisan Andhre Marozz tersebut membuat netizen marah karena bernuansa menghina.

Berhadiah Rp 1 Miliar untuk menangkap pemilik akun penghina kopassus gugur Lawan KKB Papua (Kolase Facebook (Surya.co.id))

Baca: Pengadilan Negeri Idi Resmikan Zona Integritas Menuju Bebas Korupsi

Bagi netizen yang bersimpati atas perjuangan Prajurit Kopassus tersebut, mereka tentu marah atas apa yang dilakukan oleh Andhre.

Beberapa akun Facebook secara terang-terangan menyatakan akan mengejar pemilik akun Andhre Marozz untuk membuat perhitungan.

"Ke lobang SemutPun bakalan kami cari kau...!!

Asli Gemetar Semua badan saya melihat Status ba**ngan ini..!! Kami mati²an buat merebut semua nya Demi NKRI, dia malah ngomong kayak gituu...!! " tulis akun Robby Abrianto.

Rupanya gelombang amarah netizen tidak menghentikan pemilik akun Andhre Marozz. Dia malah menjadi-jadi.

Ia menantang orang-orang untuk menangkap dirinya dan menawarkan hadiah Rp1 miliar.

Namun, belakangan akun Andhre Marozz telah hilang dari Facebook.

Walau begitu, warganet bersikukuh mencari keberadaan Andhre Marozz tersebut.

ANGGOTA Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua (Istimewa)

Baca: Terlambat 2 Menit, Pria Yunani Selamat dari Kecelakaan Pesawat Ethiopian Airlines

Serda Siswanto Bayu Aji

Pekan lalu, ada tiga prajurit TNI gugur di medan perang melawan KKB papua.

Salah satunya adalah prajurit Kopassus asal Dusun Pateh, Desa Mojorebo, Kecamatan Wirosari, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, Serda Siswanto Bayu Aji (24).

Diketahui Serda Siswanto Bayu Aji gugur setelah terlibat baku tembak dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Nduga, Papua, Kamis (7/3/2019).

Rumah duka korban, yang berada di pinggir jalan raya telah dipenuhi karangan bunga, di antaranya karangan bunga dari Panglima TNI, Danjen Kopassus, Pangdam IV Diponegoro, Danrem, dan Dandim 0717 Purwodadi.

Kabar gugurnya Bayu, sapaannya itu, membuat keluarganya di kampung halaman berduka.

"Saya sebelumnya mendengar informasi itu, namun saya baru percaya setelah Pak Danramil Wirosari menyampaikan kabar duka tersebut ke rumah, menjelang isya. Saya ikhlas, karena putra saya gugur demi negara," tutur Ayahanda Bayu, Iskandar, saat ditemui di rumahnya, Jumat (8/3/2019).

Di mata keluarga, Bayu dikenal berkepribadian baik dan rajin beribadah.

"Selama tugas di Papua, Bayu sering menelepon memberi kabar. Saya tidak pernah menghubungi lebih dulu karena takut mengganggu tugasnya. Bayu berangkat tugas ke Papua sekitar dua bulan lalu. Bayu anak yang baik dan tidak neko-neko. Shalatnya rajin," ungkap dia.

Pamit ke Papua 10 Hari, Ini Curhatan Kekasih Serda Yusdin, Kopassus yang Tewas Tertembak oleh KKB (IG @makassar_iinfo)

Baca: Prabowo Akan Kejar Para Koruptor jika Jadi Presiden, Cucu Bung Hatta: Ga Sekalian Kejar Mertuamu?

Jenazah prajurit Kopassus itu diantar menumpang mobil ambulans TNI menuju kediaman orangtuanya dengan pengawalan ketat.

Sejumlah kerabat dan tetangga yang sudah lama menunggu pun tak kuasa meneteskan air mata saat menyambut jenazah Bayu yang tertutup peti berbalut bendera merah putih.

Nampak Ibunda Bayu, Safitri syok. Ia pingsan setelah menangis histeris melihat jenazah Bayu.

Kedatangan jenazah Bayu juga disambut oleh sejumlah personel TNI dari segala unsur baik dari Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan Udara. Pun demikian perwakilan pihak Polri juga berdatangan ke rumah duka.

Berencana Menikah

Bayu mulai diterima sebagai prajurit TNI pada 2016.

Sampai akhirnya masuk satuan Kopassus di Bogor dan bertugas di Papua pada Januari 2019.

Ternyata Serda Siswanto sudah berencana menikah sepulangnya dari tugas di Papua.

Menurut Suraidi, Bayu, anak semata wayangnya, akan menikah dengan kekasih sejak SMA-nya bernama Gilang, warga Kecamatan Wirosari, Grobogan.

Suraidi Iskandar menunjukkan foto putranya, Serda Siswanto Bayu Aji (24), berdampingan dengan kekasihnya, Gilang, saat ditemui di rumah duka di Desa Mojorebo, Kecamatan Wirosari, Kabupaten Grobogan, Jateng, Jumat (8/3/2019). ((KOMPAS.com/PUTHUT DWI PUTRANTO))

"Bayu lama berpacaran dengan Gilang tetangga desa. Sejak SMA hingga saat ini. Gilang seorang perawat. Dia rela menunggu Bayu meski ditinggal kerja jadi sopir di perusahaan batu bara di Kalimantan hingga menjadi anggota TNI," kata Suraidi Iskandar.

"Kami berencana menikahkan keduanya sepulang Bayu bertugas di Papua. Namun Sang Khalik terlanjur menjemputnya." sambungnya.

Iskandar mengatakan jika sebelum peristiwa nahas menimpa putranya, dia semacam mendapat firasat aneh saat sedang shalat tahajud, ibadah sunah shalat di waktu sepertiga malam terakhir.

Menurut Iskandar, firasat yang dialaminya menggetarkan jiwanya.

Jenazah anggota Kopassus, Serda Siswanto Bayu Aji (24) tiba di rumah duka di Desa Mojorebo, Kecamatan Wirosari, Kabupaten Grobogan, Jateng, Jumat (8/3/2019) malam. ((KOMPAS.com/PUTHUT DWI PUTRANTO))

"Saat saya tahajud, berkali-kali saya mendengar bisikan kalimat. Seperti ini kalimatnya: TNI kalau gugur saat bertugas Insya Allah dimakamkan di makam Pahlawan. Kalimat itu dulu sering diucapkan Bayu kepada saya saat mengobrol. Saya langsung takut menerima firasat itu. Sedangkan dia bertugas dan saya tak mau menganggunya," terang Iskandar.

Iskandar mengaku terakhir berkomunikasi dengan Bayu pada akhir Februari 2019.

Sejak saat itu Ayahanda dan Ibunda Bayu terus saja menanti kabar melalui sambungan telepon dari Bayu.

Ternyata penantian panjang itu pun berakhir pilu.

"Menunggu kabar enggak kunjung datang, malah kabar kematian Bayu yang kami terima. Kami berusaha ikhlas karena anak saya anak yang baik dan gugur menjalankan tugas untuk negara," pungkas pensiunan Kepala SDN 3 Mojorebo, Wirosari, Grobogan ini.

Jenazah prajurit Kopassus, Serda Siswanto Bayu Aji (24) dikebumikan di Taman Makam Pahlawan Kusuma Bhakti, Purwodadi, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, Sabtu (9/3/2019) pagi sekitar pukul 09.00 WIB.

Jenazah prajurit Kopassus Serda Siswanto Bayu Aji (24) dikebumikan di Taman Makam Pahlawan Kusuma Bhakti, Purwodadi, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, Sabtu (9/3/2019) sekitar pukul 09.00.

Upacara pemakaman secara militer berlangsung khidmat dan tertutup dengan diawali tembakan salvo dari beberapa prajurit Kopassus.

Jenazah warga Desa Mojorebo, Kecamatan Wirosari, Grobogan, itu dipanggul oleh enam prajurit Kopassus setelah dibawa menggunakan ambulans TNI.

Pihak keluarga pun turut mengiringi jenazah Bayu yang diangkut di dalam peti berbungkus bendera merah putih menuju liang lahat.

Berdasarkan pantauan Kompas.com, dari sejumlah karangan bunga ucapan belasungkawa yang terpajang di rumah duka, terlihat almarhum Bayu menerima kenaikan pangkat luar biasa anumerta (KPLBA).

Tersematkan tulisan Sertu Anumerta Siswanto Bayu Aji di beberapa karangan bunga dari instansi TNI.

"Informasi yang saya terima menerima kenaikan pangkat," tutur ayah Bayu, Suraidi Iskandar.

Dalam rilis Kodam XVII/Cendrawasih yang diterima Kompas.com, pasukan TNI Satgas Gakkum berkekuatan 25 orang tersebut baru tiba di Distrik Mugi dalam rangka mengamankan jalur pergeseran pasukan pengamanan pembangunan infrastruktur Trans Papua Wamena-Mumugu di Kabupaten Nduga.

Tiba-tiba, pasukan diserang secara mendadak oleh sekitar 50-70 orang KKB bersenjata campuran, baik senjata standar militer maupun senjata tradisional seperti panah dan tombak. Kejadian itu berlangsung sekitar pukul 08.00 WIT.

“Pasukan berusaha melakukan perlawanan sehingga berhasil menguasai keadaan dan berhasil memukul mundur kelompok KKSB sampai menghilang ke dalam hutan belantara,” kata Kapendam XVII/Cendrawasih, Kolonel Inf M Aidi.

Aidi mengatakan, serangan tersebut mengakibatkan tiga prajurit TNI gugur.

Namun, pihaknya memperkirakan sekitar 7-10 orang KKB juga tewas dalam kontak senjata tersebut.

Pihak TNI menyita lima pucuk senjata milik KKB.

“Ada juga satu orang mayat ditemukan, diduga merupakan salah satu anggota kelompok KKB. Dari peristiwa kontak senjata itu juga setidaknya 7-10 orang anggota KKB yang tewas.

Namun, mayatnya berhasil dibawa kabur oleh teman-temannya,” ujar Aidi.

Egianus Kogoya membantah

Sementara itu, pimpinan KKB Papua, Egianus Kogoya membantah pernyataan TNI soal 10 anggota KKB tewas dalam baku tembak dengan TNI pada Kamis (7/3/2019) kemarin.

Pernyataan Egianus Kogoya itu disampaikan di akun Facebook TPNPB pada Jumat (9/3/2019).

Melansir Tibun Video, Egianus Kogoya dan Komadan operasi Pemne Kogoya menuliskan bahwa siap bertanggung jawab terkait tewasnya 3 anggota TNI dalam penyerangan tersebut.

"Kami pimpinan militer TPNPB Kodap III Ndugama siap bertanggung jawab atas peristiwa 3 anggota TNI yang tewas dan 4 Pujuk senjata yang kami miliki," tulis TPNPB.

ANGGOTA Kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua. (Istimewa)

Mereka membantah pernyataan TNI soal 10 anggota TPNPB tewas dan merebut 7 senjata dari anggota KKB.

"Kami membantah keras pemerintah RI menganyatakan 10 anggota TPNPB tewas dn TNI merebut 7 senjata dari tangan TPNPB/OPM itu pebohongan Publik yang lewat batas," lanjutnya.

Pimpinan KKB tersebut juga akan mengirim video dan foto fisik agar dunia melihat buktinya.

"Kami akan krim Video dan Foto fisik dalam bulan ini untuk Dunia akan melihat buktinya," tulis TPNPB.

Mereka menambahkan bawa perang di Ndugama, TNI telah membakar 27 rumah Distrik Yal dan Distrik Derakma.

"Serulu Dunia pedukung papua merdeka ketahui bahwa perang di Ndugama TNI membakar 27 rumah honai Warga distrik Yal dan Distrik Derakma dari tanggal 1 maret sampai 7 maret 2019," lanjutnya.

Egianus Kogoya juga mengaku telah berhasil merebut beberapa pucuk senjata miliki TNI.

Sekali lagi, mereka menegaskan senjata yang telah direbut tidak akan dikembalikan.

"Senjata yang kami rebut dari tangan TNI pada tanggal 7, tidak akan kembalikan. Senjata sudah jadi milik kami KODAP III Ndugama," tulisnya.

Artikel ini telah tayang di tribun-timur.com dengan judul Viral Hadiah Rp 1 Miliar Menangkap Penghina Kopassus yang Gugur saat Perang Melawan KKB Papua

Berita Terkini