Bagai Orang Kaya yang Ngaku Miskin, China Tak Mau Lepas Status Negara Berkembang Demi Tunjangan Ini

Editor: Amirullah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Shanghai Tower(CTBUH)

SERAMBINEWS.COM - Masih ingat saat Indonesia memberlakukan program Bantuan Langsung Tunai (BLT) di mana banyak orang yang seolah-olah ingin menyandang status sebagai rakyat miskin agar berhak mendapat BLT?

Nah, kira-kira seperti itulah yang saat ini dilakukan China, setidaknya di mata Presiden AS Donald Trump.

Ya, saat ini meski ekonominya tumbuh cepat hingga menempatkan mereka berada sejajar, bahkan terkadang di atas, AS, China masih enggan melepas statusnya sebagai negara berkembang di WTO.

Hal ini dillakukan China agar tetap mendapat perlakuan khusus yang selama ini dinikmati dalam statusnya sebagai negara berkembang.

China memang masih dikategorikan sebagai negara berkembang di lembaga yang berbasis di Jenewa tersebut, yang memberi negara itu perlakuan khusus dan berbeda.

Dilansir dari South China Morning Post, hal ini memungkinkan China untuk memberikan subsidi pada industri pertanian dan menetapkan hambatan impor yang lebih tinggi dibanding negara maju.

Baca: Aceh Besar Rekrut Calon Pengawas Sekolah TK, SD, dan SMP, Ini Syarat dan Formulir Pendaftaran

Baca: Donald Trump Umumkan Garda Revolusi Iran sebagai Organisasi Teroris, Begini Respon Arab Saudi

Baca: Sayangkan Kerusuhan Demo PT EMM, Darwati: Mahasiswa Harusnya Diterima Perwakilan yang Pantas

China Bangun Gedung 15 Lantai Kurang dari Seminggu, Kok Bisa? Tribunnews.com

Di sisi lain, Amerika Serikat telah lama mengeluh bahwa terlalu banyak anggota WTO yang mendefinisikan diri mereka sebagai negara-negara berkembang untuk mengambil keuntungan dari persyaratan status yang memungkinkan mereka untuk mendapatkan perlakuan khusus.

Presiden AS Donald Trump sendiri kerap mencerca organisasi tersebut. Namun, negara-negara seperti China dan India bersikeras bahwa perlakuan istimewa adalah landasan penting dari sistem perdagangan global.

Meskipun menjadi ekonomi terbesar kedua di dunia dan pengekspor terbesarnya, Beijing terus menyebut dirinya sebagai negara berkembang terbesar di dunia.

Juru bicara Kementerian Perdagangan China Gao Feng mengatakan bahwa negaranya akan mempertahankan posisinya, bahkan ketika Brasil telah setuju untuk melepaskan status negara berkembang sebagai imbalan atas dukungan AS untuk bergabung dengan OECD.

“Posisi China dalam reformasi WTO sangat jelas. Tiongkok adalah negara berkembang terbesar di dunia,” kata Gao.

“Kami tidak menghindar dari tanggung jawab internasional kami dan bersedia memikul kewajiban dalam WTO yang sesuai dengan tingkat dan kemampuan pengembangan ekonomi kami sendiri," lanjutnya.

Baca: Terungkap Sosok Menteri Pesan Vanessa Angel Mimik-mimik Cantik, Jaksa Tak akan Panggil ke Sidang

Baca: Ustadz Adi Hidayat Bongkar Capres Pilihan UAS dan UAH, Begini Reaksi Spontan Ustadz Abdul Somad

Ilustrasi perang dagang Thinkstock.com/andriano_cz

AS mengklaim bahwa peraturan WTO saat ini terlalu jauh dan memungkinkan China untuk mensubsidi industrinya, mendukung perusahaan milik negara dan mendiskriminasi investor asing.

Persyaratan tersebut diklaim Washington telah berkontribusi dalam menumbuhkan masalah seperti pemindahan paksa teknologi dan pencurian kekayaan intelektual.

Artikel ini  telah tayang di intisari-online.com dengan judul Bak Orang Kaya yang Ngaku Miskin, China Tak Sudi Lepaskan Status Negara Berkembang Demi Dapat 'Tunjangan' Ini

Berita Terkini