"Ketika saya berjalan, saya tidak terganggu oleh apa pun."
"Saya mendengarkan nyanyian burung-burung, saya merasa damai," katanya.
Kehidupannya memancarkan ketenangan luar biasa sehingga dirinya tidak ingat kapan terakhir kali dia marah.
"Saya bahkan tidak bisa memikirkan apa yang akan membuat saya stres," katanya.
Baca: Viral Napi Narkoba di Nusakambangan Diseret-seret, Warganet Bela Kalapas
Dia membuat roti buatan sendiri untuk makan siang dengan selai, makan kentang dan sayuran.
"Saya biasa makan kentang dan sayuran setiap hari."
"Seringkali hanya itu, meskipun sekali atau dua kali dalam seminggu saya makan ikan makarel dan ikan trout."
Dia berjalan sekitar satu jam ke pub untuk menikmati malam dengan alunan musik tradisional setiap minggu, atau menikmati satu gelas bir dengan teman-teman.
Semua orang di komunitas lokal datang untuk memberinya kulit rusa (dia ingin mencoba membuat sepatu kulit rusa sendiri).
Baca: Hasil Real Count KPU Hari Ini Pukul 15.00 WIB, Data Masuk 63.69%, Ini Selisih Jokowi vs Prabowo
Dia berkata, "Saya tidak akan pernah bisa tinggal di kota lagi - suasana, kualitas udara, air yang tidak jernih," katanya.
"Ketenangan di sini melindungi saya."
"Saya berada dalam keadaan yang sangat damai - itu melindungi saya seperti jubah ketika saya pergi ke seluruh dunia." (Adrie P. Saputra/Suar.ID)
Artikel ini tayang pada Intisari Online dengan judul : Kisah Mark Boyle, Pria yang Hidup Tanpa Listrik, Tinggalkan Dunia Modern, Tapi Bisa Hidup dengan Damai